JIIPE, Model Kawasan Industri Generasi Ketiga
A
A
A
GRESIK - Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) merupakan model kawasan industri generasi ketiga. Yaitu kawasan industri yang dilengkapi dengan infrastruktur yang andal dan terintegrasi dengan pelabuhan, ramah lingkungan, inovatif menuju terwujudnya kota industri baru.
Saat ini, JIIPE sudah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri seluas 1.760 hektare, memiliki kantor pengelola dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti pembangkit tenaga listrik 23 MW yang telah beroperasi sejak November 2017, water treatment plant, jaringan pipa gas yang saat ini sudah terkoneksi dengan pipa gas Perusahaan Gas Negara (PGN), sistem telekomunikasi dengan fiber optik dan internet broadband, serta pelabuhan. Sehingga diharapkan dapat menurunkan biaya logistik dan biaya produksi.
"JIIPE telah siap untuk menampung investasi dengan menyiapkan zona untuk port estate, heavy industry, medium industry, light industry, commercial, pelabuhan, dan kawasan pemukiman. Jadi industri tinggal masuk saja di JIIPE,” katanya di Gresik, Jawa Timur, Sabtu (10/3/2018).
Untuk mendukung beroperasinya Kawasan Industri JIIPE, lanjutnya, masih dibutuhkan penambahan dan peningkatan beberapa infrastruktur seperti pelebaran Jalan Daendels, penyambungan rel kereta api sepanjang 11 km dari Stasiun Duduk Sampeyan sampai masuk ke lokasi JIIPE, dan agar Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar bisa terkoneksi dengan JIIPE.
Airlangga menjelaskan, saat ini sudah ada delapan perusahaan yang berinvestasi meliputi dua perusahaan sudah beroperasi, dua perusahaan dalam proses pembangunan pabrik, dan empat lainnya akan mulai pembangunan.
Ia berharap dengan diresmikannya JIIPE, bisa menampung tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang, dan bisa menimbulkan terjadinya multiplier effect pada 10 tahun mendatang.
Peresmian yang bertema “Kerja Nyata Membangun Negeri” ini ditandai dengan penekanan tombol sirine, yang dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti JIIPE dan kapal pendukung tol laut.
JIIPE adalah kawasan terintegrasi pertama di Indonesia dan terluas di Jawa Timur dengan total luas lahan sekitar 3.000 Ha. JIIPE menggunakan konsep penggabungan kawasan industri seluas 1.761 Ha, kawasan pelabuhan seluas 400 Ha, dan kawasan residensial seluas 800 Ha.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan, pengembangan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri dapat memberikan nilai tambah sekaligus meningkatkan daya saing produk industri.
"Tujuan akhirnya adalah dapat mendorong ekspor. JIIPE terintegrasi dari seluruh keperluan yang dibutuhkan pengguna jasa, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi biaya logistik," ujar Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim.
Karena dapat menekan ongkos produksi, termasuk distribusi barang, Pakde Karwo menganggap JIIPE sebagai kawasan industri dan pelabuhan yang ideal di era sekarang ini. Dengan nilai lebih itu, perusahaan yang bergabung dalam JIIPE menjadi lebih kompetitif jika dibandingkan tempat lain.
Berdasarkan data, Jawa Timur telah memiliki tujuh kawasan industri dengan total luasan 4.819,5 Ha, merupakan yang terluas keempat di Indonesia. Pada tahun 2017, seluruh kawasan industri di Jatim menumbuhkan industri pengolahan Jatim sebesar 26,63% dan berkontribusi terhadap industri pengolahan nasional sebesar 21,40%.
Saat ini, JIIPE sudah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri seluas 1.760 hektare, memiliki kantor pengelola dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti pembangkit tenaga listrik 23 MW yang telah beroperasi sejak November 2017, water treatment plant, jaringan pipa gas yang saat ini sudah terkoneksi dengan pipa gas Perusahaan Gas Negara (PGN), sistem telekomunikasi dengan fiber optik dan internet broadband, serta pelabuhan. Sehingga diharapkan dapat menurunkan biaya logistik dan biaya produksi.
"JIIPE telah siap untuk menampung investasi dengan menyiapkan zona untuk port estate, heavy industry, medium industry, light industry, commercial, pelabuhan, dan kawasan pemukiman. Jadi industri tinggal masuk saja di JIIPE,” katanya di Gresik, Jawa Timur, Sabtu (10/3/2018).
Untuk mendukung beroperasinya Kawasan Industri JIIPE, lanjutnya, masih dibutuhkan penambahan dan peningkatan beberapa infrastruktur seperti pelebaran Jalan Daendels, penyambungan rel kereta api sepanjang 11 km dari Stasiun Duduk Sampeyan sampai masuk ke lokasi JIIPE, dan agar Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar bisa terkoneksi dengan JIIPE.
Airlangga menjelaskan, saat ini sudah ada delapan perusahaan yang berinvestasi meliputi dua perusahaan sudah beroperasi, dua perusahaan dalam proses pembangunan pabrik, dan empat lainnya akan mulai pembangunan.
Ia berharap dengan diresmikannya JIIPE, bisa menampung tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang, dan bisa menimbulkan terjadinya multiplier effect pada 10 tahun mendatang.
Peresmian yang bertema “Kerja Nyata Membangun Negeri” ini ditandai dengan penekanan tombol sirine, yang dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti JIIPE dan kapal pendukung tol laut.
JIIPE adalah kawasan terintegrasi pertama di Indonesia dan terluas di Jawa Timur dengan total luas lahan sekitar 3.000 Ha. JIIPE menggunakan konsep penggabungan kawasan industri seluas 1.761 Ha, kawasan pelabuhan seluas 400 Ha, dan kawasan residensial seluas 800 Ha.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan, pengembangan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri dapat memberikan nilai tambah sekaligus meningkatkan daya saing produk industri.
"Tujuan akhirnya adalah dapat mendorong ekspor. JIIPE terintegrasi dari seluruh keperluan yang dibutuhkan pengguna jasa, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi biaya logistik," ujar Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim.
Karena dapat menekan ongkos produksi, termasuk distribusi barang, Pakde Karwo menganggap JIIPE sebagai kawasan industri dan pelabuhan yang ideal di era sekarang ini. Dengan nilai lebih itu, perusahaan yang bergabung dalam JIIPE menjadi lebih kompetitif jika dibandingkan tempat lain.
Berdasarkan data, Jawa Timur telah memiliki tujuh kawasan industri dengan total luasan 4.819,5 Ha, merupakan yang terluas keempat di Indonesia. Pada tahun 2017, seluruh kawasan industri di Jatim menumbuhkan industri pengolahan Jatim sebesar 26,63% dan berkontribusi terhadap industri pengolahan nasional sebesar 21,40%.
(ven)