Tahun 2025, Ekonomi Indonesia Capai USD150 Miliar per Tahun
A
A
A
JAKARTA - Schneider Electric, perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi, mengajak para pelaku industri, pembuat kebijakan dan asosiasi untuk melakukan percepatan dalam transformasi digital.
Melalui digitalisasi, Schneider Electric memperkirakan Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi hingga USD150 miliar per tahun pada 2025.
"Transformasi digital merupakan solusi untuk efisiensi karena 20 tahun dari sekarang, diperkirakan konsumsi energi akan meningkat 1,5 kali. Dan di saat yang bersamaan, kita harus mengurangi setengah dari total emisi karbon dan melakukan efisiensi tiga kali lebih besar dari saat ini," ujar Luc Remont, executive vice president International Operations Schneider Electric dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/4/2018).
Melalui Innovation Summit, kata dia, Schneider Electric berbagi pengetahuan dan keahlian dengan para pelaku industri dan pembuat kebijakan di Indonesia, untuk dapat melakukan percepatan dalam industri 4.0.
"Digitalisasi di Indonesia telah mengubah cara berbisnis dan berinteraksi dengan pelanggan serta menjadi agenda prioritas Pemerintah Indonesia melalui program Making Indonesia 4.0, termasuk pengelolaan energi dan otomasi," imbuhnya.
Country President Indonesia Schneider Electric, Xavier Denoly menilai, era teknologi disruptif menuntut para pemangku kepentingan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Dengan pengelolaan energi yang tepat akan berdampak langsung pada efisiensi biaya operasional dan memberikan nilai tambah dalam proses produksi.
Dia mencontohkan, dalam tiga tahun terakhir, hampir 50% proyek bangunan baru terhubung dengan EcoStruxure Building. "Sebesar 80% pelanggan pusat data dikelola dengan EcoStruxure IT, dan lebih dari 1.200 gardu listrik PLN dimonitor dengan dukungan dari EcoStruxure Grid," sebutnya.
EcoStruxure memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis melalui efisiensi operasional dan pengurangan biaya energi hingga 60%, pengurangan biaya integrasi hingga 50%, dan pengurangan hingga 30% biaya operasional.
Melalui digitalisasi, Schneider Electric memperkirakan Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi hingga USD150 miliar per tahun pada 2025.
"Transformasi digital merupakan solusi untuk efisiensi karena 20 tahun dari sekarang, diperkirakan konsumsi energi akan meningkat 1,5 kali. Dan di saat yang bersamaan, kita harus mengurangi setengah dari total emisi karbon dan melakukan efisiensi tiga kali lebih besar dari saat ini," ujar Luc Remont, executive vice president International Operations Schneider Electric dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/4/2018).
Melalui Innovation Summit, kata dia, Schneider Electric berbagi pengetahuan dan keahlian dengan para pelaku industri dan pembuat kebijakan di Indonesia, untuk dapat melakukan percepatan dalam industri 4.0.
"Digitalisasi di Indonesia telah mengubah cara berbisnis dan berinteraksi dengan pelanggan serta menjadi agenda prioritas Pemerintah Indonesia melalui program Making Indonesia 4.0, termasuk pengelolaan energi dan otomasi," imbuhnya.
Country President Indonesia Schneider Electric, Xavier Denoly menilai, era teknologi disruptif menuntut para pemangku kepentingan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Dengan pengelolaan energi yang tepat akan berdampak langsung pada efisiensi biaya operasional dan memberikan nilai tambah dalam proses produksi.
Dia mencontohkan, dalam tiga tahun terakhir, hampir 50% proyek bangunan baru terhubung dengan EcoStruxure Building. "Sebesar 80% pelanggan pusat data dikelola dengan EcoStruxure IT, dan lebih dari 1.200 gardu listrik PLN dimonitor dengan dukungan dari EcoStruxure Grid," sebutnya.
EcoStruxure memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis melalui efisiensi operasional dan pengurangan biaya energi hingga 60%, pengurangan biaya integrasi hingga 50%, dan pengurangan hingga 30% biaya operasional.
(ven)