Politik dan Perang Dagang Menghantui Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

Kamis, 19 April 2018 - 20:35 WIB
Politik dan Perang Dagang...
Politik dan Perang Dagang Menghantui Stabilitas Nilai Tukar Rupiah
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengantisipasi dampak kondisi politik dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang terus menghantui stabilitas nilai tukar rupiah. Selain itu BI juga akan terus memperhatikan kenaikan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Fund Rate) dalam menjaga rupiah.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, rupiah masih akan mendapatkan tekanan dari beberapa faktor baik dari internal maupun eksternal. Dalam hal ini, terang dia adanya politik dan perang dagang masih bisa menghantui stabilitas nilai tukar rupiah.

"Memang pengaruh nilai tukar sama kayak emerging, sangat ditentukan pergerakan yang terjadi di AS. Pemulihan AS cukup cepat dari perkiraan sehingga menggambarkan potensi inflasi naik dan menggambarkan FFR dinaikkan dari tiga kali," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Kamis (19/4/2018).

"Kemudian ada perang dagang yang mempengaruhi dan menimbulkan tekanan eksternal, belum kondisi geopolitik lain. Nilai tukar rupiah sampai 2018 ada tekanan sama dengan gobal di kawasan," sambungnya.

Dia menyebutkan bahwa pergerakan rupiah masih akan terpengaruh dengan sentimen luar. Namun, BI pun akan menjaga stabiltas rupiah di pasar. "Tidak bisa lepas dari pergerakan mata uang dunia. Kami akan menjaga di pasar," tegasnya.

Nilai tukar rupiah tercatat mengalami depresiasi pada Maret 2018 namun kemudian bergerak stabil pada paruh pertama April 2018. Pada Maret 2018, secara rata-rata harian rupiah terdepresiasi 1,13%. Tekanan terhadap rupiah terutama disebabkan oleh perbaikan indikator ekonomi AS yang diikuti ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga FFR yang lebih agresif, serta risiko berlanjutnya perang dagang AS-China.
(akr)
Berita Terkait
Rupiah Menguat 1,21%,...
Rupiah Menguat 1,21%, Bos BI: Lebih Perkasa dari Peso Filipina dan Baht Thailand Cs
Rupiah Sentuh Rp15.533/USD,...
Rupiah Sentuh Rp15.533/USD, Gubernur BI Sebut Lebih Kuat Dibanding Peso, Rupee dan Baht
Rupiah Tembus Rp16.420...
Rupiah Tembus Rp16.420 per USD, Bos BI Ungkap Apa yang Terjadi
Gubernur BI: Rupiah...
Gubernur BI: Rupiah Terus Menguat Kalahkan Malaysia, Filipina dan Thailand
Rupiah Ditutup Melemah...
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.597 per Dolar AS Sore Ini
BI Pangkas Suku Bunga,...
BI Pangkas Suku Bunga, Rupiah Stagnan di Rp15.335 per Dolar AS
Berita Terkini
BNI Pimpin Kredit Sindikasi...
BNI Pimpin Kredit Sindikasi Rp1,84 Triliun Bangun Pabrik Mobil Listrik VinFast di Subang
35 menit yang lalu
Sukses di Cianjur, Model...
Sukses di Cianjur, Model Kewirausahaan Kementan Dilirik Delegasi Internasional
1 jam yang lalu
United Tractors Tanggapi...
United Tractors Tanggapi Serius Soal Banjir Produk Alat Berat dari China
2 jam yang lalu
Gubernur Lemhannas Sebut...
Gubernur Lemhannas Sebut Tarif Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
3 jam yang lalu
Rhenald Kasali Mundur...
Rhenald Kasali Mundur dari Komut Pos Indonesia, Ini Sosok Penggantinya
4 jam yang lalu
Minggu Mager, Harga...
Minggu Mager, Harga Emas Antam Tetap di Rp1.965.000 per Gram
5 jam yang lalu
Infografis
Korea Utara Pamerkan...
Korea Utara Pamerkan Kapal Perang Perusak Berbobot 5 Ribu Ton
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved