Dow Jones Reli 347 Poin, Wall Street Menguat Pekan Ini
A
A
A
NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat pada perdagangan Jumat waktu setempat ditutup menguat, karena imbal hasil AS mereda dari level tertinggi empat tahun. Mengutip CNBC, Sabtu (24/2/2018), indeks Dow Jones menguat 347,51 poin ke level 25.309,99, dengan kontribusi besar dari saham Intel.
Indeks S&P 500 melaju 1,6% menjadi 2.747,30, dengan sektor saham energi menjadi bahan bakar. Sepekan ini, Dow dan S&P 500 berada di jalur positif, dengan kenaikan masing-masing 0,4% dan 0,6%.
Nasdaq ditutup lebih tinggi 1,8% menjadi 7.337,39, karena saham Facebook, Amazon, Netflix dan Alphabet semuanya naik. Untuk pekan ini, indeks Nasdaq naik 1,4%.
Ini adalah pekan yang bagus untuk saham, dengan rata-rata membukukan kenaikan kuat di awal perdagangan dan ditutup di level tertinggi. "Perekonomian yang berjalan terlalu cepat membawa kekhawatiran tentang tingkat suku bunga lebih tinggi. Tapi itu lebih baik ketimbang harus memulai dari ekonomi yang lemah," kata Nick Raich, CEO The Earning Scout.
Raich menambahkan, kenaikan pasar saham AS pada pekan ini juga disebabkan ekspektasi pendapatan emiten yang juga meningkat untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun. "Ini hal positif yang besar," cetusnya.
Imbal hasil 10 tahun AS mencapai level tertinggi selama empat tahun pada pekan ini, sehingga The Fed melihat peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi sebagai justifikasi untuk terus menaikkan suku bunga secara bertahap. Pada Jumat waktu AS, yield diperdagangkan di bawah level tertinggi empat tahun, yaitu 2,875%.
"Investor melihat jika yield diperdagangkan lebih dari 3% akan menimbulkan kekhawatiran pasar menjadi bearish seperti sejak 1980," kata Thomas Lee, pendiri dan kepala penelitian Fundstrat Global Advisors.
The Fed pada Jumat pagi waktu AS, merilis laporan kebijakan moneter, yang mengatakan bank sentral melihat ekonomi AS mendekati titik kulminasi, dan kenaikan upah tidak terlalu signifikan. Laporan ini akan menjadi cetak biru bagi Ketua The Fed yang baru, Jerome Powell pada pekan depan.
Indeks S&P 500 melaju 1,6% menjadi 2.747,30, dengan sektor saham energi menjadi bahan bakar. Sepekan ini, Dow dan S&P 500 berada di jalur positif, dengan kenaikan masing-masing 0,4% dan 0,6%.
Nasdaq ditutup lebih tinggi 1,8% menjadi 7.337,39, karena saham Facebook, Amazon, Netflix dan Alphabet semuanya naik. Untuk pekan ini, indeks Nasdaq naik 1,4%.
Ini adalah pekan yang bagus untuk saham, dengan rata-rata membukukan kenaikan kuat di awal perdagangan dan ditutup di level tertinggi. "Perekonomian yang berjalan terlalu cepat membawa kekhawatiran tentang tingkat suku bunga lebih tinggi. Tapi itu lebih baik ketimbang harus memulai dari ekonomi yang lemah," kata Nick Raich, CEO The Earning Scout.
Raich menambahkan, kenaikan pasar saham AS pada pekan ini juga disebabkan ekspektasi pendapatan emiten yang juga meningkat untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun. "Ini hal positif yang besar," cetusnya.
Imbal hasil 10 tahun AS mencapai level tertinggi selama empat tahun pada pekan ini, sehingga The Fed melihat peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi sebagai justifikasi untuk terus menaikkan suku bunga secara bertahap. Pada Jumat waktu AS, yield diperdagangkan di bawah level tertinggi empat tahun, yaitu 2,875%.
"Investor melihat jika yield diperdagangkan lebih dari 3% akan menimbulkan kekhawatiran pasar menjadi bearish seperti sejak 1980," kata Thomas Lee, pendiri dan kepala penelitian Fundstrat Global Advisors.
The Fed pada Jumat pagi waktu AS, merilis laporan kebijakan moneter, yang mengatakan bank sentral melihat ekonomi AS mendekati titik kulminasi, dan kenaikan upah tidak terlalu signifikan. Laporan ini akan menjadi cetak biru bagi Ketua The Fed yang baru, Jerome Powell pada pekan depan.
(ven)