Pupuk Indonesia Bantu 1.431 Petani Terdampak Badai Cempaka
A
A
A
KULON PROGO - PT Pupuk Indonesia menyalurkan bantuan pupuk murah kepada petani di Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Setidaknya ada 1.431 petani di dua kabupaten yang mendapatkan bantuan. Mereka menjual 71,55 ton pupuk urea non subsidi dengan harga subsidi, untuk membantu petani yang terkena dampak badai siklon Cempaka pada akhir tahun lalu.
Bantuan ini secara simbolis diserahkan Wakil Presiden Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Pupuk Indonesia, Wahyu Supriyanto kepada petani di Lapangan Cerme, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo, Sabtu (10/02/2018). Ikut hadir menyaksikan penyerahan Direktur SDM dan Umum PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Bob Indiarto.
"Ini untuk membantu petani yang sempat gagal panen karena sawahnya terendam banjir dampak sikon tropis cempaka," jelas Wahyu, Sabtu (10/2/2018). Program ini sengaja dilaksanakan di Kulon Progo dan Bantul yang mengalami kerusakan terparah akibat banjir.
Sebanyak 1.431 petani tersebut berhak membeli pupuk non subsidi dengan harga pupuk subsidi. Jika dalam harga normal, pupuk non subsidi ini dijual Rp4.400 per kilogramnya, namun cukup membayar Rp1.800 per kilogram sesuai dengan harga pupuk subsidi.
Total pupuk yang disalurkan mencapai 71,55 ton pupuk urea dalam kegiatan pasar murah ini. Dan diharapkan petani bisa kembali melakukan penanaman dan pemupukan. "Pemupukan ini untuk mendorong produksi petani pasca gagal panen," jelasnya.
Dampak siklon tropis Cempaka telah menyebabkan luas lahan pertanian rusak. Dan di Kulon Progo terdapat 406,25 hektare lahan pertanian rusak dan diperlukan 51,65 ton pupuk urea. Sedangkan di kabupaten Bantul luas lahan terdampak mencapai 317,78 hektare dan dibutuhkan 19,9 ton.
Bob Indiarto mengatakan kualitas pupuk subsidi dan non subsidi sama. Hanya warnanya saja yang berbeda. Untuk pupuk subisidi warnanya pink dan pupuk non subsidi putih. "Kualitas dan kandungannya sama, hanya berebda warnanya saja. MIsalnya nitrogen, kandungan tetap 46% sama," terangnya.
Salah seorang petani, Sudiyono mengaku bersyukur dapat membeli pupuk kualitas baik dengan harga murah. Sebab lahan sawah miliknya telah rusak diterjang dan terendam banjir. Akibatnya, dia dan beberapa petani lain gagal panen. "Kemarin gagal panen. Ini sangat membantu petani," jelasnya.
Gagal panen juga dialami oleh Jumakir, petani Cerme. Menurutnya dua bidang sawahnya juga puso dan tidak bisa dipanen. Kerugian mencapai lebih dari Rp3 juta. "Baru ini ada bantuan pupuk sejak banjir lalu," urai Jumakir. Apalagi bantuan yang diberikan adalah pupuk non subsidi. Petani meyakini pupuk ini kualitasnya lebih bagus dari pupuk subsidi yang dijual.
Bantuan ini secara simbolis diserahkan Wakil Presiden Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Pupuk Indonesia, Wahyu Supriyanto kepada petani di Lapangan Cerme, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo, Sabtu (10/02/2018). Ikut hadir menyaksikan penyerahan Direktur SDM dan Umum PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Bob Indiarto.
"Ini untuk membantu petani yang sempat gagal panen karena sawahnya terendam banjir dampak sikon tropis cempaka," jelas Wahyu, Sabtu (10/2/2018). Program ini sengaja dilaksanakan di Kulon Progo dan Bantul yang mengalami kerusakan terparah akibat banjir.
Sebanyak 1.431 petani tersebut berhak membeli pupuk non subsidi dengan harga pupuk subsidi. Jika dalam harga normal, pupuk non subsidi ini dijual Rp4.400 per kilogramnya, namun cukup membayar Rp1.800 per kilogram sesuai dengan harga pupuk subsidi.
Total pupuk yang disalurkan mencapai 71,55 ton pupuk urea dalam kegiatan pasar murah ini. Dan diharapkan petani bisa kembali melakukan penanaman dan pemupukan. "Pemupukan ini untuk mendorong produksi petani pasca gagal panen," jelasnya.
Dampak siklon tropis Cempaka telah menyebabkan luas lahan pertanian rusak. Dan di Kulon Progo terdapat 406,25 hektare lahan pertanian rusak dan diperlukan 51,65 ton pupuk urea. Sedangkan di kabupaten Bantul luas lahan terdampak mencapai 317,78 hektare dan dibutuhkan 19,9 ton.
Bob Indiarto mengatakan kualitas pupuk subsidi dan non subsidi sama. Hanya warnanya saja yang berbeda. Untuk pupuk subisidi warnanya pink dan pupuk non subsidi putih. "Kualitas dan kandungannya sama, hanya berebda warnanya saja. MIsalnya nitrogen, kandungan tetap 46% sama," terangnya.
Salah seorang petani, Sudiyono mengaku bersyukur dapat membeli pupuk kualitas baik dengan harga murah. Sebab lahan sawah miliknya telah rusak diterjang dan terendam banjir. Akibatnya, dia dan beberapa petani lain gagal panen. "Kemarin gagal panen. Ini sangat membantu petani," jelasnya.
Gagal panen juga dialami oleh Jumakir, petani Cerme. Menurutnya dua bidang sawahnya juga puso dan tidak bisa dipanen. Kerugian mencapai lebih dari Rp3 juta. "Baru ini ada bantuan pupuk sejak banjir lalu," urai Jumakir. Apalagi bantuan yang diberikan adalah pupuk non subsidi. Petani meyakini pupuk ini kualitasnya lebih bagus dari pupuk subsidi yang dijual.
(ven)