Generali Indonesia Catat Laba Bersih Rp61,3 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Generali Indonesia membukukan total premi sebesar Rp3,2 triliun dengan pertumbuhan premi bruto mencapai 21% dibanding tahun sebelumnya. Laba bersih yang dicapai sebesar Rp61,3 miliar hanya dalam 8 tahun beroperasi. Pesatnya pertumbuhan perusahaan asuransi asal Italia tersebut didukung oleh inovasi produk serta layanan yang berkesinambungan.
Jumlah dana kelolaan meningkat sebesar 31% menjadi Rp4,4 triliun berkat kinerja yang positif. Sementara rasio solvabilitas berada di posisi 317% atau 2,6 kali lipat dibanding minimum 120% yang ditetapkan pemerintah.
Premi bruto berada di posisi Rp3,2 triliun, atau naik 21% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp2,6 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja produk unit link yang tumbuh 27% sebesar Rp2,7triliun. Sedangkan pembayaran klaim kesehatan dan kematian nasabah sebesar Rp544,5 miliar, meningkat sebesar 32% dari tahun sebelumnya sebesar Rp413,4 miliar.
CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman mengatakan, pertumbuhan yang bagus pada 2017 menunjukkan kekuatan Generali Indonesia di tengah persaingan yang sangat ketat industri asuransi di Indonesia.
“Setiap tahun kami berkembang dengan didorong oleh berbagai inovasi baru yang disesuaikan dengan perubahan kebutuhan nasabah dan perkembangan teknologi. Inovasi-inovasi dalam hal produk, proses dan layanan inilah yang terus mendukung pertumbuhan jalur distribusi yang kami miliki, baik keagenan, bancassurance maupun bisnis grup,” papar Edy dalam konferensi pers di kantor pusat Generali Indonesia di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Menurut Edy, tahun 2018 Generali Indonesia fokus memperkuat produk dan proses automasi atau digitalisasi, baik untuk nasabah maupun mendukung penjualan. “Selain iPLAN Syariah dengan fitur wakaf yang kami luncurkan awal tahun ini, kami juga akan terus memperbai produk-produk asuransi kesehatan untuk menjawab kebutuhan keuangan nasabah kami pada setiap segmen dalam tiap tahap kehidupan mereka, termasuk manfaat asuransi tambahan Medical Plan yang kami luncurkan hari ini. Kami yakin pengembangan di atas akan semakin memperkuat posisi kami dalam mengembangkan sayap di industri asuransi Tanah Air,” papar Edy yang merintis Generali Indonesia dari nol.
Jalur distribusi bancassurance masih menjadi kontributor premi terbesar dengan total kontribusi 46%, sedangkan dari keagenan menyumbang 44%, sisanya 10% dari bisnis group business dari total premi bruto. [aris]
Jumlah dana kelolaan meningkat sebesar 31% menjadi Rp4,4 triliun berkat kinerja yang positif. Sementara rasio solvabilitas berada di posisi 317% atau 2,6 kali lipat dibanding minimum 120% yang ditetapkan pemerintah.
Premi bruto berada di posisi Rp3,2 triliun, atau naik 21% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp2,6 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja produk unit link yang tumbuh 27% sebesar Rp2,7triliun. Sedangkan pembayaran klaim kesehatan dan kematian nasabah sebesar Rp544,5 miliar, meningkat sebesar 32% dari tahun sebelumnya sebesar Rp413,4 miliar.
CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman mengatakan, pertumbuhan yang bagus pada 2017 menunjukkan kekuatan Generali Indonesia di tengah persaingan yang sangat ketat industri asuransi di Indonesia.
“Setiap tahun kami berkembang dengan didorong oleh berbagai inovasi baru yang disesuaikan dengan perubahan kebutuhan nasabah dan perkembangan teknologi. Inovasi-inovasi dalam hal produk, proses dan layanan inilah yang terus mendukung pertumbuhan jalur distribusi yang kami miliki, baik keagenan, bancassurance maupun bisnis grup,” papar Edy dalam konferensi pers di kantor pusat Generali Indonesia di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Menurut Edy, tahun 2018 Generali Indonesia fokus memperkuat produk dan proses automasi atau digitalisasi, baik untuk nasabah maupun mendukung penjualan. “Selain iPLAN Syariah dengan fitur wakaf yang kami luncurkan awal tahun ini, kami juga akan terus memperbai produk-produk asuransi kesehatan untuk menjawab kebutuhan keuangan nasabah kami pada setiap segmen dalam tiap tahap kehidupan mereka, termasuk manfaat asuransi tambahan Medical Plan yang kami luncurkan hari ini. Kami yakin pengembangan di atas akan semakin memperkuat posisi kami dalam mengembangkan sayap di industri asuransi Tanah Air,” papar Edy yang merintis Generali Indonesia dari nol.
Jalur distribusi bancassurance masih menjadi kontributor premi terbesar dengan total kontribusi 46%, sedangkan dari keagenan menyumbang 44%, sisanya 10% dari bisnis group business dari total premi bruto. [aris]
(poe)