Ekspor RI Kurang Moncer, Diversifikasi Pasar Jadi Solusi

Kamis, 01 Februari 2018 - 15:46 WIB
Ekspor RI Kurang Moncer,...
Ekspor RI Kurang Moncer, Diversifikasi Pasar Jadi Solusi
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa pencarian pasar baru (diversifikasi) untuk ekspor menjadi sebuah keharusan untuk Indonesia. Hal ini menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengaku kecewa lantaran ekspor Indonesia masih kalah saing dibanding negara-negara tetangga.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengungkapkan, pada dasarnya ekspor Indonesia pada tahun lalu mengalami peningkatan 16,8%. Namun, Presiden Jokowi masih tetap kecewa lantaran realisasi tersebut masih kalah jauh dibanding negara-negara lain.

"Jadi beliau meminta kepada seluruh menteri untuk meningkatkan performa dari ekspor kita," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (1/2/2018).

(Baca Juga: Ekspor RI Diakui Kurang Kinclong, Mendag Kejar Ketertinggalan
Menurutnya, struktur ekspor nasional memang perlu pembenahan. Pasalnya, 35% ekspor Indonesia ditujukan ke Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang. Hal ini tentu berbahaya jika negara-negara tersebut mengalami gejolak yang besar.

Oleh sebab itu, diversifikasi pasar memang menjadi solusi agar ekspor nasional tetap sesuai yang diinginkan Presiden Jokowi. "Jadi diversifikasi pasar menjadi sebuah keharusan ke depan supaya ketergantungan kita pada negara-negara tertentu tidak terlalu besar. Karena akan bahaya," imbuh dia.

Ia menambahkan, produk yang diekspor Indonesia pun masih memiliki kelemahan. Sebab, ekspor nasional masih didominasi oleh komoditas mentah. Dia menilai, perlu perbaikan dari sisi produk seperti produk olahan (hilirisasi) agar memiliki nilai tambah yang besar.

"Nah kalau nilai tambah itu bisa dilakukan. Akan mengcreate tenaga kerja. Jenis produk yang akan diekspor juga akan lebih bervariasi. Kemungkinan masuk akan besar. Tapi harus diiringi kemudahan perizinan dan peraturan supaya harga ekspor kita itu kompetitif dan punya daya saing," tuturnya.

Masih menurut Kecuk, negara-negara di Amerika Latin dan Afrika memiliki potensi besar untuk dijajaki. Selain itu, Presiden Jokowi juga menginginkan agar Indonesia dapat menjajaki kerja sama untuk ekspor dengan Bangladesh dan Pakistan.

"Kuncinya adalah kita mampu enggak, sama kebutuhan konsumen dari negara-negara tersebut. Untuk produk apa yang kita harus kirim ke sana kan harus spesifik. Produk apa yang kompetitif," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9163 seconds (0.1#10.140)