Perang Dagang Lawan China, Trump Pertimbangkan Kembali Gabung TPP
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk kembali bergabung dalam perjanjian dagang Trans Kemitraan Pasifik (TPP). Namun dia memberikan catatan baru akan gabung ke TTP, apabila kesepakatan yang ditawarkan lebih baik dari era sebelumnya yakni Presiden Barack Obama.
Seperti diketahui sejak tahun lalu, Trump lebih memilih hengkang dari perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Asia-Pasifik. Namun hari ini, Trump secara tak terduga mengatakan AS bakal akan mempertimbangkan untuk bergabung kembali masuk TPP.
Padahal Presiden Trump sempat melayangkan kritik keras dengan menyebut bahwa kesepakatan TPP merupakan bencana perdagangan bagi Negeri Paman Sam -julukan AS-. Tetapi ketika strategi perdagangan proteksionisme yang diusung AS terlibat konflik dengan China.
Kondisi tersebut diyakini menimbulkan perpecahan di kalangan Partai Republik, terutama mereka yang mewakili para petani yang berpotensi terimbas oleh perang tarif impor tinggi antara AS dan China. Para kalangan politisi dari kedua belah pihak, mencemaskan bahwa Trump memimpin pertempuran ekonomi yang dapat berdampak buruk.
Setelah menerapkan kebijakan tarif impor tinggi untuk baja dan alumunium serta mengancam pajak terhadap lebih banyak produk-produk yang berasal daru China senilai miliaran dolar. Mereka mengatakan, pemerintah seharusnya bekerja sama dengan negara lain untuk menekan China, daripada menerapkan tarif tinggi yang berpotensi menimbulkan tindakan balasan terhadap industri seperti pertanian.
Senator Ben Sasse dari Republik yang mewakili Nebraska telah sangat kritis terhadap kebijakan tarif tinggi. Ia mengatakan, telah ada kabar baik bahwa Presiden Trump sudah memerintahkan staf utama, termasuk Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer, untuk merundingkan masuknya AS kembali ke TPP.
"Hal terbaik yang dapat dilakukan Amerika Serikat untuk melawan terhadap kecurangan China saat ini yakni memimpin 11 negara Pasifik lainnya yang percaya pada perdagangan bebas dan aturan hukum," katanya.
Lewat akun resmi Twitter miliknya, Trump berkicau "Hanya akan bergabung dengan TTP, jika kesepakatan yang ditawarkan jauh lebih baik daripada yang ditawarkan kepada Presiden Obama. Kami telah memiliki kesepakatan bilateral dengan enam dari sebelas negara di TPP dan masih bekerja untuk membuat kesepakatan dengan negara-negara terbesar seperti Jepang,".
Seperti diketahui sejak tahun lalu, Trump lebih memilih hengkang dari perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Asia-Pasifik. Namun hari ini, Trump secara tak terduga mengatakan AS bakal akan mempertimbangkan untuk bergabung kembali masuk TPP.
Padahal Presiden Trump sempat melayangkan kritik keras dengan menyebut bahwa kesepakatan TPP merupakan bencana perdagangan bagi Negeri Paman Sam -julukan AS-. Tetapi ketika strategi perdagangan proteksionisme yang diusung AS terlibat konflik dengan China.
Kondisi tersebut diyakini menimbulkan perpecahan di kalangan Partai Republik, terutama mereka yang mewakili para petani yang berpotensi terimbas oleh perang tarif impor tinggi antara AS dan China. Para kalangan politisi dari kedua belah pihak, mencemaskan bahwa Trump memimpin pertempuran ekonomi yang dapat berdampak buruk.
Setelah menerapkan kebijakan tarif impor tinggi untuk baja dan alumunium serta mengancam pajak terhadap lebih banyak produk-produk yang berasal daru China senilai miliaran dolar. Mereka mengatakan, pemerintah seharusnya bekerja sama dengan negara lain untuk menekan China, daripada menerapkan tarif tinggi yang berpotensi menimbulkan tindakan balasan terhadap industri seperti pertanian.
Senator Ben Sasse dari Republik yang mewakili Nebraska telah sangat kritis terhadap kebijakan tarif tinggi. Ia mengatakan, telah ada kabar baik bahwa Presiden Trump sudah memerintahkan staf utama, termasuk Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer, untuk merundingkan masuknya AS kembali ke TPP.
"Hal terbaik yang dapat dilakukan Amerika Serikat untuk melawan terhadap kecurangan China saat ini yakni memimpin 11 negara Pasifik lainnya yang percaya pada perdagangan bebas dan aturan hukum," katanya.
Lewat akun resmi Twitter miliknya, Trump berkicau "Hanya akan bergabung dengan TTP, jika kesepakatan yang ditawarkan jauh lebih baik daripada yang ditawarkan kepada Presiden Obama. Kami telah memiliki kesepakatan bilateral dengan enam dari sebelas negara di TPP dan masih bekerja untuk membuat kesepakatan dengan negara-negara terbesar seperti Jepang,".
(akr)