Pasar GenPI, Lestarikan Budaya dan Kuliner
A
A
A
JAKARTA - Perhelatan Rakornas I Pariwisata 2018 di Nusa Dua, Bali, mampu menarik perhatian banyak pihak. Termasuk juga mantan anggota DPR, Achsanul Qosasi. Achsanul yang sekarang tercatat sebagai anggota BPK, tiba di lokasi sekitar pukul 18.30 WITA. Ia melihat-lihat sejumlah booth pasar digital hasil besutan Generasi Pesona Indonesia (GenPI).
Kehadiran Achsanul, disambut Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara dan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Nia Niscaya. Salah satu booth yang dikunjungi Achsanul adalah Pasar Pancingan Lombok. Di tempat ini, politisi yang mulai concern dengan sepakbola itu mendapatkan penjelasan mengenai jajanan khas Lombok. Pasar Pancingan adalah hasil besutan GenPI NTB.
"Bagus sekali konsep-konsep yang dihadirkan dalam rakornas ini. Penampilannya juga tidak seperti rakornas pada kebanyakan. Ada makanan banyak tradisional yang dibawa langsung dari daerah. Bagus sekali," ujar Achsanul.
Achsanul juga sempat memuji terobosan yang dilakukan anak-anak GenPI ini. “Mereka bisa melestarikan budaya dan kuliner tradisional. Selain itu, apa yang mereka kerjakan juga sangat positif,” papar Achsanul.
Sedangkan Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara, memberikan penjelasan mengenai destinasi digital yang dibangun anak-anak GenPI.
“Semua yang ditampilkan di sini adalah miniatur dari destinasi ditigal yang dibangun GenPI. Anak-anak muda kreatif yang peduli dengan pariwisata. Pasar aslinya ada di daerah-daerah. Dan mereka sudah berjalan dengan baik,” terang Ukus dalam keterangan resmi, Jumat (23/3/2018).
Rakornas I Pariwisata 2018 yang mengangkat tema digital destination dan nomadic tourism, memang menjadi panggung unjuk gigi anak-anak GenPI. Mereka memperlihatkan hasil kreativitas yang dilakukan di daerah.
Selain Pasar Pancingan Lombok, hadir juga miniatur pasar-pasar digital lainnya. Seperti Pasar Tahura Lampung, Pasar Kaki Langit Yogyakarta, Pasar Baba Boentjit Palembang, juga Pasar Karetan Kendal.
Menariknya, booth-booth ini menyediakan jajanan khas daerah masing-masing. Dan, semuanya bisa dinikmati dengan cuma-cuma, alias gratis. Suasananya semakin menarik karena konsep yang disajikan di rakornas adalah rakornas gaul.
Peserta rakornas diberikan kebebasan memilih pakaian. Bahkan, tidak sedikit yang hadir dengan menggunakan celana pendek. Nuansa rakornas pun benar-benar kekinian.
Bahkan Menteri Pariwisata Arief Yahya juga tampil dengan sangat santai. Menpar menggunakan kaos hitam lengan panjang dengan tulisan Wonderful Indonesia di tengahnya.
Menurut Menpar, apa yang dikerjakan GenPI sudah sangat benar. Mereka mampu menjawab kebutuhan anak-anak jaman now. Mereka berada dalam track yang benar. Pasar digital yang dihadirkan GenPI sangat luar biasa. Mereka akan sustain. Kenapa? Karena GenPI mampu menghadirkan 2C, creativity value dan commercial value. GenPI memenuhi keinginan anak-anak jaman now yang butuh eksistensi,” katanya.
Kehadiran Achsanul, disambut Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara dan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Nia Niscaya. Salah satu booth yang dikunjungi Achsanul adalah Pasar Pancingan Lombok. Di tempat ini, politisi yang mulai concern dengan sepakbola itu mendapatkan penjelasan mengenai jajanan khas Lombok. Pasar Pancingan adalah hasil besutan GenPI NTB.
"Bagus sekali konsep-konsep yang dihadirkan dalam rakornas ini. Penampilannya juga tidak seperti rakornas pada kebanyakan. Ada makanan banyak tradisional yang dibawa langsung dari daerah. Bagus sekali," ujar Achsanul.
Achsanul juga sempat memuji terobosan yang dilakukan anak-anak GenPI ini. “Mereka bisa melestarikan budaya dan kuliner tradisional. Selain itu, apa yang mereka kerjakan juga sangat positif,” papar Achsanul.
Sedangkan Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara, memberikan penjelasan mengenai destinasi digital yang dibangun anak-anak GenPI.
“Semua yang ditampilkan di sini adalah miniatur dari destinasi ditigal yang dibangun GenPI. Anak-anak muda kreatif yang peduli dengan pariwisata. Pasar aslinya ada di daerah-daerah. Dan mereka sudah berjalan dengan baik,” terang Ukus dalam keterangan resmi, Jumat (23/3/2018).
Rakornas I Pariwisata 2018 yang mengangkat tema digital destination dan nomadic tourism, memang menjadi panggung unjuk gigi anak-anak GenPI. Mereka memperlihatkan hasil kreativitas yang dilakukan di daerah.
Selain Pasar Pancingan Lombok, hadir juga miniatur pasar-pasar digital lainnya. Seperti Pasar Tahura Lampung, Pasar Kaki Langit Yogyakarta, Pasar Baba Boentjit Palembang, juga Pasar Karetan Kendal.
Menariknya, booth-booth ini menyediakan jajanan khas daerah masing-masing. Dan, semuanya bisa dinikmati dengan cuma-cuma, alias gratis. Suasananya semakin menarik karena konsep yang disajikan di rakornas adalah rakornas gaul.
Peserta rakornas diberikan kebebasan memilih pakaian. Bahkan, tidak sedikit yang hadir dengan menggunakan celana pendek. Nuansa rakornas pun benar-benar kekinian.
Bahkan Menteri Pariwisata Arief Yahya juga tampil dengan sangat santai. Menpar menggunakan kaos hitam lengan panjang dengan tulisan Wonderful Indonesia di tengahnya.
Menurut Menpar, apa yang dikerjakan GenPI sudah sangat benar. Mereka mampu menjawab kebutuhan anak-anak jaman now. Mereka berada dalam track yang benar. Pasar digital yang dihadirkan GenPI sangat luar biasa. Mereka akan sustain. Kenapa? Karena GenPI mampu menghadirkan 2C, creativity value dan commercial value. GenPI memenuhi keinginan anak-anak jaman now yang butuh eksistensi,” katanya.
(ven)