IWAPI: Dalam Dua Tahun, Pengusaha Perempuan Makin Berperan
A
A
A
JAKARTA - Kelompok perempuan dinilai sering mengalami berbagai bentuk ketidakadilan gender, baik dalam lingkup keluarga maupun yang lebih luas. Namun, ke depan peran wanita, khususnya di sektor bisnis diyakini akan semakin signifikan.
Untuk itu, Ikatan wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) berupaya memberikan pemahaman pentingnya penguasaan bisnis di berbagai bidang, termasuk dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Dalam rangka itu IWAPI menggelar seminar yang bertajuk "Peningkatan Kapasitas Perempuan Pengusaha dalam pengadaan barang dan jasa dari Pemerintah".
Ketua Umum IWAPI Nita Yudi mengatakan seminar ini untuk mensosialisasikan wanita Indonesia agar bisa terlibat dalam proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah. Dia menilai, banyaknya proyek pengadaan barang dan jasa dari pemerintah yang bisa diikuti oleh pengusaha wanita.
Ketua Umum IWAPI Nita Yudi yakin, dalam dua tahun ke depan, pengusaha wanita Indonesia bakal bisa menguasai proyek pengadaan barang dan jasa, termasuk di sektor transportasi.
"Baru pertama kali ini ada tiga yang berhasil dan menang. Ini sesuatu yang positif, wanita lebih kreatif, jadi persentasenya tiga saja sudah bisa terlihat hasilnya," kata dia di Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Pada umumnya, kata dia, perempuan pengusaha Indonesia banyak membuka usaha di sektor kuliner dan juga kerajinan tangan. Namun, pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah meningkatkan peluang bagi para perempuan untuk menjadi pengusaha
"Kita sosialisasikan bahwa tidak hanya bermain di usaha kuliner dan handy craft, tapi juga sebagai kontraktor, dan alhamdullilah bisa masuk dan bahkan menang (tender). Karena memang tujuan awalnya meningkatkan dan menambah supaya banyak pengusaha perempuan yang menang tender. Kita ajak agar ramai-ramai ikut tender," tuturnya.
Dalam seminar yang digelar IWAPI tersebut, dibahas mengenai modul pelatihan pengadaan barang dan jasa pemerintah bagi pengusaha perempuan. Seminar ini juga meningkatkan pengetahuan anggota IWAPI dalam mengakses pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui e-procurement di era digital.
"Dengan begitu meningkatkan kesempatan perempuan pengusaha untuk mengikuti proses pengadaan barang dan jasa pemerintah di era digital," tandasnya.
Untuk itu, Ikatan wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) berupaya memberikan pemahaman pentingnya penguasaan bisnis di berbagai bidang, termasuk dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Dalam rangka itu IWAPI menggelar seminar yang bertajuk "Peningkatan Kapasitas Perempuan Pengusaha dalam pengadaan barang dan jasa dari Pemerintah".
Ketua Umum IWAPI Nita Yudi mengatakan seminar ini untuk mensosialisasikan wanita Indonesia agar bisa terlibat dalam proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah. Dia menilai, banyaknya proyek pengadaan barang dan jasa dari pemerintah yang bisa diikuti oleh pengusaha wanita.
Ketua Umum IWAPI Nita Yudi yakin, dalam dua tahun ke depan, pengusaha wanita Indonesia bakal bisa menguasai proyek pengadaan barang dan jasa, termasuk di sektor transportasi.
"Baru pertama kali ini ada tiga yang berhasil dan menang. Ini sesuatu yang positif, wanita lebih kreatif, jadi persentasenya tiga saja sudah bisa terlihat hasilnya," kata dia di Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Pada umumnya, kata dia, perempuan pengusaha Indonesia banyak membuka usaha di sektor kuliner dan juga kerajinan tangan. Namun, pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah meningkatkan peluang bagi para perempuan untuk menjadi pengusaha
"Kita sosialisasikan bahwa tidak hanya bermain di usaha kuliner dan handy craft, tapi juga sebagai kontraktor, dan alhamdullilah bisa masuk dan bahkan menang (tender). Karena memang tujuan awalnya meningkatkan dan menambah supaya banyak pengusaha perempuan yang menang tender. Kita ajak agar ramai-ramai ikut tender," tuturnya.
Dalam seminar yang digelar IWAPI tersebut, dibahas mengenai modul pelatihan pengadaan barang dan jasa pemerintah bagi pengusaha perempuan. Seminar ini juga meningkatkan pengetahuan anggota IWAPI dalam mengakses pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui e-procurement di era digital.
"Dengan begitu meningkatkan kesempatan perempuan pengusaha untuk mengikuti proses pengadaan barang dan jasa pemerintah di era digital," tandasnya.
(fjo)