Membenahi Perusahaan dengan Jurus Tri Brata
A
A
A
MEMBENAHI perusahaan yang merugi bertahun-tahun untuk bisa mendulang untung bukanlah hal yang mudah. Diperlukan semangat kerja yang tinggi dan seorang pemimpin yang memiliki visi memberikan solusi bagi para bawahannya.
Prinsip itulah yang diterapkan Suwaluyo ketika dipercaya menjadi Direktur Utama PT BNI Multifinance (BNIMF). Selain itu, dalam membenahi sumber daya manusia (SDM) dia juga punya jurus jitu yaitu perilaku Tri Brata. Alhasil di bawah kepemimpinannya, BNIMF yang sudah tujuh tahun mengalami kerugian bisa menghasilkan laba.
Bagaimana strategi lulusan Master in Business Management, Asian Institute of Management (AIM), Manila, Filipina ini membenahi BNIMF? Berikut petikan wawancaranya:
Sudah berapa lama Anda berkarier di bidang ini?
Saya orang baru di industri pembiayaan. Saya baru masuk akhir September 2015. Jabatan terakhir sebelum pensiun dari BNI adalah CEO Region BNI Kantor Wilayah Denpasar, dengan wilayah kerja meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Seharusnya saya pensiun Oktober 2013, tetapi diperpanjang setahun dan tetap sebagai CEO Region BNI Wilayah Denpasar. Kemudian pada tahun berikutnya ditambah lagi setahun sebagai adviser di Divisi Jaringan dan Layanan BNI Pusat baru saya diminta manajemen BNI untuk membenahi PT BNI Multifinance.
Bagaimana kondisi perusahaan pada awal Anda datang?
Waktu saya masuk ke BNIMF kondisinya merugi tujuh tahun berturut turut, bahkan pada 2015 merugi Rp12,5 miliar. Sebelumnya memang banyak masalah dan etos kerja yang rendah. Dalam sebulan, BNIMF hanya mampu mengucurkan pembiayaan sebesar Rp5 miliar. Ada masalah dalam produktivitas karyawan karena semangat kerja pegawainya sangat rendah. Hasil audit menunjukkan tingkat kedisiplinan pegawai sangat memprihatinkan. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat absensi pegawai bahwa 60% karyawan datang terlambat ke kantor.
Apa penyebab dahulu BNIMF terus merugi?
Sebagaimana yang saya sampaikan bahwa produktivitas pegawai sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh jumlah tenaga marketing yang sangat terbatas, di mana dari 50 orang karyawan yang ada di kantor pusat hanya ada enam orang marketing. Selebihnya menjadi pegawai back office sehingga tidak ada yang cari bisnis.
Bagaimana Anda membenahinya?
Karena masalahnya di produktivitas, maka saya fokus pada bagaimana membangunkan semangat kerja karyawan yang sudah terlalu lama tertidur. Saya juga membenahi kedisiplinan pegawai melalui absensi kehadiran pegawai di kantor. Apabila dalam sebulan seorang pegawai tiga kali terlambat, kepada karyawan tersebut akan langsung diberikan surat peringatan. Selanjutnya dalam memilih karyawan untuk menduduki posisi manajerial, saya mengutamakan karyawan yang masih memiliki semangat kerja yang tinggi. Istilah saya dipilih karyawan yang masih ada apinya.
Apa kuncinya untuk meningkatkan kinerja perusahaan?
Kuncinya saya hanya rajin menanyakan progres dari rencana atau target yang sudah ditetapkan. Intinya pantau dan tanyakan terus kepada pegawai secara konsisten. Itulah yang saya lakukan di BNI Multifinance. Jadi, saya mengubah kebiasaan lama, yaitu karyawan yang terbiasa santai menjadi sibuk dengan pekerjaan. Dulu tidak ada yang bertanya soal progres pekerjaan.
Dari kebiasaan santai sekarang berubah mesti cari duit atau jualan. Saya bilang ini perusahaan swasta, yang menggaji kita itu ya diri kita sendiri, bukan dari APBN atau APBD karena itu kita harus cari duit sendiri. Ini sawah ladang mereka sendiri, kalau mau panen ya harus rajin bekerja dan bekerja lebih giat.
Bagaimana respons karyawan terhadap perubahan yang cepat seperti itu?
