Rupiah Melemah, Sri Mulyani Ingin Tingkatkan Ekspor Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus melemah belakangan ini, menjadi perhatian banyak kalangan. Karena itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawato menyatakan pemerintah akan melakukan antisipasi perubahan kebijakan suku bunga.
Dan terkait pelemahan rupiah ini, Sri Mulyani hakul yakin defisit APBN 2018 akan tetap terjaga pada level 2,19% sesuai dengan APBN.
"The Fed (bank sentral Amerika Serikat) akan mengkonfirmasikan kenaikan suku bunga, meski tetap akan dilakukan secara hati-hati. Berarti kita harus mengantisipasi bahwa lingkungan global berubah secara cukup ketat di dalam jangka waktu 6-12 bulan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Sri Mulyani menambahkan, terjadinya perubahan dalam lingkungan global dan regional harus bisa dimanfaatkan oleh ekonomi Indonesia, terutama di sektor ekspor manufaktur. Karena kebijakan Amerika akan berpengaruh ke seluruh dunia.
"Kita harus mengambil manfaat. Dengan penguatan dolar, ekspor kita harus bisa dipacu lebih bagus. Karena kesempatannya hari ini, mumpung pertumbuhan ekonomi global lagi positif. Permintaan dari negara-negara, pertumbuhannya lagi tinggi. Jadi, ekspor terutama dari manufaktur harus dipacu," tukasnya.
Dan terkait pelemahan rupiah ini, Sri Mulyani hakul yakin defisit APBN 2018 akan tetap terjaga pada level 2,19% sesuai dengan APBN.
"The Fed (bank sentral Amerika Serikat) akan mengkonfirmasikan kenaikan suku bunga, meski tetap akan dilakukan secara hati-hati. Berarti kita harus mengantisipasi bahwa lingkungan global berubah secara cukup ketat di dalam jangka waktu 6-12 bulan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Sri Mulyani menambahkan, terjadinya perubahan dalam lingkungan global dan regional harus bisa dimanfaatkan oleh ekonomi Indonesia, terutama di sektor ekspor manufaktur. Karena kebijakan Amerika akan berpengaruh ke seluruh dunia.
"Kita harus mengambil manfaat. Dengan penguatan dolar, ekspor kita harus bisa dipacu lebih bagus. Karena kesempatannya hari ini, mumpung pertumbuhan ekonomi global lagi positif. Permintaan dari negara-negara, pertumbuhannya lagi tinggi. Jadi, ekspor terutama dari manufaktur harus dipacu," tukasnya.
(ven)