Petani Lampung Tolak Rencana Pemerintah Impor Beras
A
A
A
LAMPUNG TIMUR - Rencana pemerintah untuk mengimpor beras guna menekan harga beras di pasaran pada akhir Januari 2018, mendapat penolakan para petani di Lampung Timur,
Petani khawatir jika impor beras tetap dilakukan akan merugikan para petani saat musim panen tiba. Harga gabah dipastikan anjlok, sehingga hasil panen tidak dapat menutupi biaya tanam dan pembelian pupuk.
Petani meminta pemerintah membuat kebijakan soal harga beras sehingga tidak berdampak gejolak di pasaran. Sementara, Lampung Timur sendiri selama ini menjadi lumbung pangan nasional yang selalu surplus gabah, bahkan setiap musim panen tiba, harga gabah justru anjlok karena adanya permainan spekulan.
Meski pada bulan ini para petani di Lampung Timur sebagaian besar baru memulai masa tanam, namun stok gabah dan beras masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Diprediksi musim panen dimulai pada Februari, Maret, dan April, karena sebagain sudah tanam padi lebih awal.
Jika impor beras tetap dilakukan, mereka menolak beras impor masuk ke Lampung Timur. "Sebab beras impor akan merugikan para petani jika musim panen tiba," kata Puyjo Wiyono, petani di daerah tersebut, Kamis (25/1/2018).
Petani meminta pemerintah membuat kebijakan baku soal harga beras dan gabah petani. Pemerintah juga diminta tegas melakukan pengawasan terhadap spekulan yang melakukan permainan harga gabah di saat musim panen tiba.
Para petani berharap pemerintah mengalihkan dana impor beras untuk membantu petani soal pemenuhan pupuk bersubsidi, sebab saat ini harga pupuk semakin mahal dan sulit didapat jika musim tanam tiba. Selain itu, harga obat-obatan semakin mahal sehingga modal tanam cukup besar. "Jika impor beras dipkasakan akan merugikan para petani," imbuhnya.
Petani khawatir jika impor beras tetap dilakukan akan merugikan para petani saat musim panen tiba. Harga gabah dipastikan anjlok, sehingga hasil panen tidak dapat menutupi biaya tanam dan pembelian pupuk.
Petani meminta pemerintah membuat kebijakan soal harga beras sehingga tidak berdampak gejolak di pasaran. Sementara, Lampung Timur sendiri selama ini menjadi lumbung pangan nasional yang selalu surplus gabah, bahkan setiap musim panen tiba, harga gabah justru anjlok karena adanya permainan spekulan.
Meski pada bulan ini para petani di Lampung Timur sebagaian besar baru memulai masa tanam, namun stok gabah dan beras masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Diprediksi musim panen dimulai pada Februari, Maret, dan April, karena sebagain sudah tanam padi lebih awal.
Jika impor beras tetap dilakukan, mereka menolak beras impor masuk ke Lampung Timur. "Sebab beras impor akan merugikan para petani jika musim panen tiba," kata Puyjo Wiyono, petani di daerah tersebut, Kamis (25/1/2018).
Petani meminta pemerintah membuat kebijakan baku soal harga beras dan gabah petani. Pemerintah juga diminta tegas melakukan pengawasan terhadap spekulan yang melakukan permainan harga gabah di saat musim panen tiba.
Para petani berharap pemerintah mengalihkan dana impor beras untuk membantu petani soal pemenuhan pupuk bersubsidi, sebab saat ini harga pupuk semakin mahal dan sulit didapat jika musim tanam tiba. Selain itu, harga obat-obatan semakin mahal sehingga modal tanam cukup besar. "Jika impor beras dipkasakan akan merugikan para petani," imbuhnya.
(izz)