Holding Tambang Harus Dapat Tingkatkan Optimisme Investor
A
A
A
JAKARTA - Langkah pemerintah membentuk holding BUMN sektor tambang dengan PT Inalum sebagai induk harus dapat menambah optimisme investor. Empat perusahaan tembang pelat merah yang masuk holding yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS) dan PT Indonesia Asahan Aluminium(Persero).
"Sebenarnya holding itu bagus. Kalau kita lihat dari sektor yang bersamaan kemudian yang terintegrasi, saya rasa itu langkah baik. Cuma memang proses valuasinya harus menimbulkan kepercayaan supaya harga sahamnya tidak jatuh," ujar Aviliani di Jakarta, Kamis (30/11/2017).
Hal tersebut dinilai penting lantaran anak perusahaan holding BUMN tersebut memang sudah perusahaan terbuka. Selain itu, pada holding itu dalam proses operasionalnya mungkin juga perlu lebih meyakinkan.
"Kalau sekarang orang lebih menyorot holdingnya tapi belum kelihatan holding ini ke depan mau melakukan apa. Kemudian bagaimana orang yang sudah membeli sahamnya itu juga mendapat keuntungan. Mereka juga tidak mau dirugikan dengan holding terkait salah satu perusahaan yang sudah berstatus Tbk," terangnya.
Sementara, rencana holding BUMN Tambang untuk mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia, akan dapat terwujud dengan kemampuan untuk mengelola. "Sekarang orang masih melihat bagaimana kemampuannya untuk mengelola. Jangan sampai itu (Freeport) diambil alih tapi di belakangnya tetap asing juga. Kan itu juga menjadi masalah," tutur dia.
Menurutnya, holding memang menyatukan beberapa perusahaan. Tapi belum tentu kemampuan uangnya bisa untuk mengelola Freeport. Meski, problemnya bukan pada siapa yang mengelola. Tapi bagaimana Indonesia bisa mengoptimalkan keuntungannya.
"Sebenarnya holding itu bagus. Kalau kita lihat dari sektor yang bersamaan kemudian yang terintegrasi, saya rasa itu langkah baik. Cuma memang proses valuasinya harus menimbulkan kepercayaan supaya harga sahamnya tidak jatuh," ujar Aviliani di Jakarta, Kamis (30/11/2017).
Hal tersebut dinilai penting lantaran anak perusahaan holding BUMN tersebut memang sudah perusahaan terbuka. Selain itu, pada holding itu dalam proses operasionalnya mungkin juga perlu lebih meyakinkan.
"Kalau sekarang orang lebih menyorot holdingnya tapi belum kelihatan holding ini ke depan mau melakukan apa. Kemudian bagaimana orang yang sudah membeli sahamnya itu juga mendapat keuntungan. Mereka juga tidak mau dirugikan dengan holding terkait salah satu perusahaan yang sudah berstatus Tbk," terangnya.
Sementara, rencana holding BUMN Tambang untuk mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia, akan dapat terwujud dengan kemampuan untuk mengelola. "Sekarang orang masih melihat bagaimana kemampuannya untuk mengelola. Jangan sampai itu (Freeport) diambil alih tapi di belakangnya tetap asing juga. Kan itu juga menjadi masalah," tutur dia.
Menurutnya, holding memang menyatukan beberapa perusahaan. Tapi belum tentu kemampuan uangnya bisa untuk mengelola Freeport. Meski, problemnya bukan pada siapa yang mengelola. Tapi bagaimana Indonesia bisa mengoptimalkan keuntungannya.
(izz)