PTBA Bagi Dividen Rp3,35 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membagikan dividen Rp3,35 triliun atau Rp318,521 per lembar saham. Angka tersebut merupakan 75% dari total laba bersih perusahaan tahun buku 2017 sebesar Rp4,47 triliun.
"Ini merupakan dividen terbesar terhadap para stakeholder PTBA. Jumlah ini juga terbesar yang pernah dibagikan PTBA," kata Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin di acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2017 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Menurut dia, PTBA pada awalnya akan memberikan dividen sesuai dengan rencana perusahaan. Namun PT Inalum (Persero) selaku pemegang saham tidak menyetujui, akhirnya disepakati sebesar 75%.
Meski begitu, Arviyan tidak merinci berapa yang awalnya direncanakan perusahaan dalam pembagian dividen. Ia juga tidak menyebut alasan mengapa Inalum meminta bagian dividen lebih besar. Pasalnya hal itu merupakan kewenangan dari Inalum.
"Kami sudah mengusulkan sesuai yang kami rencanakan, tapi tentu pemegang saham punya kepentingan yang lebih besar. Itu di luar domain saya. Itu domain pemegang saham," ujarnya.
Selain membagikan dividen, RUPST 2017 PTBA juga melakukan perombakan direksi. Pada RUPST kali ini, PTBA mengangkat Mega Satria sebagai direktur keuangan menggantikan direktur keuangan sebelumnya Orias Petrus Moedak.
Orias berhenti lantaran diangkat sebagai direktur keuangan PT Inalum sebagai induk holding BUMN dan selaku pemegang saham. "Pergantian jajaran direksi ini ditunjuk oleh pemegang saham," kata dia.
Selain itu Arviyan juga menyebutkan, PTBA pada 2017 mencatatkan laba usaha sebesar Rp5,89 triliun atau meningkat 233% dari tahun sebelumnya, Rp2,53 triliun. Begitu juga laba bersih perseroan meningkat 233% yaitu menjadi Rp4,47 triliun dari tahun sebelumnya Rp2 triliun.
Ia mengungkapkan, volume penjulaan batu bara pada 2017 mencapai 23,63 juta ton atau meningkat 61% untuk domestik dan ekspor mencapai 39%. Penjualan batu bara ini mampu mendongkrak pendapatan PTBA sebesar 38% menjadi Rp19,47 triliun dari periode sebelumnya Rp14,05 triliun.
"Peningkatan pendapatan merupakan hasil dari penjualan batu bara low to medium calorie di tengah membaiknya harga batu bara," kata dia. Kenaikan volume penjulan batu bara juga didukung kenaikan produksi batu bara pada 2017 sebesar 19,62 juta ton. Sementara angkutan batu bara pada 2017 meningkat 24,25 juta ton. Hal itu meningkat 24% dari periode sebelumnya 19,62 juta ton.
Sementara untuk angkutan batubara oleh PT Kereta Api Indonesia dari lokasi tambang menuju pelabuhan pengiriman tercatat mengalami kenaikan 21,36 juta ton.
"Ini merupakan dividen terbesar terhadap para stakeholder PTBA. Jumlah ini juga terbesar yang pernah dibagikan PTBA," kata Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin di acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2017 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Menurut dia, PTBA pada awalnya akan memberikan dividen sesuai dengan rencana perusahaan. Namun PT Inalum (Persero) selaku pemegang saham tidak menyetujui, akhirnya disepakati sebesar 75%.
Meski begitu, Arviyan tidak merinci berapa yang awalnya direncanakan perusahaan dalam pembagian dividen. Ia juga tidak menyebut alasan mengapa Inalum meminta bagian dividen lebih besar. Pasalnya hal itu merupakan kewenangan dari Inalum.
"Kami sudah mengusulkan sesuai yang kami rencanakan, tapi tentu pemegang saham punya kepentingan yang lebih besar. Itu di luar domain saya. Itu domain pemegang saham," ujarnya.
Selain membagikan dividen, RUPST 2017 PTBA juga melakukan perombakan direksi. Pada RUPST kali ini, PTBA mengangkat Mega Satria sebagai direktur keuangan menggantikan direktur keuangan sebelumnya Orias Petrus Moedak.
Orias berhenti lantaran diangkat sebagai direktur keuangan PT Inalum sebagai induk holding BUMN dan selaku pemegang saham. "Pergantian jajaran direksi ini ditunjuk oleh pemegang saham," kata dia.
Selain itu Arviyan juga menyebutkan, PTBA pada 2017 mencatatkan laba usaha sebesar Rp5,89 triliun atau meningkat 233% dari tahun sebelumnya, Rp2,53 triliun. Begitu juga laba bersih perseroan meningkat 233% yaitu menjadi Rp4,47 triliun dari tahun sebelumnya Rp2 triliun.
Ia mengungkapkan, volume penjulaan batu bara pada 2017 mencapai 23,63 juta ton atau meningkat 61% untuk domestik dan ekspor mencapai 39%. Penjualan batu bara ini mampu mendongkrak pendapatan PTBA sebesar 38% menjadi Rp19,47 triliun dari periode sebelumnya Rp14,05 triliun.
"Peningkatan pendapatan merupakan hasil dari penjualan batu bara low to medium calorie di tengah membaiknya harga batu bara," kata dia. Kenaikan volume penjulan batu bara juga didukung kenaikan produksi batu bara pada 2017 sebesar 19,62 juta ton. Sementara angkutan batu bara pada 2017 meningkat 24,25 juta ton. Hal itu meningkat 24% dari periode sebelumnya 19,62 juta ton.
Sementara untuk angkutan batubara oleh PT Kereta Api Indonesia dari lokasi tambang menuju pelabuhan pengiriman tercatat mengalami kenaikan 21,36 juta ton.
(ven)