Safety and Security Indonesia Makin Solid, Wisatawan Tetap Tenang

Minggu, 10 Desember 2017 - 14:18 WIB
Safety and Security Indonesia Makin Solid, Wisatawan Tetap Tenang
Safety and Security Indonesia Makin Solid, Wisatawan Tetap Tenang
A A A
BALI - Safety and Security Indonesia terbukti makin solid, dimana terliha saat penanganan bencana erupsi Gunung Agung, Bali. Aktivitas vulkanik Gunung Agung sebenarnya masih terasa sehingga PVMBG masih menetapkan status Awas (level 4). Tetapi, wisatawan nusantara dan mancanegara tetap saja datang.

"Upaya contigency plan, sudah kami siapkan dengan baik oleh berbagai pihak. Jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan jika terjadi letusan di Gunung Agung, kami persiapkan," ujar Gubenur Bali Made Mangku Pastika dalam keterangan tertulis, Minggu (10/12/2017).

Lebih lanjut Ia juga menyampaikan jika saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah telah bersinergi dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional dalam upaya menghadapi berbagai kemungkinan terburuk dari dampak bencana Gunung Agung jika jadi meletus.

Pastika menerangkan jika Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Bali sudah dikerahkan dibagi dalam zona-zona. Masyarakat dan wisatawan dibuat senyaman mungkin berada di Bali walaupun Gunung Agung erupsi.

“Kepala BNPB sudah bertemu saya, menyatakan kesiapannya untuk mendukung operasi ini. Kalau kurang biaya mereka siapkan, kurang peralatan mereka siapkan, kemampuan teknis juga mereka siapkan. Oleh karena itu sekali lagi tidak perlu khawatir,” ujar dia.

Tak hanya itu, Pastika juga mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang. Secara keseluruhan, Ia memastikan Bali tetap aman sehingga dipersilahkan bagi masyarakat yang akan berkunjung atau berwisata ke Bali. Tidak perlu takut dan khawatir.

Di sebuah kesempatan, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla juga memastikan bahwa Bali cukup siap menangani bencana alam dari penanganan sampai solusi evakuasi. Kata JK, jika nanti terjadi aktivasi Gunung Agung yang semakin meningkat dipastikan semua bisa dihandle oleh pemerintah dan masyarakat.

PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandara Ngurah Rai, Bali menyatakan kesiapannya dalam mengantisipasi dampak erupsi Gunung Agung di Bali, yang beberapa hari lalu terdeteksi aktivitas magma yang terus naik ke permukaan.

"Jika potensi terjadinya erupsi Gunung Agung makin tinggi dan kondisi mendesak, Bandara I Gusti Ngurah Rai akan menyiapkan sejumlah langkah mitigasi dampak, seperti menyiapkan posko tanggap darurat bencana di bandara, menyiapkan fasilitas dan penunjang seperti layanan hotline contact center, help desk airlines untuk penumpang maskapai, media center untuk media massa, dan menyiapkan kendaraan bus atau roda empat untuk mengantar penumpang jika ingin mengganti rencana perjalanan via darat atau laut,” kata Corporate Secretary AP I, Israwadi beberapa waktu lalu.

Bentuk kesiapan lainnya, sambung Israwadi, yakni prosedur operasional standar Airport Disaster Management Plan (AMDP) yang disosialisasikan kepada anggota Airport Emergency Committee (AEC) yang terdiri dari pemangku kepentingan terkait seperti TNI, AirNav Indonesia, Kepolisian Daerah setempat, maskapai, imigrasi, karantina, dan ground handling. Dan itu semua dilakukan dengan standard internasional.

“Sosialisasi ini memberitahukan mengenai tugas dan tanggung jawab agar apabila terjadi bencana, semua pihak sudah paham hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak, jadi jangan khawatir, semua sudah dikondisikan dengan baik," kata Israwadi.

Dari sisi penerbangan, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia) menyampaikan kesigapannya hingga saat ini. Aktivasi Gunung Agung yang terjadi belum berdampak pada kegiatan penerbangan di Bali. Walaupun kemarin beberapa hari Bandara Ngurah Rai buka tutup.

Meski demikian, AirNav Indonesia terus memantau perkembangan secara ketat dan menyiagakan seluruh personelnya terkait aktivasi Gunung Agung. AirNav cabang Bali terus memonitor keberadaan debu vulkanik di Bandara Ngurah Rai dengan paper test dan melakukan koordinasi erat dengan BMKG dan PVMBG atau Posko aktif.

Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, menyatakan pihaknya berkoordinasi dengan BMKG dan PVMBG. Selain itu, AirNav juga mengamati Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC) dengan menggunakan Volcanic Ash paper test dan hasilnya adalah nihil VA.

“Karena kesigapan semua petugas, dari semua lini, membangun Indonesia Incorporated seperti ini, maka kita menjadi kuat. Jika ingin menjadi global player, kita harus siap dan familiar dengan global standard. Kita akan semakin secure and safety, dan itu sangat terasa,” jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya.

AirNav juga memastikan, kegiatan penerbangan dari dan ke Bali hingga saat ini masih berlangsung normal. "Semua normal, tidak ada penerbangan yang dialihkan atau dibatalkan. Semua tetap berjalan dan kami awasi dengan ketat. Jadi kalau memang sudah tidak aman, pasti akan segera kami lakukan tindakam yang aman," ucap Wisnu.

Menpar juga memgakui di hampir semua daerah di tanah air, soal safety and security sudah semakin baik. Itu yang membuat wisatawan semakin yakin, bahwa Indonesia semakin safe and secure. “Ini berarti reputasi aparat Polisi, Basarnas, BNPB, dan semua pihak semakin bagus,” ujarnya.

Soal security and safety, kata Menpar Arief, memang tidak bisa dilihat, tetapi bisa dirasakan. Orang merasa nyaman, aman, tenang, karena reputasi keamanan dan keselamatan di destinasi wisata itu baik. “Ini yang akan menaikkan confidence wisman dan wisnus travelling ke tanah air,” tandas Menpar Arief Yahya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6749 seconds (0.1#10.140)