Beragam. Ada yang bisa mengikuti dan ada yang tidak. Saya contohkan, ketika saya memindahkan beberapa pegawai dari pegawai back office menjadi staf marketing hingga sekarang menjadi 20 orang, ada beberapa pegawai lama yang memilih untuk mengundurkan diri karena tidak bisa mengikuti ritme kerja yang saya tetapkan. Bahkan, secara keseluruhan untuk level manajer totalnya ada delapan orang yang mengundurkan diri. Di samping itu reward dan punishment kita tegakkan secara konsekuen, yakni salah satu pegawai dipecat karena masalah integritas.
Bagaimana hasil perubahan taktis yang Anda lakukan?
Semua bisa dilihat dari angka kinerja per usahaan. Saya lakukan pembenahan hingga BNI Multifinance mampu membukukan keuntungan sebesar Rp7 miliar lebih pada 2016. Sekarang produktivitas pegawai sudah cukup tinggi. Dengan begitu, sampai dengan bulan Oktober 2017 kemarin BNIMF sudah untung sebesar Rp23 miliar lebih. Sampai akhir tahun ini diperkirakan keuntungan yang telah ditargetkan sebesar Rp26 miliar dapat tercapai. Untuk tahun depan kami menargetkan laba setelah pajak sebesar Rp33 miliar atau tumbuh sekitar 25%.
Bagaimana dengan aset?
Pada saat baru masuk total aset BNIMF sebesar Rp150 miliar dan pada akhir 2016 menjadi Rp517 miliar. Untuk posisi Oktober 2017 total aset BNIMF hampir mencapai Rp800 miliar, dan untuk tahun ini diperkirakan total aset bisa tembus di angka Rp1 triliun. Sementara untuk 2018 kami menargetkan total aset tetap tumbuh dan ditargetkan sebesar Rp1,3 triliun.
Bagaimana strategi bisnis BNIMF?
Strategi kami masih seperti yang sekarang di mana target market kami tetap kepada debitur loyal BNI, nasabah Emerald BNI, BNI Group maupun BUMN/BUMD. Istilah kami target market BNIMF adalah selective low risk customer. Keuntungannya adalah kami sudah tahu rekam jejak mereka sehingga pembiayaan bermasalah atau NPF kami secara gross per Oktober 2017 dapat dipertahankan di level 0,27%.
Bisnis yang kami lakukan adalah semua yang diizinkan oleh otoritas OJK, yaitu pembiayaan investasi, modal kerja dan multiguna, serta operating list dengan komposisi 75% pembiayaan investasi dan modal kerja, dan 25% pembiayaan multiguna dan operating list. Untuk pembiayaan investasi kami banyak membiayai mesin-mesin, alat berat, dan trucking sebagai penunjang pembangunan infrastruktur.
Dengan banyaknya pembangunan infrastruktur seperti sekarang ini, pembiayaan investasi memiliki potensi yang sangat besar. Untuk pembiayaan modal kerja kami banyak membiayai sektor manufaktur. Kami juga memiliki pembiayaan anjak piutang atau factoring.
Apa konsep leadership yang Anda terapkan?
Sebagai seorang pemimpin, saya harus bisa memberikan contoh dan memberikan solusi bagi bawahan. Cara yang paling mudah untuk mengajarkan dan meminta orang lain melakukan sesuatu dengan memberikan contoh dan kemampuan memberikan solusi kepada bawahan akan menimbulkan kepercayaan. Dalam melakukan pembenahan BNIMF saya menerapkan perilaku Tri Brata kepada seluruh pegawai, yaitu disiplin, produktif, dan efisien. Perilaku produktif dan efisien hanya bisa dilakukan kalau kita disiplin. Apa pun yang dilakukan oleh pegawai, muaranya harus ketiga hal tersebut.
Kenapa Anda mau menerima tanggung jawab besar setelah pensiun?
Ini adalah bentuk kepercayaan dan amanah dari manajemen BNI sebagai pemegang saham BNIMF kepada saya. Karena hal ini merupakan bentuk kepercayaan dan amanah, maka saya menerimanya dan harus dapat menjalankan kepercayaan dan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Sebab, tidak banyak orang yang sudah pensiun diberikan kepercayaan dan tanggung jawab sebesar ini. Di samping itu, BNI Multifinance merupakan perusahaan yang dimiliki oleh BNI atau anak perusahaan BNI. Selama ini saya dapat menghidupi keluarga dengan layak karena BNI.
