Amancio Ortega, Miliader Ritel Fashion
A
A
A
AMANCIO Ortega adalah sosok di belakang kesuksesan ritel fashion Zara. Masa kecil yang sederhana menjadi motivasi bagi pebisnis asal Spanyol ini untuk meraih kesuksesan.
Laki-laki bernama lengkap Amancio Ortega Gaona ini lahir pada 28 Maret 1936 di Leon, Spanyol. Bungsu dari empat bersaudara ini merupakan putra pasangan Antonio Ortega Rodriguez dan Josefa Gaona Hernandez. Laki-laki yang dikenal dengan nama Ortega ini lahir dari sebuah keluarga yang kurang mampu. Dia dan saudara-saudaranya dibesarkan di Busdongo de Arbas, sebuah dusun berpopulasi 60 orang di Spanyol, pada tahun 1936. Ketika Perang Saudara meletus di Spanyol dan keadaan ekonomi sulit saat itu, ayahnya bekerja sebagai pekerja kereta api, sementara ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Keadaan ekonomi keluarga yang sulit membuat Ortega harus putus sekolah pada usia 13 tahun dan bekerja membantu kedua orang tuanya. Setelah berhenti sekolah, Ortega bekerja di sebuah produsen pakaian mewah bernama Gala di pusat kota La Coruna. Tugasnya cukup sederhana, yakni mengantarkan pesanan pakaian. Karena kinerjanya yang cukup memuaskan, ia pun dipercaya menjadi asisten penjahit. Di sinilah ia mulai belajar untuk menjahit pakaian, mulai dari bagaimana pakaian diproduksi hingga bisa sampai di tangan para konsumen.
"Di tempat itu dia belajar betapa pentingnya memberikan pakaian langsung ke konsumen tanpa distributor. Itulah yang kemudian ia gunakan sebagai salah satu strategi kesuksesan besarnya," ujar Covadonga O'Shea yang telah mengenal Ortega selama 20 tahun, seperti dilansir dari BBC.co.uk.
Setelah menjadi asisten penjahit, dia ikut bekerja bersama kedua saudara kandungnya, Antonio dan Josefa sebagai salesman di sebuah toko baju yang tengah berkembang. Pada awal 1960-an Ortega menjadi manajer di toko pakaian lokal. Dia sadar hanya sedikit orang kaya yang mampu membeli baju-baju mahal. Bersama Rosalia Mera, dan kedua saudara kandungnya, mereka mulai memproduksi baju-baju murah namun berkualitas.
"Pengalaman hidup yang telah membuat saya tumbuh sebagai manusia, wiraswasta dan warga negara didasarkan pada sejumlah prinsip yang saya anggap sangat berharga. Prinsip tersebut di antaranya solidaritas, pemahaman, komitmen, reliabilitas dan kesetiaan kerja keras," ujar Ortega.
Dia lalu jatuh cinta pada Mera dan menikahinya pada 1966. Dari situ, dia bersama sang istri mulai menjahit pakaian sendiri di ruang tamu rumah. Dari sana dia mulai mempekerjakan orang lain untuk menjahit seluruh desainnya. "Tahun 1972 ia mendirikan Confecciones Goa (kebalikan dari inisialnya). Toko tersebut menjual jubah mandi tenun yang diproduksi perempuan setempat yang tergabung dalam beberapa koperasi jahit," ujar O'Shea.
Pada 1975 bersama istrinya, Ortega mendirikan toko Zara di depan pusat perbelanjaan paling penting di Spanyol. Bisnisnya terus maju dengan pesat karena harganya yang murah dan kualitasnya yang mewah. Pada 1989 Ortega tercatat telah membuka hampir 100 toko Zara di Spanyol. Pada tahun itu pula Zara merupakan bagian dari grup Inditex (Industrias de Diseno Textil Sociedad Anónima) yang 59,29% sahamnya dipegang Ortega. Saat ini Inditex dikenal sebagai peritel fashion terkemuka di Eropa dan membawa brand yang mencakup Zara, Massimo Dutti, Uterque, Zara Home, Stradivarius, Bershka, Oysho, dan Pull & Bear.
"Amancio Ortega melakukan sesuatu hal yang unik. Ia membuat bisnisnya dengan fokus pada apa yang pembeli inginkan. Banyak perusahaan ritel yang menjual apa yang perusahaan inginkan, membuatnya dan kemudian menjualnya kepada pembeli," ujar pakar usaha ritel Michelle Wilson.
Saat ini Ortega memiliki 7.000 toko di hampir 100 negara yang tersebar di enam benua. Dia juga mempekerjakan lebih dari 92.000 karyawan. Pada 2018 ini Ortega menduduki posisi keenam, deretan miliarder terkaya dunia versi Forbes dengan kekayaan mencapai lebih dari USD66 miliar (Rp904 triliun).
