Trump Tunda Tarif Tinggi Impor Baja dan Alumunium Bagi 3 Negara
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memperpanjang negosiasi terkait tarif impor untuk komoditas baja dan aluminium selama 30 hari dengan Kanada, Uni Eropa (UE) dan Meksiko. Serta dikabarkan juga telah mencapai kesepakatan bersama Argentina, Brazil serta Australia.
Seperti dilansir BBC, Selasa (1/5/2018) sejak Maret 2018, lalu Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif sebesar 25% untuk impor baja AS dan 10% bagi aluminium untuk seluruh negara di dunia. Selanjutnya beberapa negara kemudian dibebaskan sementara dari kebijakan tarif tersebut di antaranya Kanada, UE dan Meksiko.
Uni Eropa mengatakan keputusan menunda tarif impor bakal memperpanjang ketidakpastian pasar yang tentunya berdampak kepada bisnis. Lebih lanjut UE mengaku membuka lebar diskusi, meski memperingatkan. ""Sebagai mitra lama dan teman dari AS, kami tidak akan bernegosiasi di bawah ancaman," bunyi pernyataan UE.
China sendiri tidak termasuk dalam pengecualian, untuk kemudian membalas lewat penerapan tarif impor tinggi untuk beberapa produk asal Negeri Paman Sam -julukan AS-. Menanggapi aksi balasan China, Trump menanggapinya dengan menerapkan lebih luas tarif impor tinggi AS terhadap Beijing hingga meningkatkan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Di sisi lain, Korea Selatan (Korsel) mendapatkan pengecualian tanpa batas dengan imbalan potongan 30% ekspor baja ke AS. "Dalam semua perundingan ini, pemerintah fokus pada kuota yang akan menahan impor, mencegah transshipment dan melindungi keamanan nasional," kata sebuah pernyataan dari Gedung Putih.
Lebih lanjut pemerintah AS menerangkan, rincian perjanjian dengan Argentina, Brasil dan Australia akan "segera diselesaikan". Sedangkan Kanada dan Meksiko sebelumnya telah diberikan pengecualian hingga 1 Mei, saat pembicaraan berlangsung di atas NAFTA (Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara), seperti juga Argentina, Australia, Brasil dan UE. Pembicaraan tersebut akan dimulai minggu depan.
Seperti dilansir BBC, Selasa (1/5/2018) sejak Maret 2018, lalu Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif sebesar 25% untuk impor baja AS dan 10% bagi aluminium untuk seluruh negara di dunia. Selanjutnya beberapa negara kemudian dibebaskan sementara dari kebijakan tarif tersebut di antaranya Kanada, UE dan Meksiko.
Uni Eropa mengatakan keputusan menunda tarif impor bakal memperpanjang ketidakpastian pasar yang tentunya berdampak kepada bisnis. Lebih lanjut UE mengaku membuka lebar diskusi, meski memperingatkan. ""Sebagai mitra lama dan teman dari AS, kami tidak akan bernegosiasi di bawah ancaman," bunyi pernyataan UE.
China sendiri tidak termasuk dalam pengecualian, untuk kemudian membalas lewat penerapan tarif impor tinggi untuk beberapa produk asal Negeri Paman Sam -julukan AS-. Menanggapi aksi balasan China, Trump menanggapinya dengan menerapkan lebih luas tarif impor tinggi AS terhadap Beijing hingga meningkatkan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Di sisi lain, Korea Selatan (Korsel) mendapatkan pengecualian tanpa batas dengan imbalan potongan 30% ekspor baja ke AS. "Dalam semua perundingan ini, pemerintah fokus pada kuota yang akan menahan impor, mencegah transshipment dan melindungi keamanan nasional," kata sebuah pernyataan dari Gedung Putih.
Lebih lanjut pemerintah AS menerangkan, rincian perjanjian dengan Argentina, Brasil dan Australia akan "segera diselesaikan". Sedangkan Kanada dan Meksiko sebelumnya telah diberikan pengecualian hingga 1 Mei, saat pembicaraan berlangsung di atas NAFTA (Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara), seperti juga Argentina, Australia, Brasil dan UE. Pembicaraan tersebut akan dimulai minggu depan.
(akr)