Peringkat Moody's Bikin IHSG Sepekan Ditutup Positif 1,54%
A
A
A
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini berhasil ditutup menguat 1,54% pada level 6.270,32 poin dibandingkan penurupan minggu sebelumnya 6.175,05. Performa positif IHSG membuat nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) di akhir pekan ini ikut ditutup positif sebesar 1,59% menjadi Rp6.979,66 triliun dari Rp6.870,15 triliun pada sepekan sebelumnya.
Rata-rata nilai transaksi harian saham di BEI selama sepekan terakhir juga mengalami peningkatan 16,55% menjadi Rp6,90 triliun dari Rp5,92 triliun sepekan sebelumnya. Tercatat rata-rata volume transaksi harian saham di BEI pada pekan ini juga naik 12,89% menjadi 9,28 miliar unit saham dari 8,22 miliar unit saham sepekan sebelumnya.
Selain itu rata-rata frekuensi transaksi harian saham di BEI pada pekan ini juga naik 8,24% menjadi 383,71 ribu kali transaksi dari 354,48 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya. Kenaikan satu level peringkat utang Indonesia menjadi stabil dari sebelumnya positif, oleh lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investors Service jelang akhir pekan ini diharapkan akan semakin memberikan tren positif baik kepada pasar modal Indonesia pada khususnya.
Kenaikan rating yang diberikan Moody juga diharapkan, memberi efek baik terhadap perekonomian domestik serta kepercayaan investor akan investasi di Indonesia. Seperti yang dikatakan dalam risetnya, Moody's menerangkan dinaikkannya level peringkat utang Indonesia disebabkan kerangka kebijakan pemerintah yang dinilai mengalami peningkatan kredibilitas dan efektivitasnya yang kondusif terhadap stabilitas makroekonomi.
Moody's juga menyatakan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang hati-hati serta pembuatan penyangga keuangan menguatkan keyakinan lembaga pemeringkat itu terhadap ketahanan pemerintah Indonesia dan kapasitasnya untuk merespon guncangan.
Sepanjang pekan ini, investor asing kembali melakukan jual bersih dengan nilai Rp1,59 triliun. Sehingga sepanjang tahun ini investor asing telah mengakumulasikan jual bersih senilai Rp26,48 triliun. Dua perusahaan melakukan pencatatan saham perdana pada pekan ini, yakni PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) yang tercatat sebagai emiten ke-6 di tahun ini atau ke-571 di BEI, dan PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) sebagai emiten ke-7 di tahun ini atau ke-572 di BEI.
Selain itu ada 3 pencatatan obligasi korporasi pada pekan ini. Pencatatan obligasi pertama yakni Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap IV Tahun 2018 yang diterbitkan oleh PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk dengan nilai nominal Rp793 miliar. Lalu ada pencatatan Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap III yang diterbitkan PT Federal International pada Kamis (12/4) dengan nilai nominal Rp3 triliun.
Terakhir ada pencatatan Obligasi Berkelanjutan III Sumber Alfaria Trijaya Secara Bertahap Tahap III Tahun 2018 yang diterbitkan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dengan nilai nominal Rp1 triliun pada Jumat (13/4). Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2018 mencapai 20 emisi dari 18 emiten senilai Rp34,86 triliun.
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 353 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp399,47 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 113 Emiten. Sebanyak 93 seri Surat Berharga Negara (SBN) telah tercatat di BEI dengan nilai nominal Rp2.174,73 triliun dan USD200 juta, serta 10 emisi Efek Beragun Aset senilai Rp9,70 triliun.
Rata-rata nilai transaksi harian saham di BEI selama sepekan terakhir juga mengalami peningkatan 16,55% menjadi Rp6,90 triliun dari Rp5,92 triliun sepekan sebelumnya. Tercatat rata-rata volume transaksi harian saham di BEI pada pekan ini juga naik 12,89% menjadi 9,28 miliar unit saham dari 8,22 miliar unit saham sepekan sebelumnya.
Selain itu rata-rata frekuensi transaksi harian saham di BEI pada pekan ini juga naik 8,24% menjadi 383,71 ribu kali transaksi dari 354,48 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya. Kenaikan satu level peringkat utang Indonesia menjadi stabil dari sebelumnya positif, oleh lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investors Service jelang akhir pekan ini diharapkan akan semakin memberikan tren positif baik kepada pasar modal Indonesia pada khususnya.
Kenaikan rating yang diberikan Moody juga diharapkan, memberi efek baik terhadap perekonomian domestik serta kepercayaan investor akan investasi di Indonesia. Seperti yang dikatakan dalam risetnya, Moody's menerangkan dinaikkannya level peringkat utang Indonesia disebabkan kerangka kebijakan pemerintah yang dinilai mengalami peningkatan kredibilitas dan efektivitasnya yang kondusif terhadap stabilitas makroekonomi.
Moody's juga menyatakan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang hati-hati serta pembuatan penyangga keuangan menguatkan keyakinan lembaga pemeringkat itu terhadap ketahanan pemerintah Indonesia dan kapasitasnya untuk merespon guncangan.
Sepanjang pekan ini, investor asing kembali melakukan jual bersih dengan nilai Rp1,59 triliun. Sehingga sepanjang tahun ini investor asing telah mengakumulasikan jual bersih senilai Rp26,48 triliun. Dua perusahaan melakukan pencatatan saham perdana pada pekan ini, yakni PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) yang tercatat sebagai emiten ke-6 di tahun ini atau ke-571 di BEI, dan PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) sebagai emiten ke-7 di tahun ini atau ke-572 di BEI.
Selain itu ada 3 pencatatan obligasi korporasi pada pekan ini. Pencatatan obligasi pertama yakni Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap IV Tahun 2018 yang diterbitkan oleh PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk dengan nilai nominal Rp793 miliar. Lalu ada pencatatan Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap III yang diterbitkan PT Federal International pada Kamis (12/4) dengan nilai nominal Rp3 triliun.
Terakhir ada pencatatan Obligasi Berkelanjutan III Sumber Alfaria Trijaya Secara Bertahap Tahap III Tahun 2018 yang diterbitkan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dengan nilai nominal Rp1 triliun pada Jumat (13/4). Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2018 mencapai 20 emisi dari 18 emiten senilai Rp34,86 triliun.
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 353 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp399,47 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 113 Emiten. Sebanyak 93 seri Surat Berharga Negara (SBN) telah tercatat di BEI dengan nilai nominal Rp2.174,73 triliun dan USD200 juta, serta 10 emisi Efek Beragun Aset senilai Rp9,70 triliun.
(akr)