LNG dari Papua Bakal Pasok Pembangkit PLN
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan dua dua anjungan lepas pantai yang merupakan bagian dari proyek Tangguh Train 3, ditargetkan selesai akhir tahun 2018. Dengan demikian, salah satu proyek strategis nasional ini bisa beroperasi tepat waktu.
Untuk itu, Wakil Menteri ESDM, Arcandra langsung meninjau ke Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas) Kasuri dan Fasilitas pengolahan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Dalam kunjungannya, Arcandra menyampaikan pekerjaan eksplorasi yang masih terus berlangsung. Seluruh produksi kondensat Genting Oil Kasuri Pte Ltd ini nantinya akan dikirimkan ke Kasim Marine Terminal di Sorong, sedangkan produksi gas yang dihasilkan seluruhnya untuk memasok pabrik petrokimia penghasil metanol yang akan dibangun di Teluk Bintuni.
"Mereka mengusulkan akan membangun pabrik petrochemical. Lokasi yang akan mereka bangun di sebelah kiri dari LNG Tangguh dan seluruh produksi gas dari Genting Oil Kasuri akan disalurkan ke pabrik petrochemical tersebut," ujar Arcandra dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Saat ini, lanjut Arcandra, pihak Genting akan membangun jetty atau dermaga sepanjang 5 km dari daratan menuju ke laut. Agar produksi pengolahan gas cair bisa berfungsi dengan baik.
"Lokasi yang kami tinjau adalah lokasi yang akan dibangun jetty tersebut. Dan membangun jetty di lokasi tersebut lebih masuk akal karena ujungnya tidak di laut lepas, sedangkan lokasi yang diusulkan sebelumnya kurang tepat karena ujungnya di laut lepas," katanya.
Selain mengunjungi WK Migas Kasuri, Arcandra juga meninjau fasilitas LNG Tangguh, salah satu proyek migas terbesar di Indonesia. LNG Tangguh saat ini memiliki 2 train LNG dengan kapasitas produksi adalah 7,6 juta ton per tahun. Saat ini sedang disiapkan pembangunan Train-3 dengan kapasitas produksi 3,8 juta ton per tahun.
"Kunjungan kerja ini dilakukan untuk melihat langsung perkembangan pembangunan Train 3 (fasilitas LNG Tangguh), sudah sampai seberapa jauh dan melihat perkembangan apakah mungkin lagi dilakukan pengembangan di sekitar lokasi saat ini. Karena masih memungkinkan untuk dilakukan eksplorasi lagi di sekitar sana, namun untuk memastikannya harus dilakukan eksplorasi dulu," tukasnya.
Arcandra juga mengungkapkan nantinya sebagian besar produksi Train 3 ini akan dipasok untuk pembangkit PT PLN (Persero).
"Kita lihat secara langsung perkembangan pembangunan proyek Train 3 yang sebagian besar produksinya akan dipasok untuk PLN," pungkas Arcandra.
Untuk itu, Wakil Menteri ESDM, Arcandra langsung meninjau ke Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas) Kasuri dan Fasilitas pengolahan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Dalam kunjungannya, Arcandra menyampaikan pekerjaan eksplorasi yang masih terus berlangsung. Seluruh produksi kondensat Genting Oil Kasuri Pte Ltd ini nantinya akan dikirimkan ke Kasim Marine Terminal di Sorong, sedangkan produksi gas yang dihasilkan seluruhnya untuk memasok pabrik petrokimia penghasil metanol yang akan dibangun di Teluk Bintuni.
"Mereka mengusulkan akan membangun pabrik petrochemical. Lokasi yang akan mereka bangun di sebelah kiri dari LNG Tangguh dan seluruh produksi gas dari Genting Oil Kasuri akan disalurkan ke pabrik petrochemical tersebut," ujar Arcandra dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Saat ini, lanjut Arcandra, pihak Genting akan membangun jetty atau dermaga sepanjang 5 km dari daratan menuju ke laut. Agar produksi pengolahan gas cair bisa berfungsi dengan baik.
"Lokasi yang kami tinjau adalah lokasi yang akan dibangun jetty tersebut. Dan membangun jetty di lokasi tersebut lebih masuk akal karena ujungnya tidak di laut lepas, sedangkan lokasi yang diusulkan sebelumnya kurang tepat karena ujungnya di laut lepas," katanya.
Selain mengunjungi WK Migas Kasuri, Arcandra juga meninjau fasilitas LNG Tangguh, salah satu proyek migas terbesar di Indonesia. LNG Tangguh saat ini memiliki 2 train LNG dengan kapasitas produksi adalah 7,6 juta ton per tahun. Saat ini sedang disiapkan pembangunan Train-3 dengan kapasitas produksi 3,8 juta ton per tahun.
"Kunjungan kerja ini dilakukan untuk melihat langsung perkembangan pembangunan Train 3 (fasilitas LNG Tangguh), sudah sampai seberapa jauh dan melihat perkembangan apakah mungkin lagi dilakukan pengembangan di sekitar lokasi saat ini. Karena masih memungkinkan untuk dilakukan eksplorasi lagi di sekitar sana, namun untuk memastikannya harus dilakukan eksplorasi dulu," tukasnya.
Arcandra juga mengungkapkan nantinya sebagian besar produksi Train 3 ini akan dipasok untuk pembangkit PT PLN (Persero).
"Kita lihat secara langsung perkembangan pembangunan proyek Train 3 yang sebagian besar produksinya akan dipasok untuk PLN," pungkas Arcandra.
(ven)