Pendidikan Vokasi Industri, Menperin Gandeng Taiwan dan Singapura
A
A
A
PALEMBANG - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meneken penandatanganan kerja sama sebanyak 290 perjanjian, dalam upaya meningkatkan pendidikan vokasi serta dengan menggandeng Taiwan serta Singapura. Beberapa perusahaan industri bisa melakukan pembinaan terhadap satu SMK sesuai dengan program keahlian terkait dengan sektor industri.
"Kami telah bekerja sama dengan Institute of Technical Education (ITE) Singapura untuk pelatihan guru produktif bidang teknik permesinan, teknik instalasi pemanfaatan tenaga listrik dan otomatisasi industri sebanyak 100 orang. Kemudian, kerja sama dengan Formosa Training Center Taiwan untuk pelatihan sebanyak 100 guru di bidang machine tools," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di Palembang, Jumat (11/5/2018).
Selain itu, sebanyak 12 perusahaan memberikan hibah peralatan praktik kepada 110 SMK di Sumatera Bagian Selatan. Peningkatan kompetensi guru disampaikan Menperin sebagai tindak lanjut dari peluncuran program pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK. "Kemenperin telah melakukan beberapa kegiatan pada tahun 2018. Di antaranya adalah melaksanakan program peningkatan kompetensi guru produktif," katanya.
Kerja sama juga dilakukan dengan lembaga pendidikan dan pelatihan di dalam negeri, yang melibatkan sebanyak 700 guru produktif. “Bahkan, kami memfasilitasi program magang guru di industri sebanyak 1.000 orang dan penyediaan silver expert hingga 50 orang,” lanjut Airlangga.
Di samping itu, program tindak lanjut lainnya yakni penyelarasan kurikulum dan modul pembelajaran sesuai dengan kebutuhan industri sebanyak 34 kompetensi keahlian. Selanjutnya, pemberian bantuan peralatan praktikum untuk SMK, dari kegiatan peluncuran pada tahap I-V kepada 410 SMK dari 80 perusahaan industri, serta kepada 74 SMK di Jawa Timur dan Jawa Tengah dari realokasi anggaran Kemenperin tahun 2017.
Menperin menambahkan, dalam upaya memacu industri nasional untuk mengembangkan pendidikan vokasi, pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan mengenai pemberian insentif fiskal berupa pengurangan penghasilan kena pajak sebesar 200 persen dari biaya yang dikeluarkan.
“Jadi, super deductible tax ini diberikan kepada industri yang membangun workshop, laboratorium, training center atau teaching factory, dan menyelenggarakan kegiatan vokasi serta memfasilitasi praktik kerja industri bagi siswa dan magang bagi guru SMK,” tegasnya.
"Kami telah bekerja sama dengan Institute of Technical Education (ITE) Singapura untuk pelatihan guru produktif bidang teknik permesinan, teknik instalasi pemanfaatan tenaga listrik dan otomatisasi industri sebanyak 100 orang. Kemudian, kerja sama dengan Formosa Training Center Taiwan untuk pelatihan sebanyak 100 guru di bidang machine tools," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di Palembang, Jumat (11/5/2018).
Selain itu, sebanyak 12 perusahaan memberikan hibah peralatan praktik kepada 110 SMK di Sumatera Bagian Selatan. Peningkatan kompetensi guru disampaikan Menperin sebagai tindak lanjut dari peluncuran program pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK. "Kemenperin telah melakukan beberapa kegiatan pada tahun 2018. Di antaranya adalah melaksanakan program peningkatan kompetensi guru produktif," katanya.
Kerja sama juga dilakukan dengan lembaga pendidikan dan pelatihan di dalam negeri, yang melibatkan sebanyak 700 guru produktif. “Bahkan, kami memfasilitasi program magang guru di industri sebanyak 1.000 orang dan penyediaan silver expert hingga 50 orang,” lanjut Airlangga.
Di samping itu, program tindak lanjut lainnya yakni penyelarasan kurikulum dan modul pembelajaran sesuai dengan kebutuhan industri sebanyak 34 kompetensi keahlian. Selanjutnya, pemberian bantuan peralatan praktikum untuk SMK, dari kegiatan peluncuran pada tahap I-V kepada 410 SMK dari 80 perusahaan industri, serta kepada 74 SMK di Jawa Timur dan Jawa Tengah dari realokasi anggaran Kemenperin tahun 2017.
Menperin menambahkan, dalam upaya memacu industri nasional untuk mengembangkan pendidikan vokasi, pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan mengenai pemberian insentif fiskal berupa pengurangan penghasilan kena pajak sebesar 200 persen dari biaya yang dikeluarkan.
“Jadi, super deductible tax ini diberikan kepada industri yang membangun workshop, laboratorium, training center atau teaching factory, dan menyelenggarakan kegiatan vokasi serta memfasilitasi praktik kerja industri bagi siswa dan magang bagi guru SMK,” tegasnya.
(akr)