Sepanjang 2017, Pendapatan ACST Meningkat Jadi Rp3 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatat pencapaian positif di tahun 2017 lalu, dengan membukukan kontrak baru sebesar Rp8,4 triliun. Angka tersebut melompat 121% dibandingkan perolehan tahun 2016 sebesar Rp3,8 triliun. Target perolehan kontrak untuk tahun 2017 sendiri ditetapkan pada angka Rp7,5 triliun, di mana dalam hal ini juga telah dilampaui oleh pencapaian Perusahaan sebesar 12%.
Sementara itu, pendapatan anak usaha Astra Grup ini pun meningkat 68,7% menjadi Rp3 triliun dari tahun 2016 sebesar Rp1,8 triliun. Laba bersih perusahaan juga menanjak sebesar 125,7% menjadi Rp154,2 miliar dari Rp68,3 miliar pada 2016 lalu.
"Perolehan kontrak baru tahun 2017 didominasi oleh sektor infrastruktur sebesar 88%. Sementara itu, sektor fondasi menjadi kontributor sisanya sebesar 12%. Beberapa kontrak prestisius dan strategis yang dipercayakan kepada Acset selama tahun 2017 adalah Tol Layang Jakarta-Cikampek II, Tol Bakauheni-Sidomulyo," ujar Corporate Communication PT Acset Indonusa, Theresia Phang dalam keterangan resmi, Rabu (28/2/2018).
Juga Tol JORR II Ruas Kunciran-Serpong, pekerjaan soil improvement di Batang, mixed-used development di Kebon Sirih, PLTU Jepara Unit 5 dan 6, pekerjaan fondasi Menara Tendean dan pekerjaan sipil Light Rail Transit (LRT) Ruas Cawang-Dukuh Atas yang sebelumnya juga telah memercayakan pekerjaan fondasinya kepada ACSET.
Untuk perolehan pendapatan usaha, ditinjau menurut bidangnya, sektor infrastruktur berkontribusi sebesar 63%, konstruksi sebesar 24%, fondasi sebesar 9%, dan sektor lainnya sebesar 4%. Sektor infrastruktur masih memegang peranan terbesar dalam pendapatan Perusahaan mengingat bahwa sektor ini merupakan kontributor tertinggi dari total perolehan kontrak baru Acset di tahun 2017.
Performa positif ini dilatarbelakangi oleh adanya peningkatan pendapatan usaha, efisiensi beban umum, dan administrasi serta adanya peningkatan pendapatan lainnya. Acset secara berkesinambungan terus mengupayakan yang terbaik dalam rangka menjaga kepercayaan pelanggannya.
Hingga kini, ACST masih mengerjakan proyek lainnya dengan jumlah kontrak sebesar Rp10,5triliun, yang terdiri dari proporsi carry over order tahun 2016 dan kontrak baru tahun 2017. Di penghujung tahun 2017, ACST berhasil mendapatkan proyek LRT Ruas Cawang-Dukuh Atas. Hal ini mencerminkan kepercayaan dari pelanggan kepada Acset untuk mengerjakan pekerjaan besar dan strategis.
Di tahun 2018, Acset berencana untuk terus aktif mengembangkan keahliannya guna menyasar proyek-proyek strategis yang dapat memberikan nilai tambah bagi kompetensi Perusahaan. Selain memperkuat keahlian di bidang fondasi, struktur dan infrastruktur, ACST juga akan memperdalam keahliannya di bidang soil improvement yang dibutuhkan dalam proses pembangunan fasilitas umum seperti pembangkit, pelabuhan, dan bandar udara.
Ke depannya, ACST akan selalu mengutamakan prinsip safety dan quality sebagai prinsip utamanya dalam mengeksekusi seluruh pekerjaan yang ada guna mewujudkan visi ACST di tahun 2020 sebagai The Largest Private Construction Company.
Sementara itu, pendapatan anak usaha Astra Grup ini pun meningkat 68,7% menjadi Rp3 triliun dari tahun 2016 sebesar Rp1,8 triliun. Laba bersih perusahaan juga menanjak sebesar 125,7% menjadi Rp154,2 miliar dari Rp68,3 miliar pada 2016 lalu.
"Perolehan kontrak baru tahun 2017 didominasi oleh sektor infrastruktur sebesar 88%. Sementara itu, sektor fondasi menjadi kontributor sisanya sebesar 12%. Beberapa kontrak prestisius dan strategis yang dipercayakan kepada Acset selama tahun 2017 adalah Tol Layang Jakarta-Cikampek II, Tol Bakauheni-Sidomulyo," ujar Corporate Communication PT Acset Indonusa, Theresia Phang dalam keterangan resmi, Rabu (28/2/2018).
Juga Tol JORR II Ruas Kunciran-Serpong, pekerjaan soil improvement di Batang, mixed-used development di Kebon Sirih, PLTU Jepara Unit 5 dan 6, pekerjaan fondasi Menara Tendean dan pekerjaan sipil Light Rail Transit (LRT) Ruas Cawang-Dukuh Atas yang sebelumnya juga telah memercayakan pekerjaan fondasinya kepada ACSET.
Untuk perolehan pendapatan usaha, ditinjau menurut bidangnya, sektor infrastruktur berkontribusi sebesar 63%, konstruksi sebesar 24%, fondasi sebesar 9%, dan sektor lainnya sebesar 4%. Sektor infrastruktur masih memegang peranan terbesar dalam pendapatan Perusahaan mengingat bahwa sektor ini merupakan kontributor tertinggi dari total perolehan kontrak baru Acset di tahun 2017.
Performa positif ini dilatarbelakangi oleh adanya peningkatan pendapatan usaha, efisiensi beban umum, dan administrasi serta adanya peningkatan pendapatan lainnya. Acset secara berkesinambungan terus mengupayakan yang terbaik dalam rangka menjaga kepercayaan pelanggannya.
Hingga kini, ACST masih mengerjakan proyek lainnya dengan jumlah kontrak sebesar Rp10,5triliun, yang terdiri dari proporsi carry over order tahun 2016 dan kontrak baru tahun 2017. Di penghujung tahun 2017, ACST berhasil mendapatkan proyek LRT Ruas Cawang-Dukuh Atas. Hal ini mencerminkan kepercayaan dari pelanggan kepada Acset untuk mengerjakan pekerjaan besar dan strategis.
Di tahun 2018, Acset berencana untuk terus aktif mengembangkan keahliannya guna menyasar proyek-proyek strategis yang dapat memberikan nilai tambah bagi kompetensi Perusahaan. Selain memperkuat keahlian di bidang fondasi, struktur dan infrastruktur, ACST juga akan memperdalam keahliannya di bidang soil improvement yang dibutuhkan dalam proses pembangunan fasilitas umum seperti pembangkit, pelabuhan, dan bandar udara.
Ke depannya, ACST akan selalu mengutamakan prinsip safety dan quality sebagai prinsip utamanya dalam mengeksekusi seluruh pekerjaan yang ada guna mewujudkan visi ACST di tahun 2020 sebagai The Largest Private Construction Company.
(ven)