Pemerintah Masih Matangkan Perjanjian Akuisisi Freeport

Kamis, 30 November 2017 - 15:42 WIB
Pemerintah Masih Matangkan...
Pemerintah Masih Matangkan Perjanjian Akuisisi Freeport
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan bahwa hingga saat ini pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM masih mematangkan perjanjian akuisisi (legal drafting) terkait proses divestasi PT Freeport Indonesia. Nantinya, holding BUMN tambang dalam hal ini PT Inalum (Persero) yang akan menyerap saham yang didivestasikan Freeport.

Dia mengatakan, sejak awal Kementerian BUMN mengusulkan agar Inalum dapat mengakuisisi 51% saham raksasa tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut. Dan hingga saat ini, proses legal drafting masih terus dilakukan mengingat pembahasan harus dilakukan secara detail.

"Usulan dari Kementerian BUMN itu Inalum akan menjadi BUMN yang akan ditugaskan mengakuisisi 51% saham Freeport. Kalau anda tanya prosesnya sudah sampai mana? sekarang sudah sampai legal drafting. Belum ada hasil fixnya, karena legal drafting sangat detail, mudah-mudahan selesai," katanya di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis (30/11/2017).

Dia berharap, pada tahun depan semua proses akan rampung, sehingga Indonesia telah memiliki 51% saham Freeport. "Harapannya di 2018 pemerintah indonesia sudah akan memiliki 51% baik melalui BUMN, BUMD, Pemprov Papua, Pemkab terkait dan juga yang mewakili suku-suku yang daerahnya itu ada operasi Freeport," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, saat ini pihaknya telah melakukan perjanjian rahasia (non disclosure agreement) dengan raksasa tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut. Diharapkan, Freeport bisa segera menjadi bagian dari holding BUMN pertambangan.

"Perusahaan yang ada di Papua kita sudah melakukan nondisclosure agreement. Intinya progressnya bagus. Mohon doa restu, mudah-mudahan saudaranya bisa tambah jadi empat, jadi lima," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Dengan terbentuknya holding ini, aset perseroan yang sebelumnya sekitar Rp21 triliun melesat menjadi Rp88 triliun. Karena itu, serangkaian aksi pun telah disiapkan selain menyerap saham divestasi Freeport.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0237 seconds (0.1#10.140)