Ganjar Pastikan Cadangan Beras Jawa Tengah Aman

Selasa, 16 Januari 2018 - 19:36 WIB
Ganjar Pastikan Cadangan Beras Jawa Tengah Aman
Ganjar Pastikan Cadangan Beras Jawa Tengah Aman
A A A
SEMARANG - Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah telah melakukan operasi pasar (OP) dengan menyalurkan 17.200 ton beras dari target 30.000 ton hingga akhir Januari ini. Dari operasi pasar di 15 pasar, penyerapan tertinggi berada di Kota Semarang, yakni 40%.

Menurut Kepala Bulog Divre Jateng, Djoni Nur Ashari, OP beras dilakukan karena situasi harga beras di pasaran yang terus naik. Pihaknya berharap, melalui operasi pasar ini, harga beras bisa dikendalikan agar tidak terus merangkak naik.

"Saat operasi pasar di Pasar Johar Semarang kemarin, harganya masih tinggi. Namun di Pasar Karangayu ada penurunan cukup signifikan, rata-rata penurunan antara Rp500 sampai Rp800 per kilogram," ungkap Djoni di Semarang, Selasa (16/1/2018).

Dia menambahkan, sejauh ini operasi pasar telah menjangkau 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Dalam operasi pasar tersebut, pihaknya juga bekerja sama dengan pedagang di luar pasar yang dijadikan sasaran OP beras untuk mencegah adanya aksi penimbunan beras.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya sudah meminta pada Bulog agar saat cadangan beras masih cukup, supaya tidak perlu menunggu dan segera melakukan operasi pasar. Utamanya di sentra-sentra yang harga beras melambung.

Tidak hanya itu, Ganjar juga sudah memerintahkan kepada Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah untuk menghitung pada Februari hingga Maret mendatang, daerah yang panen mana saja dan berapa kapasitas produksinya. "Jika impor itu terjadi dan dua bulan lagi baru masuk ke tanah air, saya khawatir turunnya pas panen raya maka harga di petani bisa jatuh lagi," tukasnya.

Meski demikian, Ganjar memastikan cadangan beras untuk Jawa Tengah masih mencukupi, bahkan telah swasembada. Sehingga, menurut dia, ketika masih mencukupi tidak perlu impor beras untuk Jateng. "Kita dorong daerah di luar Jateng yang butuh, silakan saja untuk dipenuhi. Namun saran saya kalau Jateng sudah swasembada beras sehingga masih cukup, enggak usahlah impor beras," imbuhnya.

Selain itu, Gubernur Jateng juga sudah meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari pemprov, Bulog, dan Bank Indonesia, untuk turun langsung ke lapangan melakukan pengecekan. "Saat ada gejolak harga, agar segera dilakukan operasi pasar, sementara saat ada penimbunan agar ditindak. Karena itu pihak kepolisin saya minta turun mengawasi, agar tidak ada yang memainkan," tegasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4452 seconds (0.1#10.140)