IPO Semester I/2018, PT IKT Incar Dana Rp1 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) menargetkan dapat melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) pada semester I/2018. Perusahaan mengincar dana Rp1 triliun dari aksi korporasi ini.
Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal Chiefy Adi Kusmargono mengatakan, pihaknya sudah menunjuk penjamin pelaksana emisi atau underwriter. Sekarang, sambung dia perusahaan sedang menunggu keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Sudah tunjuk underwriter, saat ini persetujuan dari komite pelaksanaan IPO anak usaha BUMN yang diketuai Bu Menteri. Tinggal tunggu persetujuan Bu Menteri saat RUPS," ujarnya di Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Chiefy menyampaikan, penjamin pelaksana emisi yang ditunjuk yakni Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas dan RHB Sekuritas. Ketiganya menjadi joint lead underwriter. Rencananya, terang dia, perusahaan akan melepas maksimal 30% kepemilikan ke publik saat IPO nanti dengan raihan dana Rp1 triliun yang digunakan untuk pengembangan.
"Rencana penggunaan dana seluruhnya untuk pengembangan. Dalam lima tahun ke depan kapasitas kita tingkatkan dari 700 ribu unit ke 2,5 juta unit, lahan dari 31 hektare menjadi 89 hektare dan operasikan terminal di seluruh Indonesia," katanya.
Sementara itu, dia menambahkan, proses IPO masih dalam tahap pendaftaran pertama di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selanjutnya akan ada tahap kedua dan akhirnya bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir semester I/2018.
"Di dalam IPO, yang kita butuh enggak hanya uang, tapi partner strategis, kita harap yang beli partner strategis yang mengerti anatomi bisnis kita. Dengan IPO, juga menjadi transparan, akuntabel, fair sebagai perusahaan yang dipertanggungjawabkan ke publik," pungkasnya.
Dalam persiapan IPO ini, perusahaan akan melakukan roadshow ke Thailand, Singapura, Malaysia, Hong Kong, serta direncanakan ke negara Eropa seperti Inggris.
Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal Chiefy Adi Kusmargono mengatakan, pihaknya sudah menunjuk penjamin pelaksana emisi atau underwriter. Sekarang, sambung dia perusahaan sedang menunggu keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Sudah tunjuk underwriter, saat ini persetujuan dari komite pelaksanaan IPO anak usaha BUMN yang diketuai Bu Menteri. Tinggal tunggu persetujuan Bu Menteri saat RUPS," ujarnya di Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Chiefy menyampaikan, penjamin pelaksana emisi yang ditunjuk yakni Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas dan RHB Sekuritas. Ketiganya menjadi joint lead underwriter. Rencananya, terang dia, perusahaan akan melepas maksimal 30% kepemilikan ke publik saat IPO nanti dengan raihan dana Rp1 triliun yang digunakan untuk pengembangan.
"Rencana penggunaan dana seluruhnya untuk pengembangan. Dalam lima tahun ke depan kapasitas kita tingkatkan dari 700 ribu unit ke 2,5 juta unit, lahan dari 31 hektare menjadi 89 hektare dan operasikan terminal di seluruh Indonesia," katanya.
Sementara itu, dia menambahkan, proses IPO masih dalam tahap pendaftaran pertama di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selanjutnya akan ada tahap kedua dan akhirnya bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir semester I/2018.
"Di dalam IPO, yang kita butuh enggak hanya uang, tapi partner strategis, kita harap yang beli partner strategis yang mengerti anatomi bisnis kita. Dengan IPO, juga menjadi transparan, akuntabel, fair sebagai perusahaan yang dipertanggungjawabkan ke publik," pungkasnya.
Dalam persiapan IPO ini, perusahaan akan melakukan roadshow ke Thailand, Singapura, Malaysia, Hong Kong, serta direncanakan ke negara Eropa seperti Inggris.
(akr)