Sean Parker Jadi Miliuner Bisa Hidup Lebih Lama
A
A
A
SEAN Parker mengungkap salah satu keuntungan terbesar menjadi sangat kaya adalah terkait soal kesehatan. Menurutnya, orang kaya mendapat akses terhadap perawatan kesehatan yang lebih baik.
Karena itu, menurut Parker, orang kaya bisa hidup lebih lama dan terus menumbuhkan kekayaannya. “Berikan seratus tahun ekstra ke kami para miliarder, dan Anda akan tahu seperti apa kesenjangan kekayaan yang terjadi,” katanya.
Menurut presiden pertama Facebook itu, menjadi kaya membuatnya mendapat akses terhadap perawatan kesehatan yang jauh lebih baik. Ucapan Parker di sebuah acara Axios di National Constitution Center di Philadelphia itu menyoroti biaya kesehatan di Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Banyak keluarga berjuang untuk bisa mengikuti kenaikan biaya. Biaya perawatan kesehatan tahunan rata-rata per orang di AS mencapai USD10.345 pada 2016, menurut data dari Centers for Medicare and Medicaid Services. “Jadi andai saya bisa berusia 160 tahun, maka kami orang-orang kaya akan menjadi para penguasa abadi.
Jika Anda memberi para miliarder beberapa ratus tahun ekstra, Anda akan melihat bagaimana kesenjangan kekayaan yang akan terjadi,” katanya. Harapan hidup diprediksi meningkat di seluruh dunia. Namun, dengan kemampuan untuk mendapat perawatan kesehatan kelas atas, orang kaya disebut Parker memiliki kesempatan lebih besar untuk hidup lebih lama daripada orang lain.
Saat ini, menurut Parker, kekayaan bersihnya mencapai USD2,6 miliar. Parker sangat peduli terhadap dunia kesehatan. Ia adalah pendiri dan ketua Parker Institute for Cancer Immunotherapy, yang bertujuan mempercepat inovasi kanker. Dia mendirikan organisasi riset pada 2016 dengan hibah sebesar USD250 juta dari badan amal, Parker Foundation.
Parker memang sukses di usia yang sangat muda setelah menemukan situs Napster dan kemudian beralih menjadi presiden Facebook. Dia juga dikenal sangat blak-blakan. Ia sendiri sangat kritis terhadap Facebook, menuduhnya memanfaatkan kerentanan “manusia.”
Dan Parker bukanlah pengusaha teknologi pertama mengeluarkan kritiknya terhadap teknologi digital. Bill Gates dan Steve Jobs sendiri sangat membatasi screen time atau waktu anak-anak mereka mengonsumsi teknologi di rumah. (Danang Arradian)
Karena itu, menurut Parker, orang kaya bisa hidup lebih lama dan terus menumbuhkan kekayaannya. “Berikan seratus tahun ekstra ke kami para miliarder, dan Anda akan tahu seperti apa kesenjangan kekayaan yang terjadi,” katanya.
Menurut presiden pertama Facebook itu, menjadi kaya membuatnya mendapat akses terhadap perawatan kesehatan yang jauh lebih baik. Ucapan Parker di sebuah acara Axios di National Constitution Center di Philadelphia itu menyoroti biaya kesehatan di Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Banyak keluarga berjuang untuk bisa mengikuti kenaikan biaya. Biaya perawatan kesehatan tahunan rata-rata per orang di AS mencapai USD10.345 pada 2016, menurut data dari Centers for Medicare and Medicaid Services. “Jadi andai saya bisa berusia 160 tahun, maka kami orang-orang kaya akan menjadi para penguasa abadi.
Jika Anda memberi para miliarder beberapa ratus tahun ekstra, Anda akan melihat bagaimana kesenjangan kekayaan yang akan terjadi,” katanya. Harapan hidup diprediksi meningkat di seluruh dunia. Namun, dengan kemampuan untuk mendapat perawatan kesehatan kelas atas, orang kaya disebut Parker memiliki kesempatan lebih besar untuk hidup lebih lama daripada orang lain.
Saat ini, menurut Parker, kekayaan bersihnya mencapai USD2,6 miliar. Parker sangat peduli terhadap dunia kesehatan. Ia adalah pendiri dan ketua Parker Institute for Cancer Immunotherapy, yang bertujuan mempercepat inovasi kanker. Dia mendirikan organisasi riset pada 2016 dengan hibah sebesar USD250 juta dari badan amal, Parker Foundation.
Parker memang sukses di usia yang sangat muda setelah menemukan situs Napster dan kemudian beralih menjadi presiden Facebook. Dia juga dikenal sangat blak-blakan. Ia sendiri sangat kritis terhadap Facebook, menuduhnya memanfaatkan kerentanan “manusia.”
Dan Parker bukanlah pengusaha teknologi pertama mengeluarkan kritiknya terhadap teknologi digital. Bill Gates dan Steve Jobs sendiri sangat membatasi screen time atau waktu anak-anak mereka mengonsumsi teknologi di rumah. (Danang Arradian)
(nfl)