Tak Ada Dirut Definitif Munculkan Ketidakpastian di Pertamina
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Kardaya Warnika menyayangkan keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang tidak langsung menunjuk Direktur Utama (Dirut) definitif PT Pertamina (Persero), pascadicopotnya Elia Massa Manik. Pasalnya, tak adanya orang yang menjabat sebagai dirut definitif bisa membuat ketidakpastian bagi bisnis perseroan.
Pascamencopot Elia Massa Manik dan empat direksi lainnya, Rini tak lantas menunjuk dirut Pertamina yang baru. Dia hanya menunjuk empat direktur baru yang turut mengalami pelengseran bersama Elia Massa, sementara posisi dirut saat ini diemban sementara oleh Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina Nicke Widyawati sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina.
"Ini sebetulnya antara definitif dan Plt itu bedanya hanya satu. Kalau Plt itu nanti akan ditentukan definitifnya jadi masih menimbulkan ketidakpastian," katanya kepada SINDOnews di Jakarta, Sabtu (21/4/2018).
Sebagai perusahaan migas besar, sambung Kardaya, Pertamina tentu memiliki mitra usaha yang sangat banyak baik dari dalam maupun luar negeri. Tanpa adanya Dirut definitif, para calon mitra tentu akan menimbang kembali rencana kerja samanya dengan BUMN migas tersebut.
"Kan Pertamina sebagai sebuah perusahaan yang besar pasti dia akan bermitra dengan perusahaan lain, biasanya pihak lain yang sebagai mitra itu akan melihat ini paling tidak kebijakan ini akan ganti nggak atau bagaimana kedepannya. Kalau pimpinannya belum definitif biasanya calon mitra itu masih melihat," imbuh dia.
Sebab, tambahnya, pimpinan tertinggi nantinya akan merefleksikan kebijakan yang akan diambilnya. Jika saat ini posisi tertinggi di Pertamina hanya ditempati oleh pelaksana tugas, maka ditakutkan nanti kebijakan akan kembali berubah setelah adanya dirut yang baru.
"Kalau mau masuk dia pasti akan lihat dulu, karena pimpinan tertinggi itu akan mencerminkan dan merefleksikan mau kemana arah kebijakan nya. Jadi sesuatu yang masih sementara itu biasanya mengurangi kepercayaan terhadap institusinya sendiri," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk memberhentikan Elia Massa Manik dari posisinya sebagai Direktur Utama Pertamina. Hal ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Pertamina yang digelar kemarin.
Deputi bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, saat ini pihaknya belum menentukan Dirut Pertamina definitif pengganti Elia Massa. Untuk sementara, posisi Dirut ditempati oleh Nicke Widyawati sebagai Plt Dirut dan merangkap sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina.
"Sementara Plt Dirut sekaligus Direktur SDM adalah bu Nicke sambil menunggu pejabat definitif," katanya dalam konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Pascamencopot Elia Massa Manik dan empat direksi lainnya, Rini tak lantas menunjuk dirut Pertamina yang baru. Dia hanya menunjuk empat direktur baru yang turut mengalami pelengseran bersama Elia Massa, sementara posisi dirut saat ini diemban sementara oleh Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina Nicke Widyawati sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina.
"Ini sebetulnya antara definitif dan Plt itu bedanya hanya satu. Kalau Plt itu nanti akan ditentukan definitifnya jadi masih menimbulkan ketidakpastian," katanya kepada SINDOnews di Jakarta, Sabtu (21/4/2018).
Sebagai perusahaan migas besar, sambung Kardaya, Pertamina tentu memiliki mitra usaha yang sangat banyak baik dari dalam maupun luar negeri. Tanpa adanya Dirut definitif, para calon mitra tentu akan menimbang kembali rencana kerja samanya dengan BUMN migas tersebut.
"Kan Pertamina sebagai sebuah perusahaan yang besar pasti dia akan bermitra dengan perusahaan lain, biasanya pihak lain yang sebagai mitra itu akan melihat ini paling tidak kebijakan ini akan ganti nggak atau bagaimana kedepannya. Kalau pimpinannya belum definitif biasanya calon mitra itu masih melihat," imbuh dia.
Sebab, tambahnya, pimpinan tertinggi nantinya akan merefleksikan kebijakan yang akan diambilnya. Jika saat ini posisi tertinggi di Pertamina hanya ditempati oleh pelaksana tugas, maka ditakutkan nanti kebijakan akan kembali berubah setelah adanya dirut yang baru.
"Kalau mau masuk dia pasti akan lihat dulu, karena pimpinan tertinggi itu akan mencerminkan dan merefleksikan mau kemana arah kebijakan nya. Jadi sesuatu yang masih sementara itu biasanya mengurangi kepercayaan terhadap institusinya sendiri," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk memberhentikan Elia Massa Manik dari posisinya sebagai Direktur Utama Pertamina. Hal ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Pertamina yang digelar kemarin.
Deputi bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, saat ini pihaknya belum menentukan Dirut Pertamina definitif pengganti Elia Massa. Untuk sementara, posisi Dirut ditempati oleh Nicke Widyawati sebagai Plt Dirut dan merangkap sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina.
"Sementara Plt Dirut sekaligus Direktur SDM adalah bu Nicke sambil menunggu pejabat definitif," katanya dalam konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (20/4/2018).
(fjo)