Pendapatan Naik 13%, Hartadinata Raih Laba Rp191,6 miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencatat total pendapatan pada 2017 naik 13% menjadi Rp2,48 triliun. Dengan ini, perseroan meraih laba operasional Rp191,6 miliar atau meningkat 7,83% dibanding dengan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp177,7 miliar.
Direktur Utama Hartadinata Abadi Sandra Sunanto menjelaskan, penjualan yang diraih merupakan hasil dari pihak wholesaler yang memberikan kontribusi 91,66% dan dari toko milik sendiri 8,33%, serta adanya tambahan pendapatan dari imbalan waralaba 0,01%.
"Pada tahun 2017, perseroan sudah mampu menangkap peluang pasar dengan baik. Berbagai inisiatif strategis dilakukan guna mencapai tujuan perseroan," ujarnya melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Sandra menyampaikan, saat ini Hartadinata selaku produsen dan penyedia perhiasan emas sudah mendistribusikan produk melalui 33 wholesaler, termasuk 600 lebih jaringan ritel, dan 22 toko sendiri dengan komposisi 90:10 dari total penjualan untuk setiap saluran distribusi.
Sebelum IPO, kata dia, perseroan hanya memiliki outlet di Jawa, namun setelahnya, mulai berekspansi ke beberapa kota di Indonesia seperti Medan, Batam, Palembang, Pontianak, Jakarta, Semarang, Solo, Bali, Surabaya dan Makassar.
Selama tahun 2017, Hartadinata telah membuka 11 toko perhiasan emas baru, yang terdiri dari dua toko ACC milik sendiri dan empat toko ACC dengan sistem waralaba di daerah Bandung, Jakarta dan Batam.
Selain itu, ada lima toko ACC yang bekerja sama dengan Matahari Department Store yang bertujuan membuka saluran distribusi yang mudah diakses serta untuk meningkatkan daya saing dalam memasuki pasar-pasar baru di seluruh kota di Indonesia.
Dia menambahkan, perseroan tahun ini juga telah membuka satu gerai baru untuk kalangan menengah atas, yang rencananya juga akan dikembangkan di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Tingginya kontribusi kelas menengah bawah tersebut menjadi pertimbangan untuk terus meningkatkan penetrasi produk di pasar kelas ini.
"Rencana ke depannya, perseroan akan terus memperkuat penetrasi pasar nasional melalui perluasan jaringan retail maupun wholesaler ke seluruh kota di Indonesia. Peningkatan penjualan yang dicapai didominasi oleh pasar perhiasan dengan kadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah, yang memberikan kontribusi sebesar 70,3% terhadap total produk yang dipasarkan perseroan," pungkas Sandra.
Saat ini, perseroan memiliki empat pabrik yang berlokasi di Jawa Barat untuk memproduksi seluruh perhiasan emas yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia. Pabrik ini memiliki total kapasitas produksi setiap bulan sebesar 2.500 kg dan sampai saat ini, produksi yang dilakukan tiap bulan mencapai 747 kg meningkat dibanding tahun 2016 yaitu sebesar 665 kg.
Direktur Utama Hartadinata Abadi Sandra Sunanto menjelaskan, penjualan yang diraih merupakan hasil dari pihak wholesaler yang memberikan kontribusi 91,66% dan dari toko milik sendiri 8,33%, serta adanya tambahan pendapatan dari imbalan waralaba 0,01%.
"Pada tahun 2017, perseroan sudah mampu menangkap peluang pasar dengan baik. Berbagai inisiatif strategis dilakukan guna mencapai tujuan perseroan," ujarnya melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Sandra menyampaikan, saat ini Hartadinata selaku produsen dan penyedia perhiasan emas sudah mendistribusikan produk melalui 33 wholesaler, termasuk 600 lebih jaringan ritel, dan 22 toko sendiri dengan komposisi 90:10 dari total penjualan untuk setiap saluran distribusi.
Sebelum IPO, kata dia, perseroan hanya memiliki outlet di Jawa, namun setelahnya, mulai berekspansi ke beberapa kota di Indonesia seperti Medan, Batam, Palembang, Pontianak, Jakarta, Semarang, Solo, Bali, Surabaya dan Makassar.
Selama tahun 2017, Hartadinata telah membuka 11 toko perhiasan emas baru, yang terdiri dari dua toko ACC milik sendiri dan empat toko ACC dengan sistem waralaba di daerah Bandung, Jakarta dan Batam.
Selain itu, ada lima toko ACC yang bekerja sama dengan Matahari Department Store yang bertujuan membuka saluran distribusi yang mudah diakses serta untuk meningkatkan daya saing dalam memasuki pasar-pasar baru di seluruh kota di Indonesia.
Dia menambahkan, perseroan tahun ini juga telah membuka satu gerai baru untuk kalangan menengah atas, yang rencananya juga akan dikembangkan di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Tingginya kontribusi kelas menengah bawah tersebut menjadi pertimbangan untuk terus meningkatkan penetrasi produk di pasar kelas ini.
"Rencana ke depannya, perseroan akan terus memperkuat penetrasi pasar nasional melalui perluasan jaringan retail maupun wholesaler ke seluruh kota di Indonesia. Peningkatan penjualan yang dicapai didominasi oleh pasar perhiasan dengan kadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah, yang memberikan kontribusi sebesar 70,3% terhadap total produk yang dipasarkan perseroan," pungkas Sandra.
Saat ini, perseroan memiliki empat pabrik yang berlokasi di Jawa Barat untuk memproduksi seluruh perhiasan emas yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia. Pabrik ini memiliki total kapasitas produksi setiap bulan sebesar 2.500 kg dan sampai saat ini, produksi yang dilakukan tiap bulan mencapai 747 kg meningkat dibanding tahun 2016 yaitu sebesar 665 kg.
(fjo)