Kepemilikan Saham Lippo di Meikarta 50%
A
A
A
JAKARTA - CEO Lippo Group James Riady menegaskan kepemilikan saham Lippo di proyek Meikarta tetap sebesar 50%. "Kepemilikan kami tetap 50%, karena memang untuk pengembangan proyek, kami menggandeng mitra," tegasnya di Jakarta, Selasa (8/5/2018).
James mengungkapkan, Lippo Group tidak pernah menjual porsi kepemilikan sahamnya menjadi 27% di proyek senilai Rp278 triliun itu. "Kalau ada kabar seperti itu, berarti itu hoax," tegasnya.
James juga menyangkal jika proses pembangunan dihentikan oleh kontraktor. "Beredar surat dari Total tentang penghentian itu. Itu hoax, sangat disayangkan karena tentu akan mengganggu investasi," paparnya.
Lippo Group menambah mitra-mitra asing untuk berinvestasi di kawasan Meikarta. Selain menggandeng sembilan perusahaan global di bidang logistik dan fintech dengan investasi USD300 juta, ada 10 institusi yang masuk ke Meikarta.
Ke-10 institusi itu bergerak di bidang pendidikan, kesehatan dan teknologi yang berasal dari Amerika Serikat (AS), Inggris dan negara kawasan Asia. Mereka menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan total nilai investasi mencapai USD550 juta.
Mitra baru tersebut membangun pusat pendidikan dan kesehatan yang diproyeksikan menjadi terbesar di kawasan ASEAN.
James mengungkapkan, Lippo Group tidak pernah menjual porsi kepemilikan sahamnya menjadi 27% di proyek senilai Rp278 triliun itu. "Kalau ada kabar seperti itu, berarti itu hoax," tegasnya.
James juga menyangkal jika proses pembangunan dihentikan oleh kontraktor. "Beredar surat dari Total tentang penghentian itu. Itu hoax, sangat disayangkan karena tentu akan mengganggu investasi," paparnya.
Lippo Group menambah mitra-mitra asing untuk berinvestasi di kawasan Meikarta. Selain menggandeng sembilan perusahaan global di bidang logistik dan fintech dengan investasi USD300 juta, ada 10 institusi yang masuk ke Meikarta.
Ke-10 institusi itu bergerak di bidang pendidikan, kesehatan dan teknologi yang berasal dari Amerika Serikat (AS), Inggris dan negara kawasan Asia. Mereka menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan total nilai investasi mencapai USD550 juta.
Mitra baru tersebut membangun pusat pendidikan dan kesehatan yang diproyeksikan menjadi terbesar di kawasan ASEAN.
(ven)