Krisis Ekonomi, Redenominasi Dilakukan Pemerintah Venezuela

Jum'at, 23 Maret 2018 - 14:03 WIB
Krisis Ekonomi, Redenominasi...
Krisis Ekonomi, Redenominasi Dilakukan Pemerintah Venezuela
A A A
CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro berusaha untuk mengatasi inflasi dengan melakukan melakukan redenominasi untuk menyelamatkan mata uangnya, bolivar, dari hiperinflasi. Nilai bolivar akan dipangkas dengan cara dibagi dengan 1.000 sehingga kebijakan ini bakal membuat 1.000 bolivar akan menjadi 1 bolivar.

Kebijakan redenominasi akan mulai berlaku pada 4 Juni 2018. Langkah ini diambil ketika rakyat Venezuela berjuang untuk mendapatkan makanan, obat-obatan, dan uang tunai dalam krisis ekonomi terburuk yang pernah melanda negara kaya minyak itu. "Ayo, lindungi bolivar kita!" ujar Maduro lewat siaran televisi negara.

Sementara itu seperti diketahui sejak Maduro menjabat bolivar telah melemah hingga 99,99% terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Venezuela merupakan negara yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia dan pernah bersinar sebagai salah satu negara terkaya di Amerika Latin.

Namun jatuhnya harga minyak global dan menyusutnya produksi minyak mentah Venezuela setelah hampir 20 tahun kekuasaan sosialis dan salah pengelolaan perusahaan minyak yang dijalankan negara itu telah menyebabkan ekonomi menjadi kacau.

Kekurangan uang tunai telah melonjak saat anggota parlemen oposisi mengatakan tingkat inflasi telah melonjak di atas 6.000% dalam periode 12 bulan yang berakhir pada bulan Februari. Krisis ekonomi telah membuat orang-orang Venezuela berdiri dalam antrean berjam-jam untuk membeli bahan-bahan makanan serta menarik uang tunai dalam jumlah sedikit.

Disebutkan satu kilogram (2,2 pon) gula dihargai sekitar 250.000 bolivar. Sementara itu, upah minimum bulanan kurang dari 400.000 bolivar, yang bersama dengan bonus makanan. Di sisi lain kritikus menganggap rencana Maduro sebagai solusi yang dangkal dengan sedikit peluang untuk memecahkan masalah ekonomi yang mendalam yang melanda Venezuela.

"Menjatuhkan tiga nol dari mata uang tanpa menyelesaikan masalah menggerakkan hiperinflasi tidak akan membantu apa-apa," kicau ekonom dan direktur Ekonomitika Asdrubal Oliveros yang berbasis di Caracas lewat media sosial. Parlemen Venezuela menyampaikan harga-harga di negara itu meroket hingga 6.147% per Februari 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0884 seconds (0.1#10.140)