Fluktuasi Harga Baja, KRAS Tingkatkan Kinerja Anak Perusahaan
A
A
A
CILEGON - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) saat ini tengah dituntut untuk memperbaiki kinerja perseroan. Mengingat, sudah sejak 2012, BUMN baja ini terus mengalami kerugian tiap tahunnya akibat harga baja dunia yang fluktuatif.
Direktur Utama KRAS, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengungkapkan, saat ini perseroan tengah membangun pabrik baru untuk menambah produksi hot strip mill (HSM) di daerah Cilegon, Banten. Penambahan kapasitas ini untuk memenuhi target produksi baja nasional sebanyak 10 juta ton.
"Penambahan kapasitas ini untuk memenuhi target 10 juta ton. Membangun kompleks industri baja dengan kapasitas 10 juta ton di Cilegon. Tidak hanya dihasilkan oleh Krakatau Steel, tapi bekerja sama dengan Nippon Steel, Osaka Steel, dan Posco," katanya dalam acara Ngobrol Bareng Wartawan di The Royale Krakatau Hotel, Cilegon, Selasa (13/2/2018).
Selain itu, lanjut dia, perseroan juga meningkatkan daya saing dan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Sebab, SDM menjadi penentu kinerja perusahaan untuk bisa kembali kinclong.
"Kami menganalisa bahwa meskipun kita punya teknologi, namun apabila orang-orangnya tidak the right man dalam posisi masing-masing dan tidak memiliki semangat juang yang tinggi, maka kinerja perusahaan tidak bisa excellent. Oleh karena itu, kami mencanangkan strategi mengubah atau corporate culture transformation. Dan ini tidak hanya terjadi di induk, tapi di anak perusahaan," imbuh dia.
Selanjutnya, Wigrantoro menyatakan bahwa perseroan saat ini juga meningkatkan program efisiensi. Sebab, penurunan biaya 1% menurutnya akan berdampak terhadap peluang perseroan meningkatkan pendapatan sekitar 1,5% hingga 2%.
Perseroan juga meningkatkan kontribusi anak perusahaan guna menyokong kinerja KRAS. Awalnya, anak usaha hanya berkontribusi sekitar 15% namun kini dinaikkan menjadi 45%.
"Poinnya, kontribusi anak perusahaan kepada induk adalah 45% karena mengingat industri baja nasional itu sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga baja internasional," tandasnya.
Direktur Utama KRAS, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengungkapkan, saat ini perseroan tengah membangun pabrik baru untuk menambah produksi hot strip mill (HSM) di daerah Cilegon, Banten. Penambahan kapasitas ini untuk memenuhi target produksi baja nasional sebanyak 10 juta ton.
"Penambahan kapasitas ini untuk memenuhi target 10 juta ton. Membangun kompleks industri baja dengan kapasitas 10 juta ton di Cilegon. Tidak hanya dihasilkan oleh Krakatau Steel, tapi bekerja sama dengan Nippon Steel, Osaka Steel, dan Posco," katanya dalam acara Ngobrol Bareng Wartawan di The Royale Krakatau Hotel, Cilegon, Selasa (13/2/2018).
Selain itu, lanjut dia, perseroan juga meningkatkan daya saing dan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Sebab, SDM menjadi penentu kinerja perusahaan untuk bisa kembali kinclong.
"Kami menganalisa bahwa meskipun kita punya teknologi, namun apabila orang-orangnya tidak the right man dalam posisi masing-masing dan tidak memiliki semangat juang yang tinggi, maka kinerja perusahaan tidak bisa excellent. Oleh karena itu, kami mencanangkan strategi mengubah atau corporate culture transformation. Dan ini tidak hanya terjadi di induk, tapi di anak perusahaan," imbuh dia.
Selanjutnya, Wigrantoro menyatakan bahwa perseroan saat ini juga meningkatkan program efisiensi. Sebab, penurunan biaya 1% menurutnya akan berdampak terhadap peluang perseroan meningkatkan pendapatan sekitar 1,5% hingga 2%.
Perseroan juga meningkatkan kontribusi anak perusahaan guna menyokong kinerja KRAS. Awalnya, anak usaha hanya berkontribusi sekitar 15% namun kini dinaikkan menjadi 45%.
"Poinnya, kontribusi anak perusahaan kepada induk adalah 45% karena mengingat industri baja nasional itu sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga baja internasional," tandasnya.
(ven)