Prinsip itulah yang diterapkan Suwaluyo ketika dipercaya menjadi Direktur Utama PT BNI Multifinance (BNIMF). Selain itu, dalam membenahi sumber daya manusia (SDM) dia juga punya jurus jitu yaitu perilaku Tri Brata. Alhasil di bawah kepemimpinannya, BNIMF yang sudah tujuh tahun mengalami kerugian bisa menghasilkan laba.
Bagaimana strategi lulusan Master in Business Management, Asian Institute of Management (AIM), Manila, Filipina ini membenahi BNIMF? Berikut petikan wawancaranya:
Sudah berapa lama Anda berkarier di bidang ini?
Saya orang baru di industri pembiayaan. Saya baru masuk akhir September 2015. Jabatan terakhir sebelum pensiun dari BNI adalah CEO Region BNI Kantor Wilayah Denpasar, dengan wilayah kerja meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Seharusnya saya pensiun Oktober 2013, tetapi diperpanjang setahun dan tetap sebagai CEO Region BNI Wilayah Denpasar. Kemudian pada tahun berikutnya ditambah lagi setahun sebagai adviser di Divisi Jaringan dan Layanan BNI Pusat baru saya diminta manajemen BNI untuk membenahi PT BNI Multifinance.
Bagaimana kondisi perusahaan pada awal Anda datang?
Waktu saya masuk ke BNIMF kondisinya merugi tujuh tahun berturut turut, bahkan pada 2015 merugi Rp12,5 miliar. Sebelumnya memang banyak masalah dan etos kerja yang rendah. Dalam sebulan, BNIMF hanya mampu mengucurkan pembiayaan sebesar Rp5 miliar. Ada masalah dalam produktivitas karyawan karena semangat kerja pegawainya sangat rendah. Hasil audit menunjukkan tingkat kedisiplinan pegawai sangat memprihatinkan. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat absensi pegawai bahwa 60% karyawan datang terlambat ke kantor.
Apa penyebab dahulu BNIMF terus merugi?
Sebagaimana yang saya sampaikan bahwa produktivitas pegawai sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh jumlah tenaga marketing yang sangat terbatas, di mana dari 50 orang karyawan yang ada di kantor pusat hanya ada enam orang marketing. Selebihnya menjadi pegawai back office sehingga tidak ada yang cari bisnis.
Bagaimana Anda membenahinya?
Karena masalahnya di produktivitas, maka saya fokus pada bagaimana membangunkan semangat kerja karyawan yang sudah terlalu lama tertidur. Saya juga membenahi kedisiplinan pegawai melalui absensi kehadiran pegawai di kantor. Apabila dalam sebulan seorang pegawai tiga kali terlambat, kepada karyawan tersebut akan langsung diberikan surat peringatan. Selanjutnya dalam memilih karyawan untuk menduduki posisi manajerial, saya mengutamakan karyawan yang masih memiliki semangat kerja yang tinggi. Istilah saya dipilih karyawan yang masih ada apinya.
Apa kuncinya untuk meningkatkan kinerja perusahaan?
Kuncinya saya hanya rajin menanyakan progres dari rencana atau target yang sudah ditetapkan. Intinya pantau dan tanyakan terus kepada pegawai secara konsisten. Itulah yang saya lakukan di BNI Multifinance. Jadi, saya mengubah kebiasaan lama, yaitu karyawan yang terbiasa santai menjadi sibuk dengan pekerjaan. Dulu tidak ada yang bertanya soal progres pekerjaan.
Dari kebiasaan santai sekarang berubah mesti cari duit atau jualan. Saya bilang ini perusahaan swasta, yang menggaji kita itu ya diri kita sendiri, bukan dari APBN atau APBD karena itu kita harus cari duit sendiri. Ini sawah ladang mereka sendiri, kalau mau panen ya harus rajin bekerja dan bekerja lebih giat.
Bagaimana respons karyawan terhadap perubahan yang cepat seperti itu?
