Uji Coba Aplikasi Biodiesel pada Transportasi Darat Dilanjutkan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali akan melakukan uji coba kewajiban pencampuran biodiesel 20% (B-20) pada kereta api dan studi awal penggunaan biodiesel-30 (B-30) untuk transportasi darat selain kereta api pada tahun 2018.
Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menyampaikan bahwa saat ini kajian B-30 akan memasuki uji awal di lapangan. “Kajiannya sudah selesai, namun demikian ada tes lapangan juga ini sekarang sedang persiapkan di lapangannya, akan dicoba pada transportasi darat selain kereta api,” ujar Arcandra dalam rilis di Jakarta, Minggu (17/12/2017).
Dia menjelaskan, butuh waktu dalam masa peralihan dari B-20 menuju B-30. Di samping itu, uji coba terus dilakukan agar ke depannya penerapan B-30 pada transportasi darat tidak menemui kendala.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, implementasi B-30 menunggu terselesaikannya kendala yang ada di B-20. “Kita masih akan menguji B-20 untuk kereta api, akan dibuktikan apakah B-20 comply dengan sistem kereta api sekarang,” jelasnya.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menambahkan, hasil kajian menunjukkan adanya perbedaan injector pada kereta api dengan injector mobil diesel, yang menyebabkan lebih sulit dalam mengaplikasikan biodiesel untuk kereta.
“Kami sudah tes dan sudah cek, injector dua merek berbeda kereta dan mobil diesel, hasilnya injector pada kereta lebih lunak, tidak tahan terhadap biodiesel. Mungkin menjadi penyebab utama terjadinya beberapa kali keluar api pada mesin lokomotif kereta," ungkap Dadan.
Ia juga menjelaskan, saat ini sedang disiapkan uji coba dengan Kereta Api Bandung-Jakarta. "Uji coba ini akan mulai dilakukan pada periode Januari-Maret. Kami juga tidak ingin ada perbedaan terhadap sistem mesin dari penggunaan B-20 pada kereta ini nantinya,” pungkas Dadan.
Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menyampaikan bahwa saat ini kajian B-30 akan memasuki uji awal di lapangan. “Kajiannya sudah selesai, namun demikian ada tes lapangan juga ini sekarang sedang persiapkan di lapangannya, akan dicoba pada transportasi darat selain kereta api,” ujar Arcandra dalam rilis di Jakarta, Minggu (17/12/2017).
Dia menjelaskan, butuh waktu dalam masa peralihan dari B-20 menuju B-30. Di samping itu, uji coba terus dilakukan agar ke depannya penerapan B-30 pada transportasi darat tidak menemui kendala.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, implementasi B-30 menunggu terselesaikannya kendala yang ada di B-20. “Kita masih akan menguji B-20 untuk kereta api, akan dibuktikan apakah B-20 comply dengan sistem kereta api sekarang,” jelasnya.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menambahkan, hasil kajian menunjukkan adanya perbedaan injector pada kereta api dengan injector mobil diesel, yang menyebabkan lebih sulit dalam mengaplikasikan biodiesel untuk kereta.
“Kami sudah tes dan sudah cek, injector dua merek berbeda kereta dan mobil diesel, hasilnya injector pada kereta lebih lunak, tidak tahan terhadap biodiesel. Mungkin menjadi penyebab utama terjadinya beberapa kali keluar api pada mesin lokomotif kereta," ungkap Dadan.
Ia juga menjelaskan, saat ini sedang disiapkan uji coba dengan Kereta Api Bandung-Jakarta. "Uji coba ini akan mulai dilakukan pada periode Januari-Maret. Kami juga tidak ingin ada perbedaan terhadap sistem mesin dari penggunaan B-20 pada kereta ini nantinya,” pungkas Dadan.
(fjo)