Uni Eropa dan Jepang Melawan Proteksionis Perdagangan Trump
A
A
A
BRUSSELS - Uni Eropa (UE) dan Jepang sepakati perjanjian perdagangan bebas untuk membuka area ekonomi terbesar kepada dunia. Kesepakatan terbesar oleh Uni Eropa ini diharapkan membuat semua perdagangan antara blok dan ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut menjadi lebih liberal.
Seperti dilansir BBC, perjanjian dagang tersebut dilihat sebagai sebuah tantangan untuk proteksi perdagangan yang diusung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Namun untuk saat ini kesepakatan itu harus disahkan oleh anggota UE dan Parlemen Eropa.
Pernyataan bersama oleh Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan kesepakatan ini sangat penting dan strategis untuk melampaui nilai ekonomi.
"Ini akan mengirimkan sinyal yang jelas kepada dunia bahwa Uni Eropa dan Jepang berkomitmen untuk menjaga perekonomian dunia bekerja atas dasar tanpa hambatan tarif, terbuka dan adil dengan daturan yang jelas serta sepenuhnya transparan untuk menghormati dan meningkatkan nilai-nilai kita. Kita mencoba melawan proteksionisme," paparnya.
Sementara itu ekonom Andrew Walker mengatakan, perjanjian dagang ini bukan tanpa hambatan dimana dibayangi oleh serangkaian negosiasi perdagangan terutama untuk UE yang sedang benegosiasi dengan Inggris. Meski begitu hal ini dinilai sebagai momen penting perdagangan dunia.
"Jepang merupakan perekonomian terbesar yang ditandatangani Uni Eropa. Tentunya ada negara penting dan signifikan lainnya bagi Eropa seperti Korea Selatan dan Chili, tetapi Jepang merupakan skala lain. Bukan tidak mungkin pekan depan bisa melibatkan Meksiko dan sekelompok negara di Amerika Selatan," terangnya.
Uni Eropa dan Jepang akan membuka jalan bagi perdagangan barang tanpa hambatan tarif antara dua kekuatan ekonomi besar dunia tersebut. Kesepakatan perdagangan ini dicapai setelah ambruknya Kemitraan Trans Pasifik -yang merupakan kerja sama ekonomi antara Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara Pasifik lainnya- yang dibatalkan Presiden Donald Trump tak lama setelah dia berkuasa Januari lalu.
Jepang merupakan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia dengan jumlah penduduk sekitar 127 juta dan merupakan pasar ekspor ketujuh terbesar bagi Uni Eropa. Salah satu ekspor yang penting dari Uni Eropa adalah produk-produk susu, dengan permintaan yang terus meningkat di Jepang dalam beberapa tahun belakangan.
Para peternak susu di Uni Eropa berjuang menghadapi permintaan yang melemah di dalam negeri mereka dan persaingan ketat yang membuat mereka mendapat pemasukan lebih kecil dibandingkan biaya produksi.
Bagaimanapun masih diperlukan waktu panjang bahkan setelah kesepakatan yang menyeluruh ditandatangani karena ada pasal tentang transisi selama 15 tahun untuk memungkinkan sektor-sektor ekonomi di masing-masing negara menyesuaikan diri dengan saingan baru dari luar.
Seperti dilansir BBC, perjanjian dagang tersebut dilihat sebagai sebuah tantangan untuk proteksi perdagangan yang diusung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Namun untuk saat ini kesepakatan itu harus disahkan oleh anggota UE dan Parlemen Eropa.
Pernyataan bersama oleh Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan kesepakatan ini sangat penting dan strategis untuk melampaui nilai ekonomi.
"Ini akan mengirimkan sinyal yang jelas kepada dunia bahwa Uni Eropa dan Jepang berkomitmen untuk menjaga perekonomian dunia bekerja atas dasar tanpa hambatan tarif, terbuka dan adil dengan daturan yang jelas serta sepenuhnya transparan untuk menghormati dan meningkatkan nilai-nilai kita. Kita mencoba melawan proteksionisme," paparnya.
Sementara itu ekonom Andrew Walker mengatakan, perjanjian dagang ini bukan tanpa hambatan dimana dibayangi oleh serangkaian negosiasi perdagangan terutama untuk UE yang sedang benegosiasi dengan Inggris. Meski begitu hal ini dinilai sebagai momen penting perdagangan dunia.
"Jepang merupakan perekonomian terbesar yang ditandatangani Uni Eropa. Tentunya ada negara penting dan signifikan lainnya bagi Eropa seperti Korea Selatan dan Chili, tetapi Jepang merupakan skala lain. Bukan tidak mungkin pekan depan bisa melibatkan Meksiko dan sekelompok negara di Amerika Selatan," terangnya.
Uni Eropa dan Jepang akan membuka jalan bagi perdagangan barang tanpa hambatan tarif antara dua kekuatan ekonomi besar dunia tersebut. Kesepakatan perdagangan ini dicapai setelah ambruknya Kemitraan Trans Pasifik -yang merupakan kerja sama ekonomi antara Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara Pasifik lainnya- yang dibatalkan Presiden Donald Trump tak lama setelah dia berkuasa Januari lalu.
Jepang merupakan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia dengan jumlah penduduk sekitar 127 juta dan merupakan pasar ekspor ketujuh terbesar bagi Uni Eropa. Salah satu ekspor yang penting dari Uni Eropa adalah produk-produk susu, dengan permintaan yang terus meningkat di Jepang dalam beberapa tahun belakangan.
Para peternak susu di Uni Eropa berjuang menghadapi permintaan yang melemah di dalam negeri mereka dan persaingan ketat yang membuat mereka mendapat pemasukan lebih kecil dibandingkan biaya produksi.
Bagaimanapun masih diperlukan waktu panjang bahkan setelah kesepakatan yang menyeluruh ditandatangani karena ada pasal tentang transisi selama 15 tahun untuk memungkinkan sektor-sektor ekonomi di masing-masing negara menyesuaikan diri dengan saingan baru dari luar.
(akr)