Tyson Foods Siap Menjadi Pemasok Protein Terbesar di Dunia

Selasa, 27 Maret 2018 - 15:30 WIB
Tyson Foods Siap Menjadi...
Tyson Foods Siap Menjadi Pemasok Protein Terbesar di Dunia
A A A
INDUSTRI makanan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pangan dan protein bagi miliaran orang di seluruh dunia. Bisnis itu tak pernah sepi, terus berinovasi dan berubah untuk membangun industri berkelanjutan.

CEO Tyson Foods Tom Hayes menegaskan perusahaannya fokus menciptakan bisnis yang berkelanjutan. Itu karena industri makanan sudah masuk ke kompetisi. "Isunya adalah tentang memberi makan sembilan setengah miliar orang di dunia pada 2050. Kami adalah bagian dari solusi itu. Industri makanan kini berada pada persaingan," ujar Hayes kepada CNBC.

Tyson Foods merupakan produsen terbesar ayam dan daging sapi di Amerika Serikat (AS). Mereka juga tidak lagi menggunakan antibiotik dalam seluruh produk makanannya. Tidak menggunakan anti biotik, menurut Hayes, merupakan upaya perusahaan mencari solusi agar bisnis bisa bertahan ke depannya.

"Permasalahan itu (antibiotik) tidak hanya bisa diselesaikan di peternakan. Jadi, kami juga harus mengambil alih. Kami bagian dari permainan, bukan hanya ambil bagian, kami ingin memenangkan kompetisi itu," ujar Hayes.

Ke depannya bukan hanya menjadi pemimpin industri makanan di AS, Hayes juga ingin menyediakan makanan ke seluruh dunia. "Strategi kami adalah menjadi pemasok protein terbesar di dunia. Lebih dari 50% dari seluruh pelanggan di AS sudah menambahkan protein dalam makanan mereka," ujar Hayes.

Protein merupakan elemen penting dalam kesehatan. Bukan hanya bagi orang AS, tetapi juga warga di seluruh dunia. "Itulah yang menjadi fokus Tyson," ungkapnya.

Tren peningkatan konsumsi protein terjadi di seluruh dunia. Ke depannya ada kecenderungan protein berbasis tumbuhan atau nabati akan tumbuh lebih cepat dan proses penyediaannya juga lebih cepat dibandingkan dengan protein hewani. "Jika kamu melihat data statistik Badan Pangan Dunia (FAO), terjadi pertumbuhan konsumsi protein di seluruh dunia. Itu masih akan terus tumbuh," ungkap Hayes kepada Fox Business.

Selain daging, Tyson Foods menginvestasikan USD150 juta untuk mengembangkan pengganti daging. Mereka membuat program Beyond Meat. Pada masa mendatang, Tyson Foods juga akan terus melakukan pembelian dan akuisisi perusahaan lain. "Kami terus berburu membeli perusahaan lain," ujarnya kepada The Street tentang strategi akuisisi.

Perampingan Jadi Kebutuhan

Perampingan merupakan hal yang dilakukan Hayes sesudahnya. Dia menghapus 450 posisi di perusahaan, sebagian besar di kantor Springdale, Chicago, dan Cincinnati. "Dengan struktur yang ramping bisa memudahkan perusahaan bergerak lebih cepat dalam mengambil keputusan dan mengutamakan akuntabilitas," ujar Hayes.

Dengan merampingkan struktur perusahaan, Hayes mengungkapkan, itu bisa meningkatkan pertumbuhan. Hal itu juga bisa meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham dan mempertahankan bisnis untuk jangka panjang. "Pelanggan akan mendapatkan keuntungan dengan perampingan karena pelayanan akan lebih cepat dan pengambil keputusan juga lebih tepat," ujarnya.

Hayes juga menyiapkan perusahaan untuk menghadapi generasi mendatang. Transformasi dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan melalui kemampuan dan keahlian yang berbeda di antara sumber daya. "Kekuatan keuangan kami juga harus terus membaik," ujarnya.

Tyson Foods didirikan oleh John W Tyson pada 1935. Perusahaan ini memiliki lebih dari 300 pabrik, 100 di antaranya berada di AS. Tyson menjadi perusahaan yang menjual ayam, daging di ritel, dan memasok banyak jaringan restoran, seperti Yum! Brands yang digunakan KFC, McDonald's, Burger King, Wendy's, Wal-Mart, Kroger, IGA, Beef O'Brady’s, dan lainnya.

Selain menyediakan ayam dan daging, Tyson juga menjual 123 produk makanan kemasan mulai dari nugget hingga sayap ayam. Setiap pekan, 54 pabrik dan peternakan ayam serta 13 peternakan dan pabrik daging mengemas 42,5 juta ayam dan 170.938 kemasan daging sapi. Pabrik pengemasan terbesar berada di Dakota City, Nebraska.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0673 seconds (0.1#10.140)