Mengenal Kunci Jadi Pengusaha Sukses: Jaga Integritas, Kepercayaan dan Jaringan

Senin, 16 Agustus 2021 - 17:21 WIB
loading...
Mengenal Kunci Jadi Pengusaha Sukses: Jaga Integritas, Kepercayaan dan Jaringan
Ada beberapa syarat utama yang harus dimiliki untuk menjadi pekerja dan pengusaha sukses. Kunci sukses itu antara lain: punya rekam jejak positif, menjaga kepercayaan, dan memiliki jaringan kuat. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Ada beberapa syarat utama yang harus dimiliki untuk menjadi pekerja dan pengusaha sukses. Kunci sukses itu antara lain: punya rekam jejak positif, menjaga kepercayaan, dan memiliki jaringan kuat.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat menjadi salah seorang narasumber Webinar Kampung Agustusan Program Kartu Prakerja bertema “Tangguh dan Tumbuh Meraih Mimpi, Temukan Potensi Diri”, Minggu, 15 Agustus 2019.



Selain Sandiaga, webinar ini menghadirkan tiga pembicara lain yakni Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari, entrepreneur dan motivator Merry Riana, serta CEO Paragon Technology and Innovation Salman Subakat.

“Bisnis identik dengan trust, dan kepercayaan dibangun dengam rekam jejak yang baik. Di sinilah pentingnya kita menjaga value dan reputasi sebagai karakter utama untuk membangun bisnis,” kata Sandi yang selalu menggaungkan filosofi ‘Empat As’ dalam hidupnya: Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas.

Dalam dunia usaha, menurut Sandi, integritas adalah hal utama yang tak bisa dinegosiasikan. “Nilai-nilai keluhuran banga harus kita pegang dan jaga teguh,” ungkapnya.

Setelah integritas, sifat mendasar lain yang menjadi benang merah hampir seluruh pengusaha adalah inovasi. Mengutip Joseph Scumpter, pakar ekonomi politik asal Austria, seorang pengusaha dapat meraih keuntungan dalam bisnis jika ia berhasil menjalankan inovasi-inovasi dalam bidang tertentu.

Sandiaga melanjutkan, mustahil kita membangun rekam jejak tanpa jatuh bangun dalam usaha, karena pengusaha yang sukses dilihat dari kemampuannya untuk bangkit di saat sulit.

Lulusan Wichita State University dan George Washington University ini kemudian berkisah tentang keadaan dirinya yang sempat terpuruk saat terkena pemutusan hubungan kerja di masa krisis moneter 1997. Saat itu ia bingung tak tahu harus berbuat apa. Hampir semua sektor bisnis berada dalam kondisi sulit.

“Ibarat mau melamar kerja ke 10 perusahaan, yang nolak 20 perusahaan. Di sinlah saya menyadari pentingnya dukungan keluarga, feeling yang tepat, serta istilah ‘the power of kepepet’,” kenangnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1662 seconds (0.1#10.140)