Kemendag Minta Produk Indonesia Berkualitas Internasional
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan hari ini meluncurkan Trade Expo Indonesia (TEI) 2018, yang rencananya akan digelar pada 24-28 Oktober 2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten. Pameran dagang yang digelar untuk ke-33 kalinya ini, menjadi salah satu upaya strategis dan komitmen pemerintah dalam meningkatkan ekspor secara berkesinambungan dan mendiversifikasi pasar ekspor.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, TEI 2018 juga merupakan pameran business to business (B2B) terbesar di Indonesia, sekaligus one stop business bagi buyer yang mencari produk dari Tanah Air dengan kualitas tinggi dan berdaya saing.
"TEI adalah barometer peningkatan citra dan ekspor Indonesia yang berkesinambungan. TEI menyediakan produk berdaya saing dan menunjukkan kesiapan Indonesia dalam bermitra dengan para pelaku usaha di seluruh dunia untuk mengembangkan bisnis di kancah perdagangan global. Untuk itu, kita harus mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan TEI agar lebih baik dari sebelumnya," katanya di Gedung Kemendag, Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Dia optimis hasil TEI 2018 akan berkontribusi signifikan bagi kinerja ekspor Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Mengingat, pada tahun lalu TEI berhasil melampaui target transaksi yang dipatok di USD1,10 miliar dengan membukukan transaksi sebesar USD1,41 miliar. Capaian tersebut naik 37,36% dibanding perolehan transaksi di TEI 2016 yang sebesar USD1,02 miliar.
"TEI adalah etalase produk-produk Indonesia. Untuk itu, produk yang dipamerkan harus memiliki kualitas dan standar internasional sehingga akan terus tertanam di benak buyer dan calon buyer bahwa Indonesia adalah penghasil produk dengan kualitas dan desain yang baik, dan itu bisa didapat di TEI," tandasnya.
Sekadar informasi, tahun lalu nilai ekspor nonmigas Indonesia mencapai USD153,07 miliar. Nilai ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sekitar USD132,08 miliar. Capaian tersebut merupakan titik balik kinerja ekspor Indonesia, dimana sejak 2012, nilai ekspor Indonesia terus mengalami penurunan. Dan baru tahun lalu, meningkat signifikan sebesar 15,89% atau jauh melampuai target yang ditentukan sebesar 5,6%.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, TEI 2018 juga merupakan pameran business to business (B2B) terbesar di Indonesia, sekaligus one stop business bagi buyer yang mencari produk dari Tanah Air dengan kualitas tinggi dan berdaya saing.
"TEI adalah barometer peningkatan citra dan ekspor Indonesia yang berkesinambungan. TEI menyediakan produk berdaya saing dan menunjukkan kesiapan Indonesia dalam bermitra dengan para pelaku usaha di seluruh dunia untuk mengembangkan bisnis di kancah perdagangan global. Untuk itu, kita harus mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan TEI agar lebih baik dari sebelumnya," katanya di Gedung Kemendag, Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Dia optimis hasil TEI 2018 akan berkontribusi signifikan bagi kinerja ekspor Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Mengingat, pada tahun lalu TEI berhasil melampaui target transaksi yang dipatok di USD1,10 miliar dengan membukukan transaksi sebesar USD1,41 miliar. Capaian tersebut naik 37,36% dibanding perolehan transaksi di TEI 2016 yang sebesar USD1,02 miliar.
"TEI adalah etalase produk-produk Indonesia. Untuk itu, produk yang dipamerkan harus memiliki kualitas dan standar internasional sehingga akan terus tertanam di benak buyer dan calon buyer bahwa Indonesia adalah penghasil produk dengan kualitas dan desain yang baik, dan itu bisa didapat di TEI," tandasnya.
Sekadar informasi, tahun lalu nilai ekspor nonmigas Indonesia mencapai USD153,07 miliar. Nilai ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sekitar USD132,08 miliar. Capaian tersebut merupakan titik balik kinerja ekspor Indonesia, dimana sejak 2012, nilai ekspor Indonesia terus mengalami penurunan. Dan baru tahun lalu, meningkat signifikan sebesar 15,89% atau jauh melampuai target yang ditentukan sebesar 5,6%.
(ven)