Ekspansi 2 Lokasi, Tatalogam Kukuhkan Diri Penguasa Genteng Metal
A
A
A
JAKARTA - PT Tatalogam Lestari, produsen genteng metal dan rangka baja menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 20% di tahun 2018. Untuk itu, mereka akan menambah dua lokasi pabrik baru di Kudus dan Purwokerto, Jawa Tengah. Ekspansi ini dapat menambah kapasitas produksi hingga 100.000 ton per tahun.
Chief Financial Officer Tatalogam Lestari, Wulani Wihardjono mengatakan, dengan pabrik baru ini dapat mendukung produksi Tatalogam sehingga bisa menekan biaya bahan baku. Saat ini, Tatalogam memiliki lima pabrik besar, empat berlokasi di Cikarang dan satu pabrik di Cibitung. Di luar pabrik besar itu ada pabrik-pabrik kecil yang tersebar di 22 lokasi.
Dan dengan ekspansi ini, kata Wulani, Tatalogam semakin mengukuhkan diri sebagai penguasa genteng metal di Indonesia. Saat ini, Tatalogam menguasai pangsa pasar genteng metal lebih dari 50%. "Penyerapan pasar terbesar berada di Kalimantan sebanyak 35%. Kami juga berencana untuk menambah pangsa pasar ke wilayah Timur Indonesia," katanya, Rabu (21/2/2018).
Penguasaan pasar berkat produk-produk genteng metal yang berkualitas, membuat Tatalogam Lestari kembali meraih penghargaan Top Brand Award 2018. Penghargaan ini merupakan yang ketujuh kalinya diraih oleh pihak perusahaan.
Wulani mengatakan, tiga produk andalan Tatalogam untuk kategori genteng metal, Multi Roof, Sakura Roof dan Surya Roof, serta satu produk untuk kategori rangka atap baja ringan dengan merek Taso, berhasil memenangkan penghargaan Top Brand Award 2018.
"Citra dan reputasi merek yang dimiliki oleh perusahaan sudah tidak diragukan lagi. Brand Awareness merek tersebut, sudah sangat kuat dan menjadi top of minds di kalangan masyarakat Indonesia," katanya.
Menurut Wulani, menjadi yang terbaik dan pilihan masyarakat sangat menguntungkan bagi pertumbuhan pasar produk Tatalogam. Namun, di sisi lain, kekuatan brand image dapat memicu munculnya pemalsuan merek dagang. Salah satunya pemalsuan merek Taso.
"Kasus pemalsuan merek ini selain merugikan kami, konsumen pun dirugikan dengan barang yang palsu dan bisa membahayakan. Pada sisi lain, negara kehilangan pajak yang besar dari pemalsuan merek ini," tandasnya.
Agar masyarakat tidak terkecoh oleh produk palsu, ia menjelaskan pada produk rangka atap baja ringan yang asli terdapat printing miring 'SiMantap Taso' dan cap pada produknya. Selain itu, salah satu ciri khasnya adalah tulisan digital printing mengenai spesifikasi standar SNI produk yang dikeluarkan oleh Tatalogam.
"Contohnya angka 150 (yang tertera di produk Taso) menerangkan penggunaan material bahan sebesar 15 cm. Sedangkan, produk palsu walaupun ukurannya disebutkan 150, namun kenyataannya hanya memiliki ukuran 135, beda 10% bahannya," kata Wulani.
Baja ringan Taso yang asli terbuat dari bahan baku pilihan Hi Ten 550 dengan tebal lapisan anti karat AZ 100 sesuai spesifikasi standar SNI, sehingga terjamin kuat dan aman.
"Kami tidak segan-segan untuk melakukan upaya hukum dengan penggerebekan, penyitaan terhadap produk palsu hingga kepada proses pengadilan," pungkas Wulani.
Chief Financial Officer Tatalogam Lestari, Wulani Wihardjono mengatakan, dengan pabrik baru ini dapat mendukung produksi Tatalogam sehingga bisa menekan biaya bahan baku. Saat ini, Tatalogam memiliki lima pabrik besar, empat berlokasi di Cikarang dan satu pabrik di Cibitung. Di luar pabrik besar itu ada pabrik-pabrik kecil yang tersebar di 22 lokasi.
Dan dengan ekspansi ini, kata Wulani, Tatalogam semakin mengukuhkan diri sebagai penguasa genteng metal di Indonesia. Saat ini, Tatalogam menguasai pangsa pasar genteng metal lebih dari 50%. "Penyerapan pasar terbesar berada di Kalimantan sebanyak 35%. Kami juga berencana untuk menambah pangsa pasar ke wilayah Timur Indonesia," katanya, Rabu (21/2/2018).
Penguasaan pasar berkat produk-produk genteng metal yang berkualitas, membuat Tatalogam Lestari kembali meraih penghargaan Top Brand Award 2018. Penghargaan ini merupakan yang ketujuh kalinya diraih oleh pihak perusahaan.
Wulani mengatakan, tiga produk andalan Tatalogam untuk kategori genteng metal, Multi Roof, Sakura Roof dan Surya Roof, serta satu produk untuk kategori rangka atap baja ringan dengan merek Taso, berhasil memenangkan penghargaan Top Brand Award 2018.
"Citra dan reputasi merek yang dimiliki oleh perusahaan sudah tidak diragukan lagi. Brand Awareness merek tersebut, sudah sangat kuat dan menjadi top of minds di kalangan masyarakat Indonesia," katanya.
Menurut Wulani, menjadi yang terbaik dan pilihan masyarakat sangat menguntungkan bagi pertumbuhan pasar produk Tatalogam. Namun, di sisi lain, kekuatan brand image dapat memicu munculnya pemalsuan merek dagang. Salah satunya pemalsuan merek Taso.
"Kasus pemalsuan merek ini selain merugikan kami, konsumen pun dirugikan dengan barang yang palsu dan bisa membahayakan. Pada sisi lain, negara kehilangan pajak yang besar dari pemalsuan merek ini," tandasnya.
Agar masyarakat tidak terkecoh oleh produk palsu, ia menjelaskan pada produk rangka atap baja ringan yang asli terdapat printing miring 'SiMantap Taso' dan cap pada produknya. Selain itu, salah satu ciri khasnya adalah tulisan digital printing mengenai spesifikasi standar SNI produk yang dikeluarkan oleh Tatalogam.
"Contohnya angka 150 (yang tertera di produk Taso) menerangkan penggunaan material bahan sebesar 15 cm. Sedangkan, produk palsu walaupun ukurannya disebutkan 150, namun kenyataannya hanya memiliki ukuran 135, beda 10% bahannya," kata Wulani.
Baja ringan Taso yang asli terbuat dari bahan baku pilihan Hi Ten 550 dengan tebal lapisan anti karat AZ 100 sesuai spesifikasi standar SNI, sehingga terjamin kuat dan aman.
"Kami tidak segan-segan untuk melakukan upaya hukum dengan penggerebekan, penyitaan terhadap produk palsu hingga kepada proses pengadilan," pungkas Wulani.
(ven)