Laki-laki bernama lengkap Amancio Ortega Gaona ini lahir pada 28 Maret 1936 di Leon, Spanyol. Bungsu dari empat bersaudara ini merupakan putra pasangan Antonio Ortega Rodriguez dan Josefa Gaona Hernandez. Laki-laki yang dikenal dengan nama Ortega ini lahir dari sebuah keluarga yang kurang mampu. Dia dan saudara-saudaranya dibesarkan di Busdongo de Arbas, sebuah dusun berpopulasi 60 orang di Spanyol, pada tahun 1936. Ketika Perang Saudara meletus di Spanyol dan keadaan ekonomi sulit saat itu, ayahnya bekerja sebagai pekerja kereta api, sementara ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Keadaan ekonomi keluarga yang sulit membuat Ortega harus putus sekolah pada usia 13 tahun dan bekerja membantu kedua orang tuanya. Setelah berhenti sekolah, Ortega bekerja di sebuah produsen pakaian mewah bernama Gala di pusat kota La Coruna. Tugasnya cukup sederhana, yakni mengantarkan pesanan pakaian. Karena kinerjanya yang cukup memuaskan, ia pun dipercaya menjadi asisten penjahit. Di sinilah ia mulai belajar untuk menjahit pakaian, mulai dari bagaimana pakaian diproduksi hingga bisa sampai di tangan para konsumen.
"Di tempat itu dia belajar betapa pentingnya memberikan pakaian langsung ke konsumen tanpa distributor. Itulah yang kemudian ia gunakan sebagai salah satu strategi kesuksesan besarnya," ujar Covadonga O'Shea yang telah mengenal Ortega selama 20 tahun, seperti dilansir dari BBC.co.uk.
Setelah menjadi asisten penjahit, dia ikut bekerja bersama kedua saudara kandungnya, Antonio dan Josefa sebagai salesman di sebuah toko baju yang tengah berkembang. Pada awal 1960-an Ortega menjadi manajer di toko pakaian lokal. Dia sadar hanya sedikit orang kaya yang mampu membeli baju-baju mahal. Bersama Rosalia Mera, dan kedua saudara kandungnya, mereka mulai memproduksi baju-baju murah namun berkualitas.
"Pengalaman hidup yang telah membuat saya tumbuh sebagai manusia, wiraswasta dan warga negara didasarkan pada sejumlah prinsip yang saya anggap sangat berharga. Prinsip tersebut di antaranya solidaritas, pemahaman, komitmen, reliabilitas dan kesetiaan kerja keras," ujar Ortega.
Dia lalu jatuh cinta pada Mera dan menikahinya pada 1966. Dari situ, dia bersama sang istri mulai menjahit pakaian sendiri di ruang tamu rumah. Dari sana dia mulai mempekerjakan orang lain untuk menjahit seluruh desainnya. "Tahun 1972 ia mendirikan Confecciones Goa (kebalikan dari inisialnya). Toko tersebut menjual jubah mandi tenun yang diproduksi perempuan setempat yang tergabung dalam beberapa koperasi jahit," ujar O'Shea.
Pada 1975 bersama istrinya, Ortega mendirikan toko Zara di depan pusat perbelanjaan paling penting di Spanyol. Bisnisnya terus maju dengan pesat karena harganya yang murah dan kualitasnya yang mewah. Pada 1989 Ortega tercatat telah membuka hampir 100 toko Zara di Spanyol. Pada tahun itu pula Zara merupakan bagian dari grup Inditex (Industrias de Diseno Textil Sociedad Anónima) yang 59,29% sahamnya dipegang Ortega. Saat ini Inditex dikenal sebagai peritel fashion terkemuka di Eropa dan membawa brand yang mencakup Zara, Massimo Dutti, Uterque, Zara Home, Stradivarius, Bershka, Oysho, dan Pull & Bear.
"Amancio Ortega melakukan sesuatu hal yang unik. Ia membuat bisnisnya dengan fokus pada apa yang pembeli inginkan. Banyak perusahaan ritel yang menjual apa yang perusahaan inginkan, membuatnya dan kemudian menjualnya kepada pembeli," ujar pakar usaha ritel Michelle Wilson.
Saat ini Ortega memiliki 7.000 toko di hampir 100 negara yang tersebar di enam benua. Dia juga mempekerjakan lebih dari 92.000 karyawan. Pada 2018 ini Ortega menduduki posisi keenam, deretan miliarder terkaya dunia versi Forbes dengan kekayaan mencapai lebih dari USD66 miliar (Rp904 triliun).
(amm)