Beragam. Ada yang bisa mengikuti dan ada yang tidak. Saya contohkan, ketika saya memindahkan beberapa pegawai dari pegawai back office menjadi staf marketing hingga sekarang menjadi 20 orang, ada beberapa pegawai lama yang memilih untuk mengundurkan diri karena tidak bisa mengikuti ritme kerja yang saya tetapkan. Bahkan, secara keseluruhan untuk level manajer totalnya ada delapan orang yang mengundurkan diri. Di samping itu reward dan punishment kita tegakkan secara konsekuen, yakni salah satu pegawai dipecat karena masalah integritas.
Bagaimana hasil perubahan taktis yang Anda lakukan?
Semua bisa dilihat dari angka kinerja per usahaan. Saya lakukan pembenahan hingga BNI Multifinance mampu membukukan keuntungan sebesar Rp7 miliar lebih pada 2016. Sekarang produktivitas pegawai sudah cukup tinggi. Dengan begitu, sampai dengan bulan Oktober 2017 kemarin BNIMF sudah untung sebesar Rp23 miliar lebih. Sampai akhir tahun ini diperkirakan keuntungan yang telah ditargetkan sebesar Rp26 miliar dapat tercapai. Untuk tahun depan kami menargetkan laba setelah pajak sebesar Rp33 miliar atau tumbuh sekitar 25%.
Bagaimana dengan aset?
Pada saat baru masuk total aset BNIMF sebesar Rp150 miliar dan pada akhir 2016 menjadi Rp517 miliar. Untuk posisi Oktober 2017 total aset BNIMF hampir mencapai Rp800 miliar, dan untuk tahun ini diperkirakan total aset bisa tembus di angka Rp1 triliun. Sementara untuk 2018 kami menargetkan total aset tetap tumbuh dan ditargetkan sebesar Rp1,3 triliun.
Bagaimana strategi bisnis BNIMF?
Strategi kami masih seperti yang sekarang di mana target market kami tetap kepada debitur loyal BNI, nasabah Emerald BNI, BNI Group maupun BUMN/BUMD. Istilah kami target market BNIMF adalah selective low risk customer. Keuntungannya adalah kami sudah tahu rekam jejak mereka sehingga pembiayaan bermasalah atau NPF kami secara gross per Oktober 2017 dapat dipertahankan di level 0,27%.
Bisnis yang kami lakukan adalah semua yang diizinkan oleh otoritas OJK, yaitu pembiayaan investasi, modal kerja dan multiguna, serta operating list dengan komposisi 75% pembiayaan investasi dan modal kerja, dan 25% pembiayaan multiguna dan operating list. Untuk pembiayaan investasi kami banyak membiayai mesin-mesin, alat berat, dan trucking sebagai penunjang pembangunan infrastruktur.
Dengan banyaknya pembangunan infrastruktur seperti sekarang ini, pembiayaan investasi memiliki potensi yang sangat besar. Untuk pembiayaan modal kerja kami banyak membiayai sektor manufaktur. Kami juga memiliki pembiayaan anjak piutang atau factoring.
Apa konsep leadership yang Anda terapkan?
Sebagai seorang pemimpin, saya harus bisa memberikan contoh dan memberikan solusi bagi bawahan. Cara yang paling mudah untuk mengajarkan dan meminta orang lain melakukan sesuatu dengan memberikan contoh dan kemampuan memberikan solusi kepada bawahan akan menimbulkan kepercayaan. Dalam melakukan pembenahan BNIMF saya menerapkan perilaku Tri Brata kepada seluruh pegawai, yaitu disiplin, produktif, dan efisien. Perilaku produktif dan efisien hanya bisa dilakukan kalau kita disiplin. Apa pun yang dilakukan oleh pegawai, muaranya harus ketiga hal tersebut.
Kenapa Anda mau menerima tanggung jawab besar setelah pensiun?
Ini adalah bentuk kepercayaan dan amanah dari manajemen BNI sebagai pemegang saham BNIMF kepada saya. Karena hal ini merupakan bentuk kepercayaan dan amanah, maka saya menerimanya dan harus dapat menjalankan kepercayaan dan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Sebab, tidak banyak orang yang sudah pensiun diberikan kepercayaan dan tanggung jawab sebesar ini. Di samping itu, BNI Multifinance merupakan perusahaan yang dimiliki oleh BNI atau anak perusahaan BNI. Selama ini saya dapat menghidupi keluarga dengan layak karena BNI.
(amm)