China Serang Balik Tarif Impor Tinggi AS, 128 Produk Jadi Incaran
A
A
A
BEIJING - China dikabarkan telah memberlakukan tarif impor berkisar 15% hingga 25% pada 128 produk asal Amerika Serikat (AS) di antaranya, termasuk daging babi dan anggur. Langkah Beijing tersebut merupakan aksi balasan setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif bea masuk atas dua komoditas impor baja dan alumunium pada awal Maret, lalu.
Dilansir BBC, Senin (2/4/2018) produk-produk tersebut secara total bernilai USD3 miliar pada tahun 2017. Pemerintah China mengatakan, langkah ini diambil untuk menjaga keseimbangan dan kepentingan China yang disebabkan oleh tarif baru AS. Negeri Tirai Bambu -julukan China- sebelumnya mengutarakan tidak ingin memicu perang dagang tetapi tidak akan duduk jika ekonomi mereka terluka.
Sementara Trump sempat melontarkan pernyataan bahwa perang dagang sangat baik dan bakal dengan mudah dimenangkan oleh AS. Bahkan pihak Washington disebutkan sudah mengumumkan rencana untuk menargetkan kenaikan tarif impor lanjutan yang nilainya bisa mencapai hingga puluhan miliar dolar terhadap impor China ke Negeri Adidaya itu.
AS menerangkan, hal ini sebagai respons terhadap praktik perdagangan yang tidak adil di China yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan AS. "Ketika suatu negara (AS) kehilangan banyak miliaran dolar dalam perdagangan dengan hampir setiap negara dimana ia berbisnis. Maka perang dagang itu baik, dan mudah dimenangkan. Contoh, ketika kita kehilangan USD100 miliar dengan negara tertentu dan mereka menjadi senang, jangan berdagang lagi - kita menang besar. Mudah!" kicau Trump.
Beberapa produk yang terkena dampak yakni aluminium AS dan babi beku yang akan dikenakan tarif tambahan 25% dari sebelumnya. Sedangkan makanan Amerika lainnya termasuk kacang, buah segar dan kering, ginseng hingga anggur akan terkena kenaikan 15%. Batang baja yang digulung juga akan mendapatkan kenaikan dengan nilai yang sama.
Keputusan kebijakan perdagangan yang dilakukan AS, kata kementerian perdagangan China, sudah merusak parah sistem perdagangan multilateral. Selain itu, kebijakan tersebut juga mengganggu tatanan perdagangan internasional. Karena itu pihak China mengutarakan tarif baru ini merupakan tindakan pembalasan berdasarkan keputusan Trump untuk menaikkan bea atas impor baja dan aluminium.
Akan tetapi sebelum libur panjang Paskah, Trump meneken memorandum eksekutif terkait pengenaan tarif impor terhadap produk-produk China senilai hingga USD60 miliar. Trump menyebut, ini adalah satu dari banyak kebijakan yang bakal diterapkan AS terhadap China sebagai pembalasan atas tuduhan pencurian kekayaan intelektual selama bertahun-tahun.
Dilansir BBC, Senin (2/4/2018) produk-produk tersebut secara total bernilai USD3 miliar pada tahun 2017. Pemerintah China mengatakan, langkah ini diambil untuk menjaga keseimbangan dan kepentingan China yang disebabkan oleh tarif baru AS. Negeri Tirai Bambu -julukan China- sebelumnya mengutarakan tidak ingin memicu perang dagang tetapi tidak akan duduk jika ekonomi mereka terluka.
Sementara Trump sempat melontarkan pernyataan bahwa perang dagang sangat baik dan bakal dengan mudah dimenangkan oleh AS. Bahkan pihak Washington disebutkan sudah mengumumkan rencana untuk menargetkan kenaikan tarif impor lanjutan yang nilainya bisa mencapai hingga puluhan miliar dolar terhadap impor China ke Negeri Adidaya itu.
AS menerangkan, hal ini sebagai respons terhadap praktik perdagangan yang tidak adil di China yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan AS. "Ketika suatu negara (AS) kehilangan banyak miliaran dolar dalam perdagangan dengan hampir setiap negara dimana ia berbisnis. Maka perang dagang itu baik, dan mudah dimenangkan. Contoh, ketika kita kehilangan USD100 miliar dengan negara tertentu dan mereka menjadi senang, jangan berdagang lagi - kita menang besar. Mudah!" kicau Trump.
Beberapa produk yang terkena dampak yakni aluminium AS dan babi beku yang akan dikenakan tarif tambahan 25% dari sebelumnya. Sedangkan makanan Amerika lainnya termasuk kacang, buah segar dan kering, ginseng hingga anggur akan terkena kenaikan 15%. Batang baja yang digulung juga akan mendapatkan kenaikan dengan nilai yang sama.
Keputusan kebijakan perdagangan yang dilakukan AS, kata kementerian perdagangan China, sudah merusak parah sistem perdagangan multilateral. Selain itu, kebijakan tersebut juga mengganggu tatanan perdagangan internasional. Karena itu pihak China mengutarakan tarif baru ini merupakan tindakan pembalasan berdasarkan keputusan Trump untuk menaikkan bea atas impor baja dan aluminium.
Akan tetapi sebelum libur panjang Paskah, Trump meneken memorandum eksekutif terkait pengenaan tarif impor terhadap produk-produk China senilai hingga USD60 miliar. Trump menyebut, ini adalah satu dari banyak kebijakan yang bakal diterapkan AS terhadap China sebagai pembalasan atas tuduhan pencurian kekayaan intelektual selama bertahun-tahun.
(akr)