Dorong Roda Ekonomi RI, JK Minta Tingkatkan Investasi Riil
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta peningkatan investasi riil, bukan hanya di pasar modal dan pasar uang. Seperti diketahui ketika roda perekonomian Indonesia berjalan lambat, bursa saham Tanah Air justru kerap menembus rekor tertinggi.
(Baca Juga: JK Keluhkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kurang Kencang
Terang JK, harga komoditas yang beberapa tahun lalu anjlok, sudah kembali membaik, namun tetap saja tidak bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan. "Dimana letak masalahnya? Harapan kita bahwa satu-satunya yang perlu ditingkatkan investasi riil bukan hanya di pasar modal dan pasar uang," ujarnya di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Dijelaskan olehnya, perusahaan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia bisa investasi dalam bentuk fisik seperti pembangunan pabrik atau smelter. "Sebanyak 94% barang e-commerce dari China, artinya apa? Pasar kita manfaatkan di pasar modal," paparnya.
Sebelumnya JK mengeluhkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kurang kencang meskipun beberapa indikator menunjukkan tanda perbaikan. Terang dia pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di bawah negara tetangga seperti Vietnam yang menembus 7,46% pada kuartal III/2017, serta Filipina 6,9%.
Sambung dia kendati pertumbuhan ekonomi belum bisa terlalu tinggi, tapi indikator seperti inflasi, rasio utang, harga komoditas hingga kondisi politik sudah membaik "Dari ekonomi, indikator positif, kita diskusi masalah anomali. Kenapa negara lain lebih tinggi dari kita? Padahal indikator (ekonomi) positif, internasional penuh masalah, tapi insya Allah ekonomi kita enggak terpengaruh, kita punya pasar besar," terangnya.
(Baca Juga: JK Keluhkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kurang Kencang
Terang JK, harga komoditas yang beberapa tahun lalu anjlok, sudah kembali membaik, namun tetap saja tidak bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan. "Dimana letak masalahnya? Harapan kita bahwa satu-satunya yang perlu ditingkatkan investasi riil bukan hanya di pasar modal dan pasar uang," ujarnya di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Dijelaskan olehnya, perusahaan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia bisa investasi dalam bentuk fisik seperti pembangunan pabrik atau smelter. "Sebanyak 94% barang e-commerce dari China, artinya apa? Pasar kita manfaatkan di pasar modal," paparnya.
Sebelumnya JK mengeluhkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kurang kencang meskipun beberapa indikator menunjukkan tanda perbaikan. Terang dia pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di bawah negara tetangga seperti Vietnam yang menembus 7,46% pada kuartal III/2017, serta Filipina 6,9%.
Sambung dia kendati pertumbuhan ekonomi belum bisa terlalu tinggi, tapi indikator seperti inflasi, rasio utang, harga komoditas hingga kondisi politik sudah membaik "Dari ekonomi, indikator positif, kita diskusi masalah anomali. Kenapa negara lain lebih tinggi dari kita? Padahal indikator (ekonomi) positif, internasional penuh masalah, tapi insya Allah ekonomi kita enggak terpengaruh, kita punya pasar besar," terangnya.
(akr)