Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Makin Bersaing, Batik UKM Dinilai Bisa Masuk Butik
Makin Bersaing, Batik UKM Dinilai Bisa Masuk Butik
A
A
A
BANDUNG - Produk batik usaha kecil dan mikro (UKM) dinilai sudah bisa masuk ke butik dan bersaing dengan produk papan atas lainnya. Produk batik UKM, terutama batik cap atau tulis, dinilai telah cukup baik meski secara kualitas dinilai masih perlu peningkatan sehingga bisa diterima kalangan menengah atas.
"Tinggal kualitasnya saja dinaikkan. Kalau dari sisi produk saya kira bisa bersaing. Walaupun, saat ini mereka sudah punya segmen sendiri," kata Pengelola Roeamah Batik Toean Njonja Bandung Irni Harin Suharja saat peresmian batik The Heritage by Anne Avantie di Jalan Sukajadi, Kota Bandung, Minggu (28/1/2018).
Lebih lanjut dia menjelaskan, produk batik masih cukup prospek di pasaran. Tahun ini, pihaknya optimistis mampu mencapai target melihat potensi pasar batik di Bandung. Konsumennya, lanjut dia, lebih banyak menggunakan batik untuk bekerja, pesta penikahan, atau acara resmi lainnya.
"Selain jualan off line, kami pun menjual batik secara online. Walaupun, penjualan offline saat ini masih mendominasi. Karena memang untuk batik, mereka perlu detail produknya, sehingga lebih enak datang langsung," beber dia.
Dibukanya The Heritage by Anne Avantie di butiknya, tak lepas dari potensi pasar batik yang diperkirakan semakin menjanjikan. Apalagi, banyak konsumen yang menginginkan produk batik Anna. Selain memiliki karakter khas, produ yang dihasilkan pun cukup berkualitas.
"Produknya unik. Di situ ada ide dan kretaivitas. Sehingga hasilnya berbeda dengan desainer lain. Misalnya untuk batik kebaya, mute-nya di-combine dengan warna, sehingga sulit orang menjiplaknya," imbuh dia. Untuk produk Anna dijual antara Rp750.000 hingga Rp17 juta.
Sementara itu, Anne Avantie mengaku, dibukanya cabang di Bandung untuk memenuhi keinginan konsumen terhadap batik buatannya. Langkah tersebut diharapkan membuat batik semakin dicintai masyarakat Indonesia.
"Melalui brand Anne Avantie ini, diharapkan berdampak luas bagi industri kreatif di Indonesia, terutama UKM sebagai tiang ekonomi bangsa," kata dia.
"Tinggal kualitasnya saja dinaikkan. Kalau dari sisi produk saya kira bisa bersaing. Walaupun, saat ini mereka sudah punya segmen sendiri," kata Pengelola Roeamah Batik Toean Njonja Bandung Irni Harin Suharja saat peresmian batik The Heritage by Anne Avantie di Jalan Sukajadi, Kota Bandung, Minggu (28/1/2018).
Lebih lanjut dia menjelaskan, produk batik masih cukup prospek di pasaran. Tahun ini, pihaknya optimistis mampu mencapai target melihat potensi pasar batik di Bandung. Konsumennya, lanjut dia, lebih banyak menggunakan batik untuk bekerja, pesta penikahan, atau acara resmi lainnya.
"Selain jualan off line, kami pun menjual batik secara online. Walaupun, penjualan offline saat ini masih mendominasi. Karena memang untuk batik, mereka perlu detail produknya, sehingga lebih enak datang langsung," beber dia.
Dibukanya The Heritage by Anne Avantie di butiknya, tak lepas dari potensi pasar batik yang diperkirakan semakin menjanjikan. Apalagi, banyak konsumen yang menginginkan produk batik Anna. Selain memiliki karakter khas, produ yang dihasilkan pun cukup berkualitas.
"Produknya unik. Di situ ada ide dan kretaivitas. Sehingga hasilnya berbeda dengan desainer lain. Misalnya untuk batik kebaya, mute-nya di-combine dengan warna, sehingga sulit orang menjiplaknya," imbuh dia. Untuk produk Anna dijual antara Rp750.000 hingga Rp17 juta.
Sementara itu, Anne Avantie mengaku, dibukanya cabang di Bandung untuk memenuhi keinginan konsumen terhadap batik buatannya. Langkah tersebut diharapkan membuat batik semakin dicintai masyarakat Indonesia.
"Melalui brand Anne Avantie ini, diharapkan berdampak luas bagi industri kreatif di Indonesia, terutama UKM sebagai tiang ekonomi bangsa," kata dia.
(fjo)
Explore More