PLN Regional Sumatera Target Tambah Pasokan 500 MW

Jum'at, 02 Maret 2018 - 14:16 WIB
PLN Regional Sumatera...
PLN Regional Sumatera Target Tambah Pasokan 500 MW
A A A
BATAM - PLN Regional Sumatera menargetkan commercial operation date (COD) dari pembangkit baru yang beroperasi tahun ini sebanyak 500 megawatt (MW). Penambahan pasokan listrik tersebut diharapkan mendukung keandalan listrik di wilayah Sumatera.

"Tahun ini akan masuk COD dari sejumlah pembangkit di seperti PLTP Sarulla, PLTA Semangka, PLTU/Gas Krueng Raya, dan Pangkalan Susu," ujar Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto di Batam, Kepulauan Riau.

Secara rinci, pasokan baru listrik untuk sistem Sumatera itu berasal dari PLTP Sarulla 110 MW, dan PLTA Semangka 50 MW yang merupakan produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP). Sementara sisanya berasal dari tiga pembangkit listrik milik PLN di Pangkalan Susu, Tanjung Jabung, dan Krueng Raya yang menggunakan energi primer batu bara dan gas.

"Total imvestasi dari pembangkit-pembangkit tersebut sekitar Rp6 triliun," ujar Wiluyo.

Dia menambahkan, PLN regional Sumatera tahun ini menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 7,84%. Hal ini seiring dengan target pertumbuhan ekonomi pada APBN 2018 sebesar 5,4%. Sementara untuk pembangunan transmisi ditargetkan sepanjang 3.663 kilometer sirkit (kms) dan Gardu Induk berkapasitas 5.970 MVA.

"Kami juga menargetkan desa berlistrrik di Sumatera bisa 100% hingga akhir tahun 2018. Saat ini baru 95%, " ujarnya.

Wiluyo mengutarakan, saat ini masih ada desa di Sumatera yang belum berlistrik karena sulitnya akses. Dia mencontohkan, desa di wilayah Indragili Hilir yang kondisi alamnya banyak terdapat parit sehingga tidak mudah untuk membuat jaringan transmisi.

Kondisi alam yang tidak mudah terjangkau itu menyebabkan biaya untuk membangun infrastruktur kelistrikan di desa-desa di wilayah Sumatera cukup besar. Untuk itu PLN wilayah Sumatera menyiapkan dana sekitar Rp3,1 triliun khusus untuk mewujudkan desa berlistrik sesuai amanat pemerintah.

"Ini komitmen kami dalam membangun daerah Tertinggal, Terluar dan Terdepan. Ada banyak yang daerahnya sulit dijangkau seperti di kepulauan Riau, Nias dan Mentawai," paparnya.

Menurut Wiluyo, investasi sebesar itu digunakan untuk pengadaan genset Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan jaringan transmisinya. Genset menjadi pilihan karena merupakan solusi terbaik meski biaya operasionalnya tinggi.

"Biaya pokok produksi (BPP) listrik dengan menggunakan genset yang menggunakan bahan bakar minyak ini sekitar Rp2.600 per kwh, lebih tinggi dibandingkan dengan pembangkit yang menggunakan batubara yang rata-rata hanya Rp900 per kwh," kata Wiluyo. Adapun rata-rata BPP di wilayah regional Sumatera di kisaran Rp1.685 per kwh.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7759 seconds (0.1#10.140)