PT Pindad Tak Sekadar Memproduksi Senjata
A
A
A
JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sukses bukan hanya di Tanah Air, tetapi di dunia adalah PT Pindad. Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur alat utama sistem persenjataan (alutsista) ini baru-baru ini bekerja sama dengan Alfanar, perusahaan asal Arab Saudi.
Mereka akan memproduksi peralatan elektrik kelistrikan hingga 300 mega watt (MW), generator. Manufaktur elektrik ini dalam rangka mendukung program pemerintah menghasil kan 35.000 MW.
Selain memproduksi alat pertahanan, Pindad juga bergerak di bisnis industrial. Kerja sama ini bagian dari bisnis industrial yang pada tahun ini menyumbang 15% terhadap nilai kontrak.
“Nilai investasi untuk produksi manufaktur elektrik ini mencapai Rp68 miliar. Ke depan, investasi akan terus ditingkatkan dengan melihat potensi pasar di dalam negeri,” ujar Abraham Mose, Direktur Utama PT Pindad.
Dia mengakui potensi peralatan elektrik kelistrikan untuk lima tahun ke depan diperkirakan mencapai Rp6,5 triliun. Kerja sama bisnis kedua pihak ini akan dikembangkan menjadi joint venture jika bisnis tersebut cukup bagus dan bisa mendongkrak pendapatan perusahaan.
Vice Chairman Alfanar Company Sabah Mohammed Al-mutlaq mengatakan, kerja sama dengan PT Pindad merupakan momen bisnis yang sangat baik bagi perusahaannya. Apalagi yang di garap adalah manufaktur elektrikal.
Senjata buatan PT Pindad juga dilirik oleh Laos yang ingin membeli senjata jenis sniper SPR2 dan pistol G2 Elite beserta amunisinya.
Vice President of Marketing (Export) PT Pindad Ridi Djajakusuma mengatakan, Laos menunjukkan ketertarikannya membeli dua jenis senjata itu ke PT Pindad. Keinginan itu terungkap se telah Pindad bertemu dengan Kementerian Pertahanan Laos pada 21 September 2017 lalu.
“Pada pertemuan dengan Kementerian Pertahanan Laos 21 September lalu mereka menyatakan tertarik membeli Pistol G2 Elite serta senjata s niper buatan Pindad SPR 2 dan amunisinya,” kata Ridi.
Menurutnya, sejak 2014 lalu, Kementerian Pertahanan Laos sudah membeli produk-produk senjata PT Pindad.
Mereka membeli 60 pistol G2 Combat, 35 buah SS1 V2, 35 pucuk senjata SS1 V4, dan amunisi. Pihak Laos senang membeli produk Pindad. Sejak menggunakan produk Pindad, mereka pernah menjadi juara ketiga pada kompetisi menembak di Thailand.
Direktur Keuangan PT Pindad Achmad Sudarto, mengaku seringnya PT Pindad meng ikuti pameran bukan hanya untuk membidik pangsa lokal, tapi juga pasar global untuk semua jenis produk senjata dan alat berat. Diakui Achmad, produk alat berat memiliki pasar yang lebih terbuka ketimbang produk industri pertahanan.
Pembeli tampaknya lebih tertarik membeli alat berat untuk kebutuhan proyek. Inovasi harus dilakukan setiap perusahaan. PT Pindad pun siap bersinergi dengan PT Geo Dipa Energi. Kerja sama BUMN ini untuk pengembangan teknologi organic rankine cycle dan binary system.
Abraham menegaskan, kerja sama ini wujud sinergi BUMN untuk memajukan energi terbarukan. Kerja sama investasi memanfaatkan panas bumi pembangkit listrik geotermal yang diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
“Ini merupakan pengalaman pertama Pindad masuk di proyek investasi yang punya nilai jangka panjang,” ungkapnya. (Ananda Naraya)
Mereka akan memproduksi peralatan elektrik kelistrikan hingga 300 mega watt (MW), generator. Manufaktur elektrik ini dalam rangka mendukung program pemerintah menghasil kan 35.000 MW.
Selain memproduksi alat pertahanan, Pindad juga bergerak di bisnis industrial. Kerja sama ini bagian dari bisnis industrial yang pada tahun ini menyumbang 15% terhadap nilai kontrak.
“Nilai investasi untuk produksi manufaktur elektrik ini mencapai Rp68 miliar. Ke depan, investasi akan terus ditingkatkan dengan melihat potensi pasar di dalam negeri,” ujar Abraham Mose, Direktur Utama PT Pindad.
Dia mengakui potensi peralatan elektrik kelistrikan untuk lima tahun ke depan diperkirakan mencapai Rp6,5 triliun. Kerja sama bisnis kedua pihak ini akan dikembangkan menjadi joint venture jika bisnis tersebut cukup bagus dan bisa mendongkrak pendapatan perusahaan.
Vice Chairman Alfanar Company Sabah Mohammed Al-mutlaq mengatakan, kerja sama dengan PT Pindad merupakan momen bisnis yang sangat baik bagi perusahaannya. Apalagi yang di garap adalah manufaktur elektrikal.
Senjata buatan PT Pindad juga dilirik oleh Laos yang ingin membeli senjata jenis sniper SPR2 dan pistol G2 Elite beserta amunisinya.
Vice President of Marketing (Export) PT Pindad Ridi Djajakusuma mengatakan, Laos menunjukkan ketertarikannya membeli dua jenis senjata itu ke PT Pindad. Keinginan itu terungkap se telah Pindad bertemu dengan Kementerian Pertahanan Laos pada 21 September 2017 lalu.
“Pada pertemuan dengan Kementerian Pertahanan Laos 21 September lalu mereka menyatakan tertarik membeli Pistol G2 Elite serta senjata s niper buatan Pindad SPR 2 dan amunisinya,” kata Ridi.
Menurutnya, sejak 2014 lalu, Kementerian Pertahanan Laos sudah membeli produk-produk senjata PT Pindad.
Mereka membeli 60 pistol G2 Combat, 35 buah SS1 V2, 35 pucuk senjata SS1 V4, dan amunisi. Pihak Laos senang membeli produk Pindad. Sejak menggunakan produk Pindad, mereka pernah menjadi juara ketiga pada kompetisi menembak di Thailand.
Direktur Keuangan PT Pindad Achmad Sudarto, mengaku seringnya PT Pindad meng ikuti pameran bukan hanya untuk membidik pangsa lokal, tapi juga pasar global untuk semua jenis produk senjata dan alat berat. Diakui Achmad, produk alat berat memiliki pasar yang lebih terbuka ketimbang produk industri pertahanan.
Pembeli tampaknya lebih tertarik membeli alat berat untuk kebutuhan proyek. Inovasi harus dilakukan setiap perusahaan. PT Pindad pun siap bersinergi dengan PT Geo Dipa Energi. Kerja sama BUMN ini untuk pengembangan teknologi organic rankine cycle dan binary system.
Abraham menegaskan, kerja sama ini wujud sinergi BUMN untuk memajukan energi terbarukan. Kerja sama investasi memanfaatkan panas bumi pembangkit listrik geotermal yang diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
“Ini merupakan pengalaman pertama Pindad masuk di proyek investasi yang punya nilai jangka panjang,” ungkapnya. (Ananda Naraya)
(nfl)