Hunian TOD, Ikon Kota Metropolitan

Rabu, 03 Januari 2018 - 11:22 WIB
Hunian TOD, Ikon Kota Metropolitan
Hunian TOD, Ikon Kota Metropolitan
A A A
JAKARTA - Hunian berbasis transit oriented development kini menjadi tren di kota-kota besar. Menurut pengamat masalah perkotaan dari Universitas Indonesia (UI), Ahmad Gamal, kawasan TOD merupakan pengembangan hunian yang berbasis transit, yaitu titik lokasi yang dilewati kendaraan umum, seperti stasiun dan terminal.

Konsep ini memang mulai banyak dikembangkan di kota-kota besar di Asia dan Amerika, meskipun kota-kota di Eropa sudah sejak lama membangun sistem seperti itu.

"Makanya, di kota-kota tua di Eropa, umumnya hunian masyarakatnya berada di pinggiran yang dekat transportasi publik, seperti stasiun, terminal, bandara, atau pelabuhan. Mereka sudah sejak lama menggunakan sistem seperti itu," ujarnya saat dihubungi KORAN SINDO.

Semakin bergaungnya konsep TOD, kata Gamal, tidak bisa dipisahkan oleh perkembangan pola metropolitan sebuah kota, terutama setelah terciptanya mobil atau kendaraan bermotor yang menjadi pilihan utama moda transportasi sehingga sistem transportasi massal dikesampingkan.

Hal itu mengakibatkan pola perkembangan pemukiman dan kota menjadi melebar dan mengarah ke daerah urban mengikuti jalur kendaraan, jalan besar, dan protokol. Dampaknya tentu bisa ditebak. Meski tidak secara langsung, kemacetan semakin mengular akibat banyaknya pergerakan kendaraan pribadi, polusi yang terus mengepung, hingga berkurangnya rasa berkomunitas.

"Konsep TOD adalah reaksi sebuah pembangunan kota. Dengan pengembangan TOD, diharapkan dapat memecahkan permasalahan urban yang selama ini terjadi dengan pengembangan hunian yang berorientasi pada transit," sebut staf pengajar di Fakultas Teknik UI ini.

Dia mengatakan, konsep hunian TOD tidak hanya dekat dengan transportasi umum, tetapi juga bisa mengintegrasikan berbagai sistem moda kendaraan agar mudah diakses masyarakat. Yang terjadi saat ini, lanjut Gamal, banyak pengembang perumahan yang hanya mengklaim dekat dengan sarana transportasi, tetapi belum terintegrasi satu sama lain.

"Sampai saat ini saya belum melihat ada proyek properti yang benar-benar mengembangkan konsep TOD secara komprehensif, hanya dekat dengan stasiun atau busway. Tetapi, akses menuju kendaraan umum tersebut tidak diperhatikan," ungkapnya.

Hal itu kemungkinan juga terkendala aturan maupun kebijakan pengembang dan pemerintah yang belum dirumuskan. Walaupun begitu, ujar dia, kawasan dengan konsep TOD memang akan semakin dicari masyarakat, mengingat beban hidup dan parahnya kemacetan di pusatpusat kota yang semakin menyesakkan.

Dihubungi terpisah, Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) DKI Jakarta Dhani Muttaqin mengatakan, ada sejumlah karakteristik utama apabila sebuah kawasan disebut berbasis TOD. (Rendra Hanggara)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3966 seconds (0.1#10.140)