IHSG Masih Rawan Koreksi Sepanjang Pekan Ini

Senin, 07 Mei 2018 - 14:24 WIB
IHSG Masih Rawan Koreksi...
IHSG Masih Rawan Koreksi Sepanjang Pekan Ini
A A A
JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini diprediksi masih rawan koreksi. Hal ini karena masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang diperkirakan terus berlanjut.

Pekan lalu, IHSG melemah 0,34 % atau di bawah dari pekan sebelumnya yang turun 6,6%. Sedangkan pada penutupan perdagangan Jumat (4/5/2018) lalu, IHSG melorot 66,39 poin atau 1,13% ke level 5.792,34. Adapun high level dalam perdagangan yang tercatat mencapai 6.012 di bawah sebelumnya 6.360. Sedangkan level terendah mencapai 5.768 dari sebelumnya 5.885.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan pekan ini pergerakan IHSG masih harus diwaspadai. Diperkirakan indeks akan berada di kisaran level support 5.700-5.725 dan resisten pada 5.812-5.825. Ini lebih rendah dibandingkan dengan pekan sebelumnya di level support 5.825-5.886 dan resisten 5.966-5.987. "Secara teknikal indeks akan melanjutkan tren koreksi. Indeks masih bergerak turun dan berada di area jenuh jual atau oversold," ujar Reza, Minggu (6/5/2018).

Dia menilai, masih ada kekhawatiran pasar yang membuat IHSG kembali kehilangan kesempatan untuk kembali menguat meski posisinya telah berada di area oversold. Minimnya sentimen positif yang signifikan untuk mampu mengangkat IHSG, membuat pelaku pasar kembali melakukan aksi jualnya sehingga pelemahan masih terjadi."Diharapkan sentimen dari dalam negeri masih ada yang lebih positif, terutama Rupiah yang diharapkan dapat lebih terbatas penurunannya," katanya. Menurutnya, peluang indeks rebound (menguat kembali) dapat terjadi jika didukung aksi beli. Namun, jika yang terjadi aksi jual, maka pelaku pasar harus tetap mewaspadai kembalinya potensi pelemahan.
Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman mengatakan, indeks berpeluang untuk sesi lanjutan koreksi dengan prediksi mampu tembus level 5.700 menuju level 5.600 pekan ini. "Sepekan ke depan (pekan ini) indeks masih potensi koreksi akibat sentimen negatif dari berlanjutnya pelemahan Rupiah terhadap USD," kata Norico.

Sementaraitu, analis OCBC Sekuritas Liga Maradona memprediksi IHSG pekan ini memiliki potensi menguat di kisaran 5.700 hingga 5.895. Dia mengatakan, ada sentimen pendorong dari data non-farmpayroll di AS yang akan rilis pada akhir pekan. Diperkirakan hasilnya akan di bawah ekspektasi pasar sehingga nilai mata uang dolar terhadap mata uang lainnya berpotensi akan melemah. "Ini membuat investor cenderung mengalihkan investasi mereka ke aset yang berisiko seperti saham dan komoditas," ujar Maradona di Jakarta, Minggu (6/5/2018).

Sebelumnya pergerakan IHSG di sepanjang pekan lalu masih melanjutkan pelemahan. Meski pada pertemuan The Fed masih mempertahankan tingkat suku bunganya, tapi tidak langsung membuat laju rupiah dan pasar obligasi membaik sehingga pelaku pasar pun masih mengamankan posisi dan aksi jual yang berujung pada pelemahan pun tidak terelakan.

Meski diselingi hari libur Mayday, tapi IHSG mampu bangkit dan menapak di zona hijau. Menghijaunya kembali bursa saham Asia meski tidak dibarengi dengan pelemahan bursa saham AS sebelumnya dan kembali terdepresiasinya rupiah membantu IHSG berbalik positif. Masih adanya sejumlah berita positif emiten, terutama dari perkiraan membaiknya kinerja kuartal pertama 2018, juga turut membantu IHSG berbalik positif.Rilis inflasi sebesar 0,1% (MoM) yang lebih rendah dari bulan sebelumnya dan masih adanya aksi beli pelaku pasar cukup membantu IHSG untuk bisa berbalik ke zona hijau meski tipis. Adapun pergerakan rupiah yang kembali terdepresiasi dan masih adanya aksi jual asing tidak terlalu menghalangi IHSG untuk kembali ke zona hijau.

Pascamenguat, laju IHSG berbalik melemah. Kembali melemahnya laju bursa saham AS berimbas negatif pada pergerakan IHSG. Meski The Fed tidak menaikkan tingkat suku bunganya, tapi pandangannya terhadap potensi kenaikan inflasi AS memberikan dampak pada kembali menguatnya laju USD. Akibatnya rupiah terkena dampaknya sehingga kembali terdepresiasi.

Di sisi lain, pelaku pasar kembali panik dengan aksi jualnya sehingga IHSG kembali anjlok. Adanya sejumlah berita positif dari para emiten tampaknya tidak mampu menghalau masifnya aksi jual. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (nett sell) Rp2,69 triliun dari pekan sebelumnya nett sell Rp5,3 triliun. Masih maraknya aksi jual membuat posisi transaksi asing menjadi net sell karena hingga pekan kemarin membuat nilai transaksi asing tercatat jual bersih Rp35,5 triliun di atas sebelumnya yang masih net sell Rp32,81 triliun (YTD).

(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0712 seconds (0.1#10.140)