Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sulut Meningkat 21,90%

Rabu, 06 Desember 2017 - 15:55 WIB
Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sulut Meningkat 21,90%
Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sulut Meningkat 21,90%
A A A
MANADO - Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Sulawesi Utara (Sulut) melalui pintu masuk Bandara Sam Ratulangi Oktober 2017 sebanyak 7.687 orang atau meningkat sebesar 21,90% dibandingkan September 2017 (m-to-m). Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik Sulut Marthedy M. Tenggehi mengatakan, jika dibandingkan dengan kunjungan wisman tahun2016 pada periode yang sama mengalami kenaikan dua kali lipat.

“Wisatawan mancanegara masih didominasi oleh warga Tiongkok sebanyak 5.947 orang atau 77,36%, diikuti oleh Jerman 281 orang atau 3,66%, Singapura 202 orang atau 2,63%,” ujarnya Marthedy, Rabu (6/12/2017).

Sementara General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado, Minggus E.T Gandeguai juga mengakui kunjungan wisatawan mancanegara dari China ke Sulut melalui charter flight masih mendongkrak angka penumpang internasional di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado. Hingga 7 November 2017, penumpang dari China yang masuk ke Sulut mencapai 68.116 dengan pergerakan pesawat sebanyak 499 pesawat.

“Hingga awal November saja, jumlah wisman dari penerbangan charter mencapai hampir 68.000. Mereka mayoritas datang dari Guangzhou sekitar 22 ribu penumpang," paparnya.

Maskapai Lion Air dengan status charter berjadwal yang mengangkut para wisman Tiongkok hingga saat ini melayani empat rute di antaranya Guangzhou, Changsha, Shenzhen, dan Shanghai. Sedangkan untuk domestik, Bandara Sam Ratulangi menghubungkan rute penerbangan langsung ke beberapa rute diantaranya Jakarta, Makassar, Surabaya, Sorong, Denpasar, Luwuk, Balikpapan, Naha, Melonguane, Gorontalo, Galela, Ambon, Kao, Ternate.

Koordinator Satgas Pariwisata Sulut, Dino Gobel mengaku optimistis hingga akhir tahun jumlah kedatangan turis di Sulut bisa menembus 100.000 orang. “Sampai akhir November saja sudah menembus 85.000 wisatawan yang datang ke Sulut,” terang dia.

Sambung Dino, sangat penting untuk terus meningkatkan koordinasi dan sinergitas antara pemerintah dan pihak swasta demi memajukan pariwisata Sulut sehingga dapat menguntungkan semua pihak.

“Tentu koordinasi antara pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan, apalagi untuk bisa mencapai target jumlah wisatawan yang 100.000 itu tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Terutama bisa dilihat dari kemampuan rekan-rekan kita di ASITA dan juga anggota Satgas Pariwisata yang tidak diragukan lagi,” pungkasnya.

Meningkatnya wisatawan ke Sulut juga berpengaruh terhadap Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sulut. Untuk Oktober 2017 saja BPS mencatat telah mencapai 68,83%, naik 2,67 poin dibanding TPK Agustus 2017 yang mencapai 66,16%.

“Secara total, rata-rata lama menginap tamu (RLMT) di hotel berbintang di Sulawesi Utara Oktober 20177 tidak berbeda dengan bulan sebelumnya, yaitu 2,29 hari. Rata-rata tamu asing menginap di hotel berbintang Oktober 2017 yaitu 4,49 hari, masih lebih tinggi dibandingkan tamu domestik yang hanya sekitar 1,83 hari,” kata Marthedy M. Tenggehi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3081 seconds (0.1#10.140)