BI-7 Days Repo Rate Tetap Bertahan di Level 4,25%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI-7 days Reverse Repo Rate di level 4,25%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 3,50% dan Lending Facility tetap sebesar 5,00%. Hal ini diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 April 2018 dan mulai efektif berlaku sejak 20 April 2018.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo yang baru resmi menjabat mengungkapkan, kebijakan tersebut konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta turut mendukung perkembangan ekonomi domestik.
"Kebijakan konsisten ini menjaga stabilitas makro di tengah meningkatkan eksternal perdagangan. Kebijakan sebelumnya didukung program prudensial dan pembayaran untuk perkembangan domestik.Kita akan menjaga stabiltas ekonomi untuk yang kuat dan berkesinambungan," katanya di Gedung BI, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Menurutnya, sejumlah risiko tetap perlu diwaspadai, baik yang bersumber dari domestik maupun dari eksternal. Seperti inflasi yang bakal dijaga di angka 3,4 serta menekankan pihaknya bakal terus waspada.
"Kita melihat dari semua risiko dan keputusan ini melihat potensi resiko serta mengarah pada inflasi, nilai tukar hingga keseimbangan current account. Risiko itu tetap ada, namun demikan sasaran inflasi akan tercapai kedepan dan masuk 3,5%," katanya.
Untuk itu, BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan proses menjaga stabilitas ekonomi yang sedang berlangsung. BI juga semakin memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta penguatan pelaksanaan reformasi struktural.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo yang baru resmi menjabat mengungkapkan, kebijakan tersebut konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta turut mendukung perkembangan ekonomi domestik.
"Kebijakan konsisten ini menjaga stabilitas makro di tengah meningkatkan eksternal perdagangan. Kebijakan sebelumnya didukung program prudensial dan pembayaran untuk perkembangan domestik.Kita akan menjaga stabiltas ekonomi untuk yang kuat dan berkesinambungan," katanya di Gedung BI, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Menurutnya, sejumlah risiko tetap perlu diwaspadai, baik yang bersumber dari domestik maupun dari eksternal. Seperti inflasi yang bakal dijaga di angka 3,4 serta menekankan pihaknya bakal terus waspada.
"Kita melihat dari semua risiko dan keputusan ini melihat potensi resiko serta mengarah pada inflasi, nilai tukar hingga keseimbangan current account. Risiko itu tetap ada, namun demikan sasaran inflasi akan tercapai kedepan dan masuk 3,5%," katanya.
Untuk itu, BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan proses menjaga stabilitas ekonomi yang sedang berlangsung. BI juga semakin memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta penguatan pelaksanaan reformasi struktural.
(akr)