OCBC NISP Bagikan Bonus Saham 1:1
A
A
A
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk menyetujui laporan tahunan perseroan untuk tahun buku 2017 serta penetapan penggunaan laba perseroan.
Perseroan juga mengusulkan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham dengan rasio 1:1, dimana setiap pemegang 1 lembar saham perseroan akan mendapatkan 1 lembar saham bonus.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja mengatakan, dengan pembagian saham bonus dari kapitalisasi agio saham dapat meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemodal.
"Selain itu, agar perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dapat semakin likuid dan saham perseroan dapat semakin menarik untuk para pemodal," ujar Parwati di Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Hasil RUPST juga menyetujui, pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum obligasi berkelanjutan II Tahun 2017, pembelian kembali saham perseroan dalam rangka pemberian remunerasi yang bersifat variable, peningkatan modal dasar, persetujuan rencana aksi (Recovery Plan), penunjukan akuntan publik untuk tahun buku 2018 dan perubahan susunan dewan komisaris dan direksi perseroan serta penetapan gaji, honorarium dan tunjangannya.
Parwati mengungkapkan, sehubungan dengan berakhirnya masa jabatan beberapa anggota direksi dan dewan komisaris perseroan, sesuai dengan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi, rapat menyetujui pengangkatan kembali Samuel Nag Tsien sebagai komisaris, dan Martin Widjaja sebagai direktur.
Selain itu, pengangkatan Mirah Wiryoatmodjo (efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK) sebagai direktur untuk masa jabatan sejak ditutupnya Rapat sampai dengan ditutupnya RUPST tahun 2021.
Sambung dia, sesuai rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi, Rapat menyetujui pengangkatan Rama Pranata Kusumaputra sebagai komisaris independen. Efektif setelah menjalani masa tunggu paling singkat enam bulan, dan mendapatkan persetujuan OJK sampai dengan ditutupnya RUPST tahun 2021.
Di sisi lain, perseroan berhasil menutup tahun 2017 dengan hasil positif di mana laba bersih meningkat 22% menjadi Rp2,2 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,8 triliun.
Parwati mengungkapkan, pertumbuhan yang dicapai perseroan pada 2017 bukan merupakan hasil instan, melainkan kerja keras dari tahun-tahun sebelumnya termasuk transformasi dan perubahan proses kerja yang terus perusahaan lanjutkan.
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10% dari Rp103,6 triliun pada akhir 2016 menjadi Rp113,4 triliun pada akhir 2017, menjadi salah satu faktor meningkatnya aset Bank OCBC NISP sebesar 11% (YoY) menjadi Rp153,8 triliun dari Rp138,2 triliun pada akhir 2016.
Pertumbuhan kredit (gross) juga naik sebesar 14% (yoy) menjadi Rp106,3 triliun dari Rp93,4 triliun pada akhir 2016. Menurutnya, pertumbuhan kredit ini disalurkan dengan melakukan diversifikasi sektor usaha, besaran pinjaman dan jangka waktu.
Berdasarkan penggunaannya, komposisi kredit yang disalurkan untuk modal kerja mencapai 45%, investasi 42%, dan konsumer sebesar 13%. "Tahun ini kami juga fokus untuk menumbuhkan segmen ritel dan menjaga NPL tetap berada di bawah 2%," ujar dia.
Adapun di tahun 2018, fokus perseroan adalah meningkatkan akselarasi bisnis dengan berpusat pada inovasi produk dan layanan yang customer centric, digitalisasi sebagai enabler baik dalam otomasi proses maupun layanan kepada masyarakat serta menjaga kualitas kredit.
"Selain itu, fokus bisnis OCBC NISP akan berpusat pada nasabah affluent dan bisnis," tandasnya.
Perseroan juga mengusulkan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham dengan rasio 1:1, dimana setiap pemegang 1 lembar saham perseroan akan mendapatkan 1 lembar saham bonus.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja mengatakan, dengan pembagian saham bonus dari kapitalisasi agio saham dapat meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemodal.
"Selain itu, agar perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dapat semakin likuid dan saham perseroan dapat semakin menarik untuk para pemodal," ujar Parwati di Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Hasil RUPST juga menyetujui, pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum obligasi berkelanjutan II Tahun 2017, pembelian kembali saham perseroan dalam rangka pemberian remunerasi yang bersifat variable, peningkatan modal dasar, persetujuan rencana aksi (Recovery Plan), penunjukan akuntan publik untuk tahun buku 2018 dan perubahan susunan dewan komisaris dan direksi perseroan serta penetapan gaji, honorarium dan tunjangannya.
Parwati mengungkapkan, sehubungan dengan berakhirnya masa jabatan beberapa anggota direksi dan dewan komisaris perseroan, sesuai dengan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi, rapat menyetujui pengangkatan kembali Samuel Nag Tsien sebagai komisaris, dan Martin Widjaja sebagai direktur.
Selain itu, pengangkatan Mirah Wiryoatmodjo (efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK) sebagai direktur untuk masa jabatan sejak ditutupnya Rapat sampai dengan ditutupnya RUPST tahun 2021.
Sambung dia, sesuai rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi, Rapat menyetujui pengangkatan Rama Pranata Kusumaputra sebagai komisaris independen. Efektif setelah menjalani masa tunggu paling singkat enam bulan, dan mendapatkan persetujuan OJK sampai dengan ditutupnya RUPST tahun 2021.
Di sisi lain, perseroan berhasil menutup tahun 2017 dengan hasil positif di mana laba bersih meningkat 22% menjadi Rp2,2 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,8 triliun.
Parwati mengungkapkan, pertumbuhan yang dicapai perseroan pada 2017 bukan merupakan hasil instan, melainkan kerja keras dari tahun-tahun sebelumnya termasuk transformasi dan perubahan proses kerja yang terus perusahaan lanjutkan.
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10% dari Rp103,6 triliun pada akhir 2016 menjadi Rp113,4 triliun pada akhir 2017, menjadi salah satu faktor meningkatnya aset Bank OCBC NISP sebesar 11% (YoY) menjadi Rp153,8 triliun dari Rp138,2 triliun pada akhir 2016.
Pertumbuhan kredit (gross) juga naik sebesar 14% (yoy) menjadi Rp106,3 triliun dari Rp93,4 triliun pada akhir 2016. Menurutnya, pertumbuhan kredit ini disalurkan dengan melakukan diversifikasi sektor usaha, besaran pinjaman dan jangka waktu.
Berdasarkan penggunaannya, komposisi kredit yang disalurkan untuk modal kerja mencapai 45%, investasi 42%, dan konsumer sebesar 13%. "Tahun ini kami juga fokus untuk menumbuhkan segmen ritel dan menjaga NPL tetap berada di bawah 2%," ujar dia.
Adapun di tahun 2018, fokus perseroan adalah meningkatkan akselarasi bisnis dengan berpusat pada inovasi produk dan layanan yang customer centric, digitalisasi sebagai enabler baik dalam otomasi proses maupun layanan kepada masyarakat serta menjaga kualitas kredit.
"Selain itu, fokus bisnis OCBC NISP akan berpusat pada nasabah affluent dan bisnis," tandasnya.
(ven)