April 2018, Kota Manado Inflasi 1,09%
A
A
A
MANADO - Pada April 2018, Kota Manado di Sulawesi Utara mengalami inflasi sebesar 1,09%, inflasi tahun kalender sebesar 2,28% dan inflasi year on year sebesar 2,24%.
Hal ini terlihat dari data perkembangan indeks harga konsumen/inflasi Kota Manado bulan April 2018, yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Rabu (2/5/2018).
Kepala BPS Sulut Moh Edy Mahmud menjelaskan, perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan April 2018 secara umum mengalami peningkatan.
"Kota Manado mengalami inflasi sebesar 1,09% atau terjadi peningkatan IHK dari 130,23 pada bulan Maret 2018 menjadi 131,65 di bulan April 2018," ujar Edy.
BPS Sulut mencatat, inflasi Kota Manado pada April 2018, terjadi karena adanya peningkatan indeks pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 6,22% dan kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,05%.
"Secara detail, komoditas yang memberikan dorongan inflasi terbesar yaitu tomat sayur. Satu komoditas ini saja sudah memberikan dorongan inflasi sebesar 1,2089%. Jadi dapat dikatakan inflasi di bulan April lebih disebabkan kenaikan harga tomat sayur yang relatif tinggi," ungkap Edy.
Sedangkan kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok pengeluaran kesehatan masing-masing, menurut Edy, mengalami penurunan indeks sebesar -2,28%, -0,08% dan -0,01%.
"Kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan atau relatif stabil pada April 2018 adalah kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan kesehatan dan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga," jelas Edy.
Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi, Marthedy Tenggehi menambahkan, adapun kota-kota indeks harga konsumen (IHK) di wilayah Pulau Sulawesi yang berjumlah 11 kota, pada April 2018 tercatat 9 kota yang mengalami inflasi, dan 2 kota yang mengalami deflasi.
Inflasi yang tertinggi terjadi di Kota Palopo sebesar 0,58% dan inflasi terendah terjadi di Kota Kendari dan Pare-pare sebesar 0,05%. "Deflasi tertinggi terjadi di Kota Gorontalo sebesar 0,84% dan deflasi terendah terjadi di Kota Palu sebesar 0,31%," pungkasnya.
Hal ini terlihat dari data perkembangan indeks harga konsumen/inflasi Kota Manado bulan April 2018, yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Rabu (2/5/2018).
Kepala BPS Sulut Moh Edy Mahmud menjelaskan, perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan April 2018 secara umum mengalami peningkatan.
"Kota Manado mengalami inflasi sebesar 1,09% atau terjadi peningkatan IHK dari 130,23 pada bulan Maret 2018 menjadi 131,65 di bulan April 2018," ujar Edy.
BPS Sulut mencatat, inflasi Kota Manado pada April 2018, terjadi karena adanya peningkatan indeks pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 6,22% dan kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,05%.
"Secara detail, komoditas yang memberikan dorongan inflasi terbesar yaitu tomat sayur. Satu komoditas ini saja sudah memberikan dorongan inflasi sebesar 1,2089%. Jadi dapat dikatakan inflasi di bulan April lebih disebabkan kenaikan harga tomat sayur yang relatif tinggi," ungkap Edy.
Sedangkan kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok pengeluaran kesehatan masing-masing, menurut Edy, mengalami penurunan indeks sebesar -2,28%, -0,08% dan -0,01%.
"Kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan atau relatif stabil pada April 2018 adalah kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan kesehatan dan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga," jelas Edy.
Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi, Marthedy Tenggehi menambahkan, adapun kota-kota indeks harga konsumen (IHK) di wilayah Pulau Sulawesi yang berjumlah 11 kota, pada April 2018 tercatat 9 kota yang mengalami inflasi, dan 2 kota yang mengalami deflasi.
Inflasi yang tertinggi terjadi di Kota Palopo sebesar 0,58% dan inflasi terendah terjadi di Kota Kendari dan Pare-pare sebesar 0,05%. "Deflasi tertinggi terjadi di Kota Gorontalo sebesar 0,84% dan deflasi terendah terjadi di Kota Palu sebesar 0,31%," pungkasnya.
(ven)