Semarang Termasuk Kota Metropolitan Paling Layak Huni
A
A
A
SEMARANG - Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi salah satu kota di Indonesia yang paling layak huni, berdasarkan Most Livable City Index 2017 (Indeks Kota Paling Layak Huni 2017) yang dirilis oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia.
Dalam rilis tersebut, IAP setidaknya menyebutkan ada 7 kota paling layak huni di Indonesia, yaitu Solo dengan indeks layak huni sebesar 66,9%, Palembang 66,6%, Balikpapan 65,8%, Denpasar 65,5%, Tangerang Selatan 65,4%, Semarang 65,4%, dan Banjarmasin 65,1%.
Terkait hal itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan sedikit lega mengetahui hasil indeks kota paling layak huni tersebut. "Kalau puas ya belum, tapi tentu saja ini sebuah hal positif, yang berarti upaya yang kami lakukan ada dampaknya," tutur pria yang akrab disapa Hendi tersebut, selepas memimpin rakor OPD Pemeritah Kota Semarang, Senin (5/2/2018).
Hendi menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang dalam meningkatkan kelayakan huni adalah dengan menggratiskan sejumlah fasilitas untuk meringankan beban masyarakat, seperti berobat gratis, sokolah gratis, hingga rekreasi gratis.
''Sebagai kota metropolitan yang pertumbuhannya sangat cepat dan dinamis, kuncinya adalah pemerintah harus terus bergerak dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mulai dari air bersih, ketersediaan angkutan umum, Ruang Terbuka Hijau (RTH), ketersediaan fasilitas penyandang difabel, dan seterusnya," lanjut Hendi.
Terkait kebutuhan transportasi, Pemerintah Kota Semarang di bawah kepemimpinan Hendi telah menyediakan enam koridor BRT Trans Semarang. Dan bahkan di tahun ini, Hendi bersiap untuk menambah satu koridor BRT, serta Bus Sekolah Gratis khusus pelajar.
Sedangkan terkait kebutuhan air bersih, PDAM Tirta Moedal milik Pemerintah Kota Semarang diakui Hendi memang baru mencukupi 62% kebutuhan air bersih di Semarang. "Namun tahun ini kami mulai membangun Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat untuk menambah pasokan air," tegasnya.
Terpisah, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi menilai, sejauh ini Kota Semarang berkembang sudah cukup baik, masalah kemacetan masih terkontrol dengan baik. Tak hanya itu, penataan wajah kota Semarang juga cukup menggembirakan dengan semakin banyaknya taman-taman kota yang dibangun di sejumlah titik, atau di setiap kecamatan.
Hanya saja, kata dia perlu ada penataan perumahan khususnya di wilayah Semarang atas. Pasalnya banyak pengembang yang masih melanggar RTRW Kota Semarang."Wilayah atas perlu ditata lebih baik, karena merupakan wilayah serapan air. Kalau tidak ditata dengan baik, akan semakin sering menyebabkan banjir di wilayah Semarang bawah," katanya.
Dalam rilis tersebut, IAP setidaknya menyebutkan ada 7 kota paling layak huni di Indonesia, yaitu Solo dengan indeks layak huni sebesar 66,9%, Palembang 66,6%, Balikpapan 65,8%, Denpasar 65,5%, Tangerang Selatan 65,4%, Semarang 65,4%, dan Banjarmasin 65,1%.
Terkait hal itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan sedikit lega mengetahui hasil indeks kota paling layak huni tersebut. "Kalau puas ya belum, tapi tentu saja ini sebuah hal positif, yang berarti upaya yang kami lakukan ada dampaknya," tutur pria yang akrab disapa Hendi tersebut, selepas memimpin rakor OPD Pemeritah Kota Semarang, Senin (5/2/2018).
Hendi menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang dalam meningkatkan kelayakan huni adalah dengan menggratiskan sejumlah fasilitas untuk meringankan beban masyarakat, seperti berobat gratis, sokolah gratis, hingga rekreasi gratis.
''Sebagai kota metropolitan yang pertumbuhannya sangat cepat dan dinamis, kuncinya adalah pemerintah harus terus bergerak dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mulai dari air bersih, ketersediaan angkutan umum, Ruang Terbuka Hijau (RTH), ketersediaan fasilitas penyandang difabel, dan seterusnya," lanjut Hendi.
Terkait kebutuhan transportasi, Pemerintah Kota Semarang di bawah kepemimpinan Hendi telah menyediakan enam koridor BRT Trans Semarang. Dan bahkan di tahun ini, Hendi bersiap untuk menambah satu koridor BRT, serta Bus Sekolah Gratis khusus pelajar.
Sedangkan terkait kebutuhan air bersih, PDAM Tirta Moedal milik Pemerintah Kota Semarang diakui Hendi memang baru mencukupi 62% kebutuhan air bersih di Semarang. "Namun tahun ini kami mulai membangun Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat untuk menambah pasokan air," tegasnya.
Terpisah, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi menilai, sejauh ini Kota Semarang berkembang sudah cukup baik, masalah kemacetan masih terkontrol dengan baik. Tak hanya itu, penataan wajah kota Semarang juga cukup menggembirakan dengan semakin banyaknya taman-taman kota yang dibangun di sejumlah titik, atau di setiap kecamatan.
Hanya saja, kata dia perlu ada penataan perumahan khususnya di wilayah Semarang atas. Pasalnya banyak pengembang yang masih melanggar RTRW Kota Semarang."Wilayah atas perlu ditata lebih baik, karena merupakan wilayah serapan air. Kalau tidak ditata dengan baik, akan semakin sering menyebabkan banjir di wilayah Semarang bawah," katanya.
(ven)