Bank Indonesia Waspadai Ketidakpastian Keuangan Global

Kamis, 08 Februari 2018 - 16:31 WIB
Bank Indonesia Waspadai Ketidakpastian Keuangan Global
Bank Indonesia Waspadai Ketidakpastian Keuangan Global
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan terus mewaspadai risiko ketidakpastian keuangan global. BI juga akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamental dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, sejumlah risiko tetap perlu diwaspadai, baik yang bersumber dari global terkait normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju, geopolitik, dan kenaikan harga minyak dunia, maupun dari dalam negeri terutama terkait konsolidasi korporasi yang terus berlanjut, intermediasi perbankan yang belum kuat, dan risiko inflasi.

"Kami akan terus fokus untuk ke depan. Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung," kata Agus di Jakarta, Kamis (8/2/2018).

Selain itu, BI juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. BI memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global tahun 2018 relatif sama seperti tahun sebelumnya, dengan peningkatan sumber pertumbuhan berasal dari negara berkembang.

"Namun secara keseluruhan, terdapat potensi pertumbuhan ekonomi global yang lebih tinggi terutama terkait dampak positif reformasi pajak terhadap pertumbuhan ekonomi AS," jelas Agus.

Dia mengungkapkan, berlanjutnya pemulihan ekonomi global tersebut akan mendorong volume perdagangan dunia dan harga komoditas global, termasuk minyak, yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Terkait rupiah, Agus menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2017 rupiah bergerak stabil meski mengalami depresiasi tipis sebesar 0,60% menjadi Rp13.385 per dolar AS. Menurutnya, pergerakan rupiah tersebut didukung oleh aliran modal asing ke Indonesia yang cukup signifikan sejalan dengan perkembangan eksternal dan domestik yang positif.

Di sisi eksternal, kondisi pasar keuangan global yang relatif kondusif telah mendorong aliran modal asing ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Sedangkan di sisi domestik, sentimen positif kenaikan peringkat utang Indonesia, inflasi yang terjaga, dan tingkat imbal hasil penanaman aset keuangan domestik yang kompetitif merupakan faktor yang memengaruhi aliran modal asing ke Indonesia.

Ke depan, lanjutnya, BI akan secara konsisten mendukung upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang asing. "Kami akan terus meningkatkan kerja sama bilateral dengan menggunakan mata uang lokal (local currency settlement)," ungkap dia.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7459 seconds (0.1#